Kamis, 10 November 2011

Krisis Italia Lebih Berbahaya Dibandingkan Yunani

Jakarta - Pemerintah Indonesia makin khawatir akan terjadinya krisis ekonomi global akibat krisis di Italia. Sebab, perekonomian Italia empat kali lebih besar dari Yunani.

Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati ketika ditemui di Istana Presiden, Jakarta, Kamis (10/11/2011).

"Kalau krisis yang di Italia betul terjadi, karena ekonominya kan lebih besar dibandingkan Yunani empat kalinya, maka implikasinya terhadap krisis global makin besar," jelasnya.

Untuk Indonesia, dampak krisis di Yunani dan Italia hampir sama yaitu menurunnya permintaan ekspor barang dan ujungnya akan menurunkan harga-harga komoditas.

Namun untuk sektor perbankan masih relatif aman. Besaran kredit bermasalah perbankan Indonesia masih rendah. Namun yang perlu diwaspadai adalah serbuan dana asing. Karena jika dana ini keluar tiba-tiba, maka bakal mengguncang sektor keuangan dalam negeri.

Anny mengatakan, dampak krisis ini sudah diprediksi sebelumnya oleh lembaga-lembaga internasional seperti Bank Dunia dan IMF. Pertumbuhan ekonomi dunia akan melambat dalam satu sampai dua tahun ke depan.

"Karena itu di 2012 kita sudah siapkan APBN untuk memitigasi krisis. Ada cadangan fiskal untuk kesejahteraan rakyat," jelas Anny.

Dia percaya ekonomi Indonesia bisa meredam krisis selama konsumsi masyarakat terjaga dan inflasi tidak terlalu tinggi.

Krisis di Italia memasuki babak baru seiring melonjaknya tingkat imbal hasil surat utang pemerintah. tingkat imbal hasil surat berharganya melonjak hingga 7,502 persen, tertinggi sejak euro diperkenalkan pada tahun 1999.

Investor terpaksa menjual surat-surat berharga Italia setelah kustodian Eropa menaikkan kolateral yang dibutuhkan untuk meminjam dengan surat utang itu.

Tingkat imbal hasil 7% adalah sama dengan negara-negara Eropa yang sedang mencari dana talangan akibat melonjaknya biaya-biaya utang seperti Irlandia dan Portugal.

Investor semakin khawatir ketidakstabilan kondisi politik setelah mundurnya Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi bisa menyebabkan reformasi ekonomi tertunda.

Jika krisis Italia memburuk, maka para pemimpin Eropa dan internasional harus berjuang untuk memberikan bailout yang cukup besar pada Italia yang merupakan negara terbesar ketika di kawasan Eropa. Padahal menurut seorang pejabat, kawasan Eropa tidak memiliki rencana untuk penyelamatan Italia.

(dnl/hen)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar