Kamis, 16 Februari 2012

Menu Hari Ini : Tambang -Infrastruktur

INILAH.COM, Jakarta – Bursa saham domestik pada perdagangan Kamis (16/2) diperkirakan akan bergerak mendatar. Saham sektor tambang dan infrastruktur bisa jadi pilihan.

Satrio Utomo, analis dari Universal Broker Indonesia mengatakan, untuk trend jangka pendek dan menengah, IHSG sebenarnya masih flat. Upside sudah terbatas, karena peluang kenaikan akan terhambat di resistant kuat 4.000, dengan kisaran trading di 3.935 – 3.988. “Sedangkan trend jangka menengah masih flat 3.900–4.025,” ujarnya kepada INILAH.COM.

Meskipun tekanan jual di saham perbankan sudah membuat sektor ini turun rata-rata 10%, IHSG seharusnya sudah price-in dan mulai rebound. "Namun, selama koreksi di sektor finansial ini masih berlanjut, maka IHSG akan sulit menyentuh 4000,"tuturnya.

Menurut Tommy, IHSG tidak banyak bergerak, di tengah kondisi mixed yang juga terjadi di hampir mayoritas bursa Asia. Faktor eksternal yang diperkirakan akan memicu sentimen adalah hasil pertemuan menteri-menteri keuangan Eropa pada 20 Februari.

“Sementara sejauh ini, ekspektasi investor adalah disetujuinya pencairan kedua dana bailout, setelah Yunani menyanggupi syarat pengetatan fiskal,” paparnya.

Namun faktor dalam negeri justru banyak menjadi alasan investor memilih wait and see. Pelaku pasar mengantisipasi rencana kenaikan BBM, yang bisa memicu inflasi. Apalagi sejumlah broker asing memperingatkan, bahwa penurunan suku bunga yang dilakukan BI adalah langkah final, karena kenaikan BBM pasti akan memicu inflasi.

Antisipasi kenaikan BBM ini terus membuat investor melakukan penjualan atas saham-saham perbankan dan otomotif. “Namun IHSG masih bisa bertahan tidak jatuh dalam karena ada kekuatan beli juga di sektor batubara, kontruksi dan properti,”ujarnya.

Pasar saham diharapkan mendapat limpahan likuiditas dari investor yang bermain di pasar surat utang, karena imbal hasil dari SUN /obligasi pemerintah semakin kecil, seiring dengan turunnya suku bunga acuan BI rate. Selain persepsi risiko terhadap kemampuan fiskal Indonesia. “Dengan yield 5,1 % , imbal hasil SUN bagi sebagian investor sudah tidak menarik,”imbuhnya.

Di tengah situasi ini, Tommy merekomendasikan saham infrastruktur seperti Adhi Karya (ADHI), Pembangunan Perumahan (PTPP), Total Bangun Persada (TOTL). Serta saham tambang Indika Energy (INDY) dan Indo Tambangraya Megah (ITMG), “Investor bisa trading buy saham-saham ini,”tutupnya. [nat]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar