Rabu, 01 Februari 2012

Laju ekspor melambat, rupiah kian tertekan

JAKARTA. Meski inflasi cenderung terkendali, nilai tukar rupiah masih terus melemah. Pada pukul 11.15 di Jakarta, pasangan (pair) dollar AS dan rupiah (USD/IDR) masih tertekan di level 9.027, dari posisi kemarin di 8.998.

Hari ini, Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis laju inflasi Januari sebesar 0,76%. Secara year on year, laju inflasi mencapai 3,65%. Namun, kenaikan ekspor di sepanjang 2011 hanya sebesar 2,2%, dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 8,3%.

Dealer forex Bank Rakyat Indonesia (BRI) Taufan Tito menilai, pelemahan rupiah hari ini, lebih disebabkan cenderung turunnya angka ekspor sepanjang tahun lalu. Angka inflasi yang dirilis hari ini bahkan lebih rendah dari ekspektasi pasar yang sebesar 3,5%.

"Angka ekspor yang melemah menekan rupiah, karena ini menjadi sinyal pelemahan ekonomi Indonesia," ujar Taufan, Rabu (1/2).

Sementara, Kepala Divisi Trasury Bank Negara Indonesia (Bank BNI) Nurul Eti Nurbaeti masih optimis, rupiah akan bisa menguat dan cenderung konsolidasi. "Meski laju peningkatan ekspor melandai, namun surplus neraca perdagangan diperkirakan masih bisa tetap tumbuh," katanya.

Nurul menganalisa, kuatnya dominasi dollar di pasar global yang saat ini membatasi pergerakan rupiah. Hal ini dilihat dari posisi LIBOR (London Interbank Offered Rate) yang saat ini sudah turun di posisi 0,54%, dari 0,58% pada pertengahan Januari 2011 lalu. Likuiditas dollar AS mulai banjir lagi mengikuti beberapa kebijakan yang telah ditempuh The Fed, termasuk mempertahankan suku bunga di posisi rendah.

Sampai akhir pekan, Taufan memperkirakan (USD/IDR) akan bergulir di posisi 8.950 - 9.050.

Sedangkan untuk hari ini, Nurul memprediksi, rupiah akan bergerak di support 8.970, dan resistance di 9.050.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar