Kamis, 10 November 2011

Krisis Italia Memburuk, Wall Street Anjlok

New York - Bursa Wall Street kembali merosot lebih dari 3% menyusul melonjaknya tingkat imbal hasil surat utang Italia yang menandakan krisis dari Eropa terus memburuk.

Seluruh sektor di S&P melemah, dengan indeks finansial S&P terkena pukulan paling besar karena kekhawatiran seputar eksposure di surat berharga. Indeks finansial S&P anjlok hingga 5,4%.

Saham-saham di bursa Wall Street semakin bergejolak merespons perkembangan krisis Eropa yang semakin kompleks. Investor semakin kesulitan menjaga aliran berita-berita utama dan memberikan harga terkait bagaimana krisis ini mungkin akan berperan.

"Pasar telah berbalik menjadi derivatif terhadap apa yang terjadi di Eropa saat ini," ujar Craig Hodges, presiden Hodges Capital Management seperti dikutip dari Reuters, Kamis (10/11/2011).

Pada perdagangan Rabu (10/11/2011), indeks Dow Jones industrial average ditutup merosot 389,24 poin (3,20%) ke level 11.780,94. Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah 46,82 poin (3,67%) ke level 1.229,10 dan Nasdaq merosot 105,84 poin (3,88%) ke kevek 2.621,65.

"Yang mendominasi pergerakan pasar adalah para pialang harian dan orang-orang yang mencoba untuk meraup dan menyaring faksi desimal dari saham-saham," tambah Hodges.

Krisis Eropa yang telah menyebar ke Italia telah mencapai level baru. Sebuah sumber bahkan menyebutkan, Jerman dan Prancis sedang mendiskusikan sebuah rencana drastis, termasuk merombak Uni Eropa yang mungkin hasilnya adalah pembentukan kawasan Eropa yang lebih kecil.

Babak baru krisis di Italia terbuka setelah tingkat imbal hasil surat berharganya melonjak hingga 7,502 persen, tertinggi sejak euro diperkenalkan pada tahun 1999. Investor terpaksa menjual surat-surat berharga Italia setelah kustodian Eropa menaikkan kolateral yang dibutuhkan untuk meminjam dengan surat utang itu.

Tingkat imbal hasil 7% adalah sama dengan negara-negara Eropa yang sedang mencari dana talangan akibat melonjaknya biaya-biaya utang seperti Irlandia dan Portugal.

Saham General Motors Co merosot 10,9% menjadi US$ 22,31 setelah produsen otomotif itu tidak akan mencapai targetnya di Eropa akibat memburuknya kondisi di kawasan tersebut.

Sementara saham-saham sektor perbankan juga rontok, saham Morgan Stanley turun 9% menjadi US$ 15,76, Goldman Sach Grup merosot 8,2% menjadi US$ 99,67 dan Bank of America Corp merosot 5,7% menjadi US$ 6,16.

Perdagangan berjalan ramai, dengan transaksi di New York Stock Exchange mencapai 8,65 miliar lembar saham, di atas rata-rata harian yang sebesar 8,47 miliar lembar saham.

(qom/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar