Rabu, 17 Agustus 2011

Wall Street tertekan karena rencana Eropa membebankan pajak transaksi keuangan

Wall Street tertekan karena rencana Eropa membebankan pajak transaksi keuangan
NEW YORK. Setelah berhasil reli selama tiga hari, bursa saham Amerika Serikat (AS) tumbang hari ini. Wall Street tertekan seiring rencana pemimpin Jerman dan Perancis mengusulkan adanya pajak transaksi keuangan, serta menolak menjual obligasi Euro untuk menghentikan krisis utang yang mengancam pertumbuhan ekonomi.

Indeks Standard & Poor's 500 ditutup turun 1% ke 1.192,76, pada pukul 4 sore di New York. Sementara, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) tergelincir 0,7% ke level 11.405,93. Saham-saham sektor keuangan mengalami tekanan terbesar di S&P 500. Saham Citigroup turun 4,3%, sementara saham Bank of America merosot 4,6%.

Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy menyebut akan memperketat aturan defisit di zona Euro untuk mengatasi krisis utang. Keduanya menolak menjual obligasi, dan menambah dana talangan yang sebesar 440 miliar euro. Mereka bahkan mengusulkan batas utang dicantumkan dalam hukum nasional zona Euro. Tak hanya itu, Merkel dan Sarkozy juga berencana mengusulkan kembali pengenaan pajak transaksi keuangan, yang sempat ditolak pada 2010 silam.

Ahli strategi investasi dari Oakbrook Investments Peter Jankovskis menyebut, persoalan di Eropa akan terus menggantung hingga para pemimpin Eropa mencapai kebijakan yang realistis. Dia bilang, indikator ekonomi yang dirilis di Eropa hari ini mengecewakan. "Sementara, pemerintah Eropa justru melakukan program yang tidak benar-benar bisa mengatasi persoalan tersebut," ujarnya hari ini, di Illinois.

Sebelumnya, negara-negara di zona Euro melaporkan pertumbuhan ekonominya di kuartal kedua melambat dari yang diperkirakan. Produk domestik bruto kawasan Euro hanya naik 0,2% dari kuartal pertama, meleset dari perkiraan para ekonom yang sebesar 0,3%.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar