Jumat, 14 Oktober 2011

Sesi Dua, Pilih Saham 'Second Liner'

INILAH.COM, Jakarta - Koreksi pada perdagangan siang ini akan berlanjut hingga penutupan. Saham-saham lapis dua dapat menjadi pilihan menarik, di tengah profit taking investor.

Pada sesi pertama perdagangan Jumat (14/10), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 12,66poin (0,34%) ke level 3.662,726. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang turun 2,09 poin (0,32%) ke angka 649,959.

Laju indeks siang ini sangat ramai, didukung oleh volume transaksi yang tercatat mencapai 1.504 miliar lembar saham di pasar reguler dan total mencapai 2.486miliar. Sementara itu, nilai transaksi mencapai Rp 1.250 triliun di pasar reguler dan total Rp 1.209 triliun dan frekuensi 56,686kali. Sebanyak 103 saham menguat, sedangkan 86 saham melemah dan 73saham stagnan.

Hanya saja, koreksi indeks siang ini, justru diwarnai aksi beli asing yang mencatatkan transaksi nilai beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp 55.5 miliar. Rinciannya, transaksi beli mencapai Rp 1,9 triliun sedangkan transaksi jual sebesar Rp 1,8 triliun miliar.

Mayoritas sektor saham mendukung pelemahan indeks. Saham sektor infrastruktur memimpin koreksi 0,97%, disusul aneka industri 0,76%, pertambangan 0,65%, properti 0,58%, konsumsi dan perdagangan, masing-masing turun 0,40% dan manufaktur 0,33%. Hanya sektor perkebunan yang naik 0,40%, disusul industri dasar 0,34% dan keuangan 0,07%.

Analis Panin Securities Purwoko Sartono memperkirakan, indeks saham domestik akan bergerak variatif cenderung melemah hingga penutupan sore nanti. “Indeks akan bergerak dalam kisaran support 3.650 dan 3.685 sebagai level resistance-nya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Jumat (14/10).

Menurut Purwoko, variatifnya pergerakan indeks hari ini semata dipicu oleh peralihan investor (swing) dari saham-saham bluechip ke saham-saham second liner dan third liner.

Sementara itu, lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings yang menurunkan rating empat bank Eropa, dinilai tidak berpengaruh banyak pada pergerakan indeks. Begitu pula dengan lembaga pemeringkat Standard & Poor's Rating Service yang menurunkan peringkat Spanyol 1 noth dari "AA" menjadi "AA-" dengan outlook negatif.

Ia menilai, faktor-faktor yang diakibatkan tingginya pengangguran, kondisi finansial yang lebih ketat dan melemahnya perekonomian negara mitra dagangutang Spanyolini, sudah terdiskon di market. “Ada sih ada, tapi pengaruhnya tidak signifikan. Jadi, secara umum, variatifnya indeks karena memang sentimen positifnya sudah berakhir,” tandasnya.

Dalam situasi ini, Purwoko merekomendasikan positif saham-saham second liner. Saham-saham pilihannya adalah PT Polychem Indonesia (ADMG), PT Energi Mega Persada (ENRG) dan PT BISI Internasional (BISI). “Saya rekomendasikan trading buy saham-saham tersebut,” imbuh Purwoko. [ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar