Jumat, 14 Oktober 2011

Saham-saham Rekomendasi Jual di Tengah Koreksi

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Akhir pekan ini, bursa akan terus melemah karena investor mulai merealisasikan keuntungannya. Para analis pun merekomendasikan jual beberapa saham. Apa saja?

Pada sesi pertama perdagangan Jumat (14/10), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 12,66poin (0,34%) ke level 3.662,726.

Nico Omer Jonckheere dari Valbury Asia Securities mengatakan, bursa terkoreksi, dimana investor istirahat dengan melakukan profit taking. Mengingat IHSG telah rebound 12,4% dari level terendahnya pekan lalu, tak mengherankan bila indeks memasuki area overbought jangka pendek,” Negatifnya bursa eksternal regional dan global juga berimbas bagi IHSG,” ujarnya.

Sementara analis Panin Securities Purwoko Sartono mengatakan, pelemahan IHSG hingga penutupan sore nanti, dipicu peralihan investor dari saham-saham bluechip ke saham-saham second liner dan third liner. “Hal ini menyebabkan saham-saham lapis dua dan tiga yang bergerak lebih aktif,” katanya dihubungi terpisah.

Ia pun menyarankan investor untuk menghindari saham-saham unggulan. Terutama karena sejak kemarin mendapat tekanan, akibat aksi pasar yang merealisasikan keuntungan. “Saham-saham bluechip dihindari dulu, karean sedang diterpa profit taking akibat kenaikannya yang sudah tajam,”pungkasnya.

Di sisi lain, Yuganur Wijanarko, analis dari HD Capital menyarankan investor melepas saham-saham perbankan seperti Bank BCA (BBCA) dan Bank Mandiri (BMRI). Kemudian saham otomotif Astra International (ASII) dan saham infrastruktur Perusahaan Gas Negara (PGAS). “Rekomendasi sell untuk saham-saham ini,” katanya.

Menurutnya, pascabailout Yunani, ditakutkan akan terjadi krisis likuiditas interbank akibat kebutuhan rekapitaliasi perbankan Eropa yang terlibat. Sehingga, ada resiko penguatan dolar dan melemahnya rupiah, berlanjut pada koreksi IHSG. “Hari ini, IHSG akan bergerak pada support 3.575-3.350-3,290-3.220, dan resistance 3,725-3,850,”ujarnya.

Saham perbankan Bank BCA (BBCA) disarankan jual dengan target dapat mencapai Rp7.450 per lembarnya. Ia menilai, bila bank di Eropa mengalami krisis lending akibat kebutuhan rekapitalisasi pascabailout Yunani, maka akan berdampak negatif ke sektor perbankan Indonesia, terutama bank swasta seperti BBCA.

Sementara bank pemerintah Bank Mandiri (BMRI) direkomendasikan sell on strength dan menunggu koreksi yang akan datang. Posisi bank yang punya basis lending government bonds ini sangat rentan terhadap pergerakan rupiah. Hal ini ditambah kondisi yang overbought dalam posisi tren turun, sehingga perlu diwaspadai potensi reversal ke bawah. “Rekomendasi sell dengan target dapat mencapai Rp6.100,”katanya.

Yuga juga menyarankan investor melepas saham ASII. Menurutnya, beberapa downgrade proyeksi laba oleh analis fundamental asing untuk ASII sulit mendukung kenaikan lebih lanjut, “Sehingga bila masih ada penguatan lebih bijak keluar posisi dan menunggu swing bawah lagi,”ujarnya.

Adapun potensi pelemahan rupiah ke depan ditakutkan akan menaikan harga bahan baku pembuatan mobil yang masih impor, sehingga profit margin dapat turun untuk kuartal empat 2011. “ASII berpeluang terkoreksi hingga Rp61.000,” imbuhnya.

Saham lain yang direkomendasikan jual oleh Yuga adalah Perusahaan Gas Negara (PGAS). Emiten pemasok gas ke end user domestik ini diyakini sulit mempertahankan laba ke depan karena biaya gas yang dipakai dipatok dalam dolar AS dan perseroan kesulitan menaikkan harga secara sepihak. “Rekomendasi jual dengan target koreksi dapat mencapai Rp2.400,” pungkasnya.

Pada perdagangan Jumat (14/10) sesi pertama, saham BMRI ditutup di level Rp6.600, atau turun Rp50. BBCA stagnan di level Rp8000, ASII turun Rp850 ke Rp67.050 dan PGAS melemah Rp50 ke Rp2.675 per lembarnya. [ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar