Kamis, 16 Februari 2012

Risk aversion meningkat, rupiah terdepak ke 9.059

Risk aversion meningkat, rupiah terdepak ke 9.059
JAKARTA. Ketidakpastian bailout Yunani kian menekan rupiah, hari ini. Pada perdagangan pukul 11.28 WIB, pasangan (pair) dollar AS dan rupiah (USD/IDR) bergulir ke level 9.059, dari posisi penutupan kemairn di 8.958. Itu artinya, rupiah melemah sebesar 1,1% terhadap dollar AS.

Head of trading PT Bank Commonwealth, Veni Kriswandi menilai, pelemahan rupiah hari ini masih terimbas dari aksi profit taking yang terjadi di pasar obligasi, kemarin.

"Risk aversion kian meningkat, apalagi dengan mencuatnya kabar penundaan bailout Yunani, dan tidak adanya stimulus lanjutan dari The Federal Reserves seperti yang diharapkan pasar," urai Veni, Kamis (16/2).

Namun, lanjutnya, secara fundamental ekonomi Indonesia terbilang bagus. Aksi profit taking murni terjadi karena harga obligasi sudah naik signifikan beberapa pekan terakhir.

Veni memperkirakan, hari ini, rupiah memang masih akan cenderung tertekan, dan bergulir di kisaran 9.000 - 9.050. "Adanya intervensi langsung oleh Bank Indonesia dengan menjual dollar ke pasar, menahan pelemahan tajam pada rupiah," imbuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar