Selasa, 06 Desember 2011

BI Rate dan KTT Eropa Masih Perlemah Rupiah

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (6/12) diprediksi melemah. Pasar masih meragukan hasil KTT Eropa dan antisipasi pemangkasan BI rate.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir memperkirakan, rupiah akan mengalami pelemahan terbatas. Salah satunya, karena hari ini, ada pertemuan Reserve Bank of Australia (RBA) yang diperkirakan akan memangkas suku bunga acuannya ke level 4,25% dari level 4,50%.

Karena itu, rupiah akan melemah. "Rupiah akan bergerak dalam kisaran 9.030-9.100 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Tapi, kata Firman, pada awal sesi, rupiah cenderung menguat. Sebab, semalam ada pidato dari Gubernur Fed of Chicago, Charles L Evans yang sedikit dovish sehingga memperlemah dolar AS. "Dovish adalah sebuah outlook ekonomi moneter yang secara umum mendukung suku bunga lebih rendah," ujarnya.

Hanya saja, lanjut Firman, hingga penutupan, pelemahan rupiah masih akan terjaga. Sebab, pasar ragu Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Uni Eropa pada Kamis (8/12) hingga Jumat (9/12) akan menghasilkan solusi jitu atas krisis utang Eropa. "Sebab, pasar berkaca pada pertemuan-pertemuan sebelumnya," paparnya.

Di sisi lain, kata Firman, pasar juga mengantisipasi kemungkinan Bank Indonesia memangkas BI rate sebesar 25-50 basis poin dari level saat 6% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Kamis (8/12).

Sementara itu, Firman menambahkan, data-data yang dirilis di AS sudah diprediksi variatif sehingga pengaruhnya netral ke market. "Indeks sektor jasa AS memang diprediksi meningkat, tapi angka pesanan pabriknya diperkirakan turun," imbuhnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (5/12) ditutup melemah 50 poin (0,55%) ke level 9.060/9.075 per dolar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar