Rabu, 01 Februari 2012

Wall Street Menutup Januari dengan Flat

New York - Wall Street menutup bulan Januari pada titik terbaiknya sejak Oktober 2011. Indeks saham di Wall Street menguat selama Januari berkat laporan keuangan dan data perekonomian AS yang membaik.

Investor juga seakan-akan mulai kebal dengan perkembangan krisis Eropa yang tak juga berkesudahan. Mereka memilih merespons sentimen negatif dari korporasi dan perekonomian AS.

Saham-saham di bursa AS sudah menguat sejak akhir tahun 2011 lalu, dengan harapan perekonomian AS bisa tahan menghadapi resesi di Eropa. Namun data yang menguji teori tersebut menunjukkan harga rumah dan aktivitas bisnis tidak mencapai ekspektasi, bahkan kepercayaan konsumen merosot secara tidak terduga.

Meski demikian, pasar berbalik arah cepat setelah merosot tajam akibat publikasi data tersebut.

"Sekali Anda mulai mendapatkan angka yang negatif, terutama terkait konsumen, maka akan memicu argumen pertumbuhan ekonomi tidak benar-benar disana dan akan kembali ke nol," ujar Stephen Massocca, managing director Wedbush Morgan seperti dikutip dari Reuters, Rabu (1/2/2012).

Pada perdagangan Selasa (31/1/2012), indeks Dow Jones industrial average ditutup melemah 20,81 poin (0,16%) ke level 12.632,91. Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah tipis 0,60 poin (0,05%) ke level 1.312,41, namun Nasdaq menguat 1,90 poin (0,07%) ke level 2.813,84.

Laporan keuangan yang buruk dari Exxon Mobil Corp turut memberikan sentimen negatif. Saham Exxon merosot 2% menjadi US$ 83,74 setelah melaporkan keuntungannya yang sedikit melebihi ekspektasi.

Volume sangat tipis sepanjang perdagangan, sebelum akhirnya meningkat tajam pada sesi terakhir karena para manajer melakukan penyesuaian portofolio pada akhir bulan. Perdagangan di NYSE mencapai 7,07 miliar lembar saham, lebih rendah dari rata-rata pergerakan dalam 200 hari yang mencapai 7,76 miliar lembar saham.

(qom/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar