Jumat, 14 Oktober 2011

Stagnasi Ekonomi Negara Besar Bertahan Hingga 2012

Medium
INILAH.COM, Jakarta - Stagnasi yang terjadi di banyak negara ekonomi terbesar dunia akan bertahan tahun depan, dengan beberapa peluang yang signifikan menghadapi resesi.

Hal ini dilaporkan Reuters dalam sebuah jajak pendapat yang dilakukan terhadap 350 ekonom.

Setelah awal yang menjanjikan, 2011 telah berubah menjadi kekecewaan besar bagi negara ekonomi kaya dunia, yang telah tertatih-tatih oleh kombinasi berbahaya dari kekerasan, krisis utang, bencana alam dan kebuntuan politik.

Didukung oleh figur pelemahan perdagangan China kemarin, yang mengacu pada perlambatan ekonomi global yang mendalam. Survei triwulanan pada bulan Oktober menyimpulkan pelemahan pertumbuhan dari negara ekonomi G7 yang bisa berlanjut hingga tahun depan dan seterusnya.

Perekonomian dunia akan tumbuh 3,8 persen pada 2011, jajak pendapat menunjukkan, dan hanya 3,6 persen tahun depan - kontras dengan 4,3 persen dan 4,1 persen dari perkiraan survei triwulanan terakhir pada bulan Juli.

Tetapi bahkan tingkat pertumbuhan bisa tergantung pada kemajuan di beberapa negara ekonomi besar dunia, seperti krisis utang zona euro dan menemukan cara untuk mendorong pertumbuhan di Amerika Serikat.

"Jarang memiliki prospek ekonomi sangat sensitif terhadap keputusan politisi di kedua sisi Atlantik ini," kata Peter Hooper, kepala ekonom di Deutsche Bank Securities, dalam sebuah laporan risetnya. "Apakah itu adalah kompleksitas dari pencapaian kesepakatan bulat di antara 17 anggota zona euro atau adegan politik Amerika Serikat yang semakin terpolarisasi, risiko politik mungkin menjadi sumber terbesar dari guncangan ekonomi global saat ini."

Pejabat zona euro pada hari Rabu menunjukkan bahwa mereka bersedia untuk mengambil setidaknya langkah kecil ke depan dalam rencana untuk mencegah deafult Yunani, dengan mengharuskan bank untuk menerima kerugian hingga 50 persen pada kepemilikan utang di Yunani.

Di Amerika Serikat, Senat AS mengalahkan paket penciptaan lapangan kerja Presiden Barack Obama, pertanda bahwa Washington mungkin terlalu lumpuh untuk mengambil langkah-langkah utama untuk merangsang pasar tenaga kerja sebelum pemilu 2012.

Kanada harus melihat pada beberapa tingkat pertumbuhan terkuat dibandingkan dengan rekan G7 tahun ini dan berikutnya. Meskipun prospek pertumbuhan telah gelap, sama dengan pasar utama lainnya, sektor perbankan yang sehat dan ekonomi berbasis komoditas harus memberikan itu sebuah batasan, dengan pertumbuhan sekitar 2,2 persen yang terlihat tahun ini dan 2,4 persen pada 2012.

Tapi Italia, didera dengan pertempuran politik, langkah-langkah penghematan dan ketakutan pasar tentang kemampuannya untuk membiayai utang, menunjukkan akan masuk ke dalam resesi tahun depan, dan akan kehilangan target fiskal pemerintah.

Pertumbuhan ekonomi AS terlihat kemungkinan naik perlahan pada akhir tahun, meskipun analis tidak memungkiri bahwa ada satu dalam tiga kesempatan di AS untuk bisa terjadi resesi. "Kami telah melangkah kembali dari jurang, data yang kami dapatkan bahwa perekonomian tidak sedang terjun bebas," kata Scott Brown, kepala ekonom di Raymond James.

Zona euro menghadapi 40% kemungkinan resesi lain akibat kekhawatiran yang menggunung bahwa krisis utang akan meningkat lebih lanjut.

Analis memperkirakan ekonomi zona euro hanya tumbuh 0,9 persen tahun depan, setelah 1,6 persen pada 2011. "Indikator utama menunjukkan kondisi ekonomi yang lebih lemah. Sentimen Survei memburuk di semua sektor-sektor utam ekonomi zona euro, dengan latar belakang sebuah ketidakpastian yang sangat tinggi dan ketegangan pasar keuangan," kata Ken Wattret di BNP Paribas.

Jepang, dipaksa ke dalam resesi akibat gempa dan tsunami pada bulan Maret, melihat prospek ekonomi yang lebih rendah untuk bulan keempat berturut-turut, meningkatkan krisis utang zona euro. "Ekpor Jepang melemah dari Oktober hingga Desember karena perlambatan ekonomi di Eropa dan AS, yang akan mempengaruhi belanja modal perusahaan," kata Yuichi Kodama, kepala ekonom di Meiji Yasuda Life Insurance.

Namun, responden jajak pendapat memprediksikan pertumbuhan akan berada di 2,2 persen selama tahun fiskal 2012-2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar