Rabu, 01 Februari 2012

Pilih Saham Lapis Dua & Tiga yang Punya Cerita!

INILAH.COM, Jakarta – Laju IHSG Rabu (1/2) diprediksi menguat seiring rilis inflasi Januari 2012. Saham-saham second-third liners yang punya cerita fundamental dapat rekomendasi positif.

Pada perdagangan Selasa (31/1), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup menguat 26,53 poin (0,68%) ke level 3.941,693 dengan intraday tertinggi 3.941,6693 dan terendah 3.902,155. Begitu juga dengan indeks saham unggulan LQ45 yang naik 5,19 poin (0,76%) ke level 692,157.

Pengamat pasar modal Willy Sanjaya mengatakan, secara teknikal, IHSG berada dalam teritori bullish. Karena itu, Rabu (1/2) ini terbuka lebar indeks saham domestik menguat. Kalaupun terjadi koreksi, merupakan koreksi wajar. “Support indeks berada di level 3.905 dan resistance 4.005 setelah mencapai resistance 3.975,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (31/1).

Penguatan indeks, menurutnya, salah satunya mendapat dukungan dari pasar yang akan merespon positif angka inflasi Januari yang akan dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) siang ini. Inflasi diprediksi di level 0,6-0,7% dari inflasi Desember 2011 0,57%.

Menurutnya, meski angka tersebut lebih tinggi dari Desember, tapi dalam 5 tahun terakhir rata-rata inflasi Januari di atas 1%. Karena itu, inflasi tak jadi sentiment negatif di market. Sebab, angka inflasi yang di bawah 1% merupakan hal yang luar biasa. “Apalagi di tengah kenaikan beberapa kebutuhan pokok terutama beras,” ujarnya.

Namun demikian, Willy mengakui, market mengalami sedikit gangguan dari aturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) perihal pemisahan sub rekening dana nasabah dengan perusahaan efek yang tetap diberlakukan pada 1 Februari 2012. “Investor yang belum memiliki sub rekening tidak akan bisa melakukan transaksi saham pada Rabu (1/2) ini,” tandasnya.

Sejauh ini, kata dia, baru 60% investor yang sudah memiliki sub rekening dana dan 40%-nya belum punya sub rekening. Tapi, karena kemarin merupakana hari terakhir pemasukan data, bisa saja angka 40% sudah berkurang drastis sehingga yang punya sub rekening mendekati 100%. “Tapi, jika nasabah sudah memasukkan data ke bank, masih diberi kesempatan 14 hari sejak 1 Februari ini,” paparnya.

Sisi positifnya, lanjut Willy, nasabah yang ingin jual saham, tidak bisa melakukannya karena tidak memiliki sub rekening. Karena itu, bisa saja terjadi penarikan harga ke atas karena tidak ada offer yang bisa dipasang.

Misalnya seorang nasabah pemegang saham PT Bumi Resources (BUMI) sebesar 5 ribu lot dan berkeinginan menjualnya. Tapi, karena belum punya sub rekening, hal itu tidak bisa dilakukan. “Sisi negatifnya, nasabah dengan dana besar tapi belum punnya sub rekening, juga tidak bisa melakukan pembelian,” imbuhnya.

Di atas semua itu, Willy merekomendasikan positif saham-saham lapis dua dan tiga yang memiliki cerita fundamental yang menarik. Salah satu saham pilihannya adalah PT Laguna Cipta Griya (LCGP) yang core business-nya dialihkan ke minyak dan gas dan melepas bisnis propertinya.

Aksi korporasi ini sudah diajukan ke Bapepam-LK. Karena itu, perusahaan ini boleh diperhatikan. Di sisi lain, kemungkinan besar, emiten akan melakukan rights issue yang kabarnya pada harga Rp148 per saham dengan rasio 1:5 dan Saga Group akan menjadi standby buyer-nya.

Willy memperkirakan, LCGP akan bermain di level harga Rp125 dalam jangka pendek. “Jika benar rights issue di level Rp148, otomatis saham ini harus bergerak ke level Rp125 dengan target jangka menengah Rp150 tipis di atas harga rights issue-nya,” ujar Willy.

PT Krakatau Steel (KRAS). Menurutnya, Februari merupakan bulan rilis laporan keuangan emiten BUMN untuk full year 2011 dan akan melaporkan berapa nilai dividen yang akan dibagikan. Termasuk juga saham KRAS. Apalagi, harga saham ini masih bertenger pada kisaran harga IPO. “Karena itu, KRAS menjadi incaran investor. Dalam waktu tidak lama, KRAS berpeluang bertenger di level Rp950 per saham,” katanya.

Lalu, PT Bank Negara Indoensia (BBNI) yang baru saja melakukan placement di level Rp3.600-3.650. Karena itu, saham ini menjadi favorit. “Target harga BBNI di level Rp3.800,” timpalnya.

PT Kimia Farma (KAEF) dan PT Indofarma (INAF). Menurutnya, dua saham ini menarik karena akan di-merger. “Target harga KAEF di level Rp500 dan INAF pada angka Rp225,” tuturnya.

PT Nusantara Infrastructure (META) dan PT Duta Graha Indah (DGIK) yang keduanya bergerak di sektor infrastruktur. META mendapatpakan proyek air bersih di Lampung sehingga akan berkontribusi positif pada fundamental emiten ke depannya. Harga sahamnya berpotensi naik ke level Rp520 dalam waktu dekat.

DGIK juga diekspektasikan akan merilis kinerja keuangan yang kinclong untuk full year 2011. Harga sahamnya ditargetkan naik ke Rp220 karena laba bersihnya bisa naik drastis. “Saya rekomendasikan strong buy saham-saham tersebut karena saham-saham itu dalam posisi sangat aman untuk masuk. Memang saham-saham tersebut dalam kategori lapis dua bahkan lapis tiga seprti LCGP tapi punya cerita fundamental yang menarik,” imbuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar