Sabtu, 14 Mei 2011

Impor India melemahkan harga batubara

Impor India melemahkan harga batubara
JAKARTA. Harga batubara melorot mengikuti penurunan minyak mentah. Nilai kontrak batubara untuk pengiriman Juni 2011 di Bursa ICE, Newcastle, Australia, Kamis (12/5), melemah 1,15% menjadi US$ 120,55 per ton.

"Karena harga minyak sedang bearish, pemakai bahan bakar juga mulai meninggalkan batubara," kata Apelles R.T. Kawengian, Kepala Divisi Pengembangan Bisnis dan Produk Monex Investindo Futures, Kamis (12/5).

Sebagai substitusi minyak mentah, pergerakan harga batubara tentu berkorelasi dengan laju harga emas hitam tersebut. Harga minyak masih bergerak fluktuatif di bawah US$ 100 per barel dalam sepekan terakhir.

Nilai kontrak harian minyak jenis West Texas Intermediate untuk pengiriman Juni 2011 di bursa New York, Jumat (13/5) pukul 14.00 WIB, sempat turun 0,12% menjadi US$ 98,77 per barel.Tapi pada pukul 16.30 WIB, harga minyak WTI bangkit menuju US$ 99,85 per barel.

Ibrahim, Analis Senior Harvest International Futures, menambahkan, penurunan harga batubara disinyalir karena laporan impor batubara India dari Afrika Selatan juga mengalami penurunan.

India merupakan salah satu negara konsumen batubara terbesar di dunia. Permintaan India terhadap batubara menyusut lantaran otoritas setempat memperketat kebijakan moneter. Maklumlah, laju inflasi di India cukup tinggi. "Inflasi India selama April sekitar 9%," imbuh Ibrahim.

Bank sentral India pun menaikkan tingkat bunga acuan jadi 6,5% demi menahan laju inflasi. Di kuartal III nanti, Ibrahim memprediksi inflasi India bisa 12%. Apelles memperkirakan harga batubara sampai akhir semester pertama tahun ini bergerak di kisaran US$ 115-US$ 120 per ton, dengan kecenderungan bergerak flat sementara tren harga yang terus melemah.

Pergerakan harga batubara selalu terjaga dan tidak volatil seperti halnya pergerakan harga minyak mentah lantaran terhindar dari spekulasi pelaku pasar. Laju harga batubara lebih didominasi permintaan dan penawaran.

Perkiraan penurunan harga minyak mentah pada pekan depan diyakini bakal menghambat kenaikan harga batubara. Harga minyak mentah diprediksi kembali anjlok selama pekan depan. Pemicu utamanya adalah meningkatnya cadangan minyak di Amerika Serikat.

Laporan mingguan Departemen Energi AS per 11 Maret 2011 menyatakan, persediaan minyak mentah bertambah sebanyak 3,78 juta barel menjadi 370,30 juta barel. Ini adalah level tertinggi persediaan cadangan minyak mentah AS sejak Mei 2009.

Selain itu, persediaan bensin juga meningkat 1,28 juta barel menjadi 205,8 juta dalam tujuh hari terakhir. Permintaan bensin ikut melorot 1,3% menjadi 8,83 juta per hari, atau level terendahnya sejak Februari lalu.

Sedangkan total konsumsi bahan bakar di Negeri Paman Sam menyusut 0,9% menjadi 18,2 juta barel per hari, atau level terendahnya sejak Juni 2009. "Pelemahan permintaan dan kenaikan persediaan cadangan minyak mentah masih akan berlanjut," kata Tim Evans, Analis Energi Citi Future Perspective di New York seperti dikutip Bloomberg, kemarin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar