Selasa, 24 Januari 2012

IHSG Uji Level, Simpan Saham Perbankan

INILAH.COM, Jakarta – Pasar modal pada Selasa (24/1) diperkirakan melanjutkan apresiasi menuju level tertinggi pekan lalu. Koleksi saham perbankan dan beberapa sektor lain.

Pengamat bursa saham Irwan Ariston Napitupulu memprediksikan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih bisa melanjutkan apresiasinya dan menguji level tertinggi pekan lalu pada 4.030, seiring penguatan bursa global.

Performa indeks Dow Jones juga mendukung penguatan bursa Asia setelah libur Tahun Baru China. Akhir pekan lalu, Dow rally mendekati puncak level tertingginya di 12.928, level tertinggi yang pernah tercapai pertengahan November 2011 lalu.

Sektor riil di Amerika Serikat (AS) mulai berbalik arah. Ini terlihat dari indikator-indikator ekonomi makro seperti penurunan klaim pengangguran serta membaiknya penjualan rumah, meski belum pulih sepenuhnya.

“Setidaknya ancaman resesi atau skenario resesi di Amerika hilang,” ujarnya, kepada INILAH.COM.

Sementara skenario hard lending di China belum sepenuhnya hilang. Sebab, soft lending yang diharapkan terjadi dengan langkah mengerem laju pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu, belum menampakkan hasil.

Perekonomian China masih tumbuh tinggi, yakni 8,9%. Di tengah kekhawatiran global China akan hard lending, pemerintah China kembali melonggarkan likuditas dengan menurunkan GWM rasio perbankannya. Sehingga, akan kembali memicu pertumbuhan ekonomi.

Sementara ini yang akan mempengaruhi fluktuasi pasar keuangan adalah situasi Eropa yang belum banyak berubah. Meski lelang obligasi sejumlah negara berhasil meraup likuiditas diatas perkiraan, dengan imbal hasil tinggi dan menyebabkan harga obligasi terpuruk.

Indikator mingguan IHSG masih berpeluang menembus 4.195. Dari sisi valuasi masih moderat, belum terlalu mahal tapi juga tidak murah lagi. Namun beberapa saham masih memiliki upside potensial, terutama dari sektor perbankan.

“Dalam kondisi normal sebelum sentimen krisis Eropa , saham perdagangan biasanya divaluasi dengan PER 15-17 kali. Saat ini perbankan Indonesia divaluasi dengan PER 13 kali,” lanjut Irwan.

Dalam kondisi ini, ia merekomendasikan saham sektor perbankan seperti Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Jabar Banten (BJRB) dan Bank Bukopin (BBKP). Kemudian saham-saham lainnya seperti Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) dan Indofood Sukses Makmur (INDF).

Selain itu juga saham Harum Energy (HRUM), Indika Energy (INDY), Bumi Resources (BUMI) dan Gajah Tunggal (GJTL). Irwan merekomendasikan beli selagi IHSG masih dibawah 4.000 karena sedang dalam tren bullish dan menguji level 4.030.

“Jika level tersebut pecah, maka konfirmasi bullish berlanjut ke level resistan 4.195,” tandasnya. [nat]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar