Rabu, 01 Februari 2012

Isu Iran masih Dorong Harga Minyak di Asia

Headline
INILAH.COM, Singapura - Minyak dunia pada perdagangan rabu (1/2) di Asia menguat dengan kekhawatiran ketegangan antara Iran dengan AS beserta sekutunya. Parlemen AS mendesak sanksi yang lebih tegas kepada Teheran.

Minyak mentah AS jenis light sweet naik 27 sen menjadi US$98,75 per barel melalui transaksi elektronik di New York Mercantile Exchange (NYMEX) untuk kontrak Maret. Sementara minyak jenis Brent naik 44 sen menjadi US$111,42 per barel di London. Demikian mengutip cnbc.com.

Pada pekan ini, harga minyak diharapkan tetap stagnan dengan fase menentukan posisi. "Ada faktor positif dari kekhawatiran pasokan dari Iran dan Sudan Selatan. Sementara harga bisa tertekan dengan ekonomi Eropa yang lesu akan menurunkan permintaan minyak," kata Ken Hasegawa, manajer penjualan komoditas di Newedge Jepang.

Para pemimpin parlemen AS sedang mempertimbangkan langkah untuk menambah sanksi ke Iran. Faktor lain adalah indeks pembelian manajer (PMI) China menunjukkan sektor manufaktur naik tipis. Indeks PMI bulan Januari menjadi 50,5 dari 50,3 dari bulan Desember 2011. Pasar memperrkirakan hanya mencapai 49,5.

Kekhawatiran tentang krissi utang Eropa dan perlambatan ekonomi AS telah menekan kenaikan harga minyak. Apalagi Yunani menghadapi situasi sulit dalam beberapa hari ke depan. Hal ini untuk mendapatkan kepastian restrukturisasi utang dengan debt swap. Dengan demikian akan menerima paket bailout dari kreditor mencapai 130 miliar euro.

Sementara bursa Asia mayoritas melemah seperti indeks Hang Seng turun 0,06%, indeks Nikkei naik 0,08%, indeks Shanghai turun 0,5%, indeks ASX turun 0,8%, indeks Kospi naik 0,2% dan indeks STI turun 0,4% serta indeks KLSE naik 0,5%.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar