Rabu, 01 Februari 2012

Saham CPO Digoyang Isu Embargo

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Amerika memang bukan pasar utama CPO (crude palm oil) Indonesia. Tahun lalu, negara adi daya itu hanya menyerap 80 ribu ton CPO Indonesia atau 0,5% dari total ekspor CPO.

Namun begitu, keputusan Amerika menyetop minyak sawit dari Indonesia membuat investor panik dengan melepas saham-saham perkebunan. Akibatnya, Senin (30/1) harga 10 saham sektor perkebunan yang tercatat di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI) langsung berjatuhan.

Beruntung, pada Selasa (31/1) keesokan harinya, beberapa saham perkebunan berhasil mencatatkan kenaikan harga. Saham Sampoerna Agro (SGRO) misalnya, hari ini mengalami penguata Rp50 (1,61%) ke level Rp3.150. Kenaikan juga ditoreh saham BW Plantion (BWPT), PP Londong Sumatera Indonesia (LSIP), Salim Ivomas Pratama (SIMP) serta Tunas Baru Lampung (TBLA).

Tapi sayang, beberapa saham lainnya justru terperosok cukup dalam. Sebut saja saham Astra Agro Lestari (AALI) dan Smart (SMAR). Salam AALI misalnya, kembali ditutup melemah Rp500 (2,37) ke level Rp20.600. Sedangkan saham SMAR melemah Rp 50 (0,90%) dan ditutup di harga Rp5.500. “Para investor masih menungggu perkembangan harga CPO beberapa hari ke depan, terutama permintaan dari China,” kata Ivy Ng, analis CIMB Group Holding.

Bisa dimaklumi, memang. Kendati Amerika bukan importir CPO terbesar, namun keputusannya mengembargo CPO Indonesia membuat harga minyak sawit untuk pengiriman April mendatang turun 1,6% ke US$1.008 per ton. Ini merupakan harga terendah sejak 22 Desember 2011.

Gamal Nasir, Dirjen Perkebunan Kementrian Pertanian, khawatir kebijakan Amerika itu akan berdampak buruk terhadap pemasaran CPO Indonesia ke China, India dan Timur Tengah. Amerika memberikan waktu 30 hari kepada Indonesia untuk memberikan jawaban atas tudingan perusakan lingkungan yang dilakukan oleh perkebunan sawit.

“Masih ada waktu 22 hari lagi bagi kami untuk menjelaskan bahwa CPO Indonesia telah memenuhi standar gas rumah kaca,” kata Asmar Arsyad, Sekjen Asosisasi Petani Kelapa sawit Indonesia (Apkasindo). Jadi, kita tunggu saja hasilnya. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar