Kamis, 15 Desember 2011

Sembilan sektor berguguran, IHSG menyerah di level 3.701

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menyerah di zona hijau. Koreksi yang menerpa sembilan sektor, tak ayal menggerus otot indeks hingga 1,34% hingga mendarat di level 3.701,432.

Tekanan terbesar terjadi pada sektor aneka industri yaitu sebesar 3,66%. Diikuti, sektor manufaktur yang tumbang 2,145< juga sektor perdagangan yang melemah 1,99%. Sednagkan, satu-satunya sektor yang bertahan di zona hijau, yaitu sektor perkebunan dengan kenaikan 0,80%.

Sebanyak 157 saham bertumbangan, dan hanya 57 saham yang berhasil reli. Sedangkan, 84 saham lainnya tak beranjak dari level penutupan kemarin.

Transaksi sepanjang hari ini terbilang ramai, yaitu melibatkan sekitar 4,328 miliar saham. Nilai transaksi mencapai Rp 4,460 triliun.

Adapun, deretan saham yang terdepak ke posisi top losers, sore ini, yaitu saham Centrin Online Tbk (CENT) yang jatuh 25% ke Rp 60. Kemudian, saham Matahari Department Store Tbk (LPPF) yang merosot 23,33% ke Rp 2.300, juga saham Lamicitra Nusantara Tbk (LAMI) yang tergerus 19,23% ke Rp 210.

Sedangkan, saham-saham yang berhasil menempati posisi top gainers, di antaranya saham Hanson International Tbk (MYRXP) yang melejit 33,33% ke Rp 68. Disusul, saham Kokoh Inti Arebama Tbk (KOIN) yang maju 25% ke Rp 250, dan saham Arthavest Tbk (ARTA) yang juag reli 25% ke Rp 500.

IHSG Tersungkur ke Level 3.701

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali terjatuh meski bisa bertahan di level 3.700. Lesunya bursa regional karena sentimen negatif dari Uni Eropa membuat investor terus membuang saham-saham unggulan sehingga menyeret penurunan IHSG yang cukup tajam.

Mengawali perdagangan, IHSG langsung melemah merespons perkembangan terakhir dari krisis Eropa. Pada lelang surat utang Italia terbaru, menghasilkan imbal hasil yang sangat tinggi.

Kemarin lelang surat utang Italia berjangka 5 tahun menghasilkan imbal hasil 6,47%. Itu merupakan rekor yield tertinggi di era euro untuk surat utang Italia berjangka 5 tahun. Rekor sebelumnya dicapai pada November ketika imbal hasil menembus 6,3%.

Mengawali perdagangan, IHSG dibuka melemah 47,008 poin (1,25%) ke level 3.704,596. Indeks LQ 45 juga melemah 10,610 poin (1,61%) ke level 650,119. Pelemahan IHSG terus membesar dan sempat mencapai level terendanya di 3.666,249.

Pada perdagangan Kamis (15/12/2011), IHSG ditutup melemah 50,064 poin (1,33%) ke level 3.701,540. Indeks LQ 45 juga terkoreksi 10,654 poin (1,61%) ke level 650,075..

Sementara nilai tukar rupiah ditutup stabil di level 9.100 per dolar AS. Rupiah sempat merosot ke 9.180 per dolar AS, sebelum akhirnya 'diselamatkan' oleh intervensi Bank Indonesia.

Perdagangan berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 118.696 kali pada volume 4,3 miliar lembar saham senilai Rp 4,5 triliun. Sebanyak 57 saham naik, 156 saham turun dan 85 saham stagnan.

Saham-saham yang turun harganya di top loser antara lain Astra International (ASII) turun Rp 2.950 menjadi Rp 69.050, BRI (BBRI) turun Rp 100 menjadi Rp 6.500, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 850 menjadi Rp 36.000, United Tractor (UNTR) turun Rp 650 menjadi Rp 24.050..

Saham-saham yang naik harganya antara lain Bumi Resources (BUMI) naik Rp 25 menjadi Rp 2.250, Telkom (TLKM) naik Rp 50 menjadi Rp 7.150, Borneo Lumbung Energi (BORN) naik Rp 10 menjadi Rp 830.

Bursa-bursa regional juga melemah. Berikut pergerakan bursa regional Kamis siang:
  • Indeks Nikkei-225 melemah 141,76 poin (1,66%) ke level 8.377,37.
  • Indeks Straits Times melemah 32,62 poin (1,22%) ke level 2.639,77.
  • Indeks KOSPI melemah 38,64 poin (2,08%) ke level 1.819,11.
  • Indeks Komposit Shanghai melemah 47,63 poin (2,14%) ke level 2.180,90.
  • Indeks Hang Seng melemah 327,59 poin (1,78%) ke level 18.026,84.
(qom/dnl)

Saham Tambang Seret IHSG Turun hingga 1,3%

INILAH.COM, Jakarta - Bursa saham Indonesia melemah 50,06 poin atau 1,3% ke 3.701,54 pada penutupan perdagangan Kamis (15/12). Volume perdagangan mencapai 4,3 miliar saham senilai Rp4,03 triliun.

Pada penutupan hari ini tercatat 164 saham melemah, 68 saham menguat dan 92 saham stagnan. IHSG mengalami net foreign sell mencapai Rp670,6 miliar dengan penjualan asing sebesar Rp2,2 triliun dan pembelian asing Rp1,5 triliun.

Indeks JII turun 11,5 poin ke 512,66, indeks ISSI turun 2,2 poin ke 120,28 dan indeks LQ45 turun 12,4 poin ke 648,29. Pelemahan dimotori sektor pertambangan hingga 43,5 poin ke 2.475 diikuti sektor misc-indusry turun 43 poin ke 1.232.

Bursa Asia memerah seperti indeks Hang Seng turun 1,75, indeks Shanghai turun 2,1%, indeks Nikkei turun 1,6%, indeks Kospi turun 2,08%, indeks STI turun 1,06%, indeks KLSE turun 0,8%, indeks ASX turun 1,2%.

Saham yang menguat seperti saham JRPT naik Rp325 ke Rp2.025, AALI naik Rp250 ke Rp21.000, SMAR naik Rp200 ke Rp6.900, CTBN naik Rp150 ke Rp3.800, ARTA naik Rp100 ke Rp500, ASRM naik Rp50 ke Rp840, DILD naik Rp50 ke Rp260.

Saham yang melemah seperti saham ASII turun Rp3.000 ke Rp69.000, GGRM turun Rp1.400 ke Rp60.600, ITMG turun Rp850 ke Rp36.000, LPPF turun Rp700 ke Rp2.300, UNTR turun Rp650 ke Rp24.500, SMGR turun Rp450 ke Rp10.300, UNVR turun Rp450 ke Rp17.150, UNVR turun Rp450 ke Rp17.150, DSSA turun Rp300 ke Rp11.200, PTBA turun Rp300 ke Rp16.600, ADMF turun Rp250 ke Rp11.100.

Rupiah tumbang ke level terendah dalam bulan ini

Rupiah tumbang ke level terendah dalam bulan ini
JAKARTA. Sore ini, rupiah tumbang paling tajam dalam tiga pekan terakhir atau level terendah di bulan ini. Mata uang Garuda terpuruk karena sinyal krisis utang dan perekonomian global memburuk. Hal ini menahan investor untuk masuk ke aset negara berkembang.

Nilai tukar rupiah melemah 0,7% ke Rp 9.150 per dollar AS pada pukul 15.16 di Jakarta. Sebelumnya, rupiah juga sempat menyentuh Rp 9.203 per dollar AS, level terlemah sejak 30 November.

Mata uang merosot setelah asing menjual saham domestik mencapai US$ 145 juta dalam empat hari perdagangan terakhir. Pasar saham regional tertekan seiring indeks sentimen manufaktur Jepang di kuartal ini, jatuh lebih dalam dari perkiraan ekonom. Sementara, Jerman merilis data manufaktur mengalami kontraksi untuk bulan yang ketiga.

Kemarin, Bank Dunia memangkas perkiraan pertumbuhan Indonesia awal 2012 menjadi 6,2%, dari sebelumnya 6,3%, karena ketidakpastian global. Ekspor nasional pada Oktober lalu hanya naik 16,7%. Ini merupakan kenaikan terkecil sejak November 2009.

"Situasi di Eropa mempengaruhi sentimen rupiah. Kondisi ekonomi global tidak baik saat ini, dan investor menggunakan pendekatan wait and see," kata Robitirtanto Ekaperdana, dealer valas di PT BNI Securities, di Jakarta.

Sementara itu, di pekan ini, Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi Sarwono menyebut, bank sentral menginginkan rupiah diperdagangkan di kisaran 8.900 hingga 9.000 di tahun depan.

Asing Net Sell, IHSG Sesi I Ditutup Anjlok 1,84%

INILAH.COM, Jakarta - Pada perdagangan sesi I Kamis (15/12) IHSG ditutup turun 1,84% ke level 3.682,27.

Pelemahan indeks siang ini masih seiring koreksi yang terjadi di bursa regional. Shanghai siang ini turun 1,11%, Hang Seng 1,85%, KLSE turun 0,87%, Nikkei turun 1,13%, STI turun 1,23%, Seoul turun 1,83%.

Bursa AS kembali meneruskan koreksinya dalam 3 hari berturut-turut seiring koreksi signifikan yang terjadi di bursa Eropa sekitar 2% memfaktorkan kenaikan imbal hasil lelang utang baru Italia dan diturunkannya estimasi pertumbuhan ekonomi Jerman menjadi hanya 0,4% di 2012.

Sebanyak 189 saham turun siang ini, 45 saham naik, dan 65 saham masih stagnan. Indeks LQ45 sesi I ditutup turun 2,26% ke level 645,79, sedang JII turun 2,36% ke level 511,79.

Volume perdagangan siang ini sebanyak 1,64 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp1,73 triliun. Asing tetap melanjutkan aksi jualnya hingga siang ini dengan mencatatkan net foreign sell sebesar Rp388,24 miliar.

Saham-saham yang turun tajam siang ini adalah ASII turun 4,37%, GGRM turun 3,22%, ITMG turun 3,25%, UNTR turun 2,42%, ADMF turun 3,96%, dan PTBA turun 2,36%.

Saham perbankan benamkan IHSG ke zona merah pada sesi perdagangan pertama

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 1,85% ke level 3.682,274 pada sesi perdagangan pertama, Kamis (15/12). Pelemahan indeks dipicu penurunan saham-saham perbankan.

Harga empat saham perbankan besar memberatkan langkah indeks ke zona hijau. Saham PT Bank Mandiri Tbk (BBMRI) misalnya telah melemah 2,33% ke level Rp 6.300 per saham. Sedangkan, harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) melorot 1,27% ke level Rp 7.800 per saham.

Begitu juga dengan saham PT BNI Tbk (BBNI) yang melorot 3,25% ke level Rp 3.725 per saham. Sedangkan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 2,27% ke level Rp 6.450 per saham.

Saham yang turun membenamkan indeks ke zona merah adalah PT Astra Internasional TBk (ASII). Harga saham produsesn otomotif ini menurun 4,38% ke level RP 68.850 per saham.

Total ada 181 saham yang mengalami penurunan harga. Sedangkan sisanya sebanyak 55 saham tidak berubah dan hanya 38 saja yang naik.

Saham Incaran Asing, Dividen & Window Dressing

INILAH.COM, Jakarta – Hingga penutupan, IHSG bakal tetap melemah seiring memburuknya krisis Eropa. Tapi, saham yang dilirik asing, berdividen dan berpotensi window dressing layak akumulasi.

Pengamat pasar modal Willy Sanjaya memperkirakan, indeks saham domestik bakal bertahan pada teritori negatif hingga penutupan sore nanti. “Indeks memiliki support 3.659 dan resistance 3.741,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (15/12).

Menurutnya, pelemahan indeks hari ini dipicu oleh koreksi bursa AS dan Asia sehingga IHSG pun terkena imbas negatifnya. Di sisi lain, indeks juga mandapat sentiment negatif dari pelemahan nilai tukar rupiah yang mendekati 9.200 per dolar AS. “Saat ini sudah berada di level 9.170 per dolar AS,” ujarnya.

Semua itu, lanjut Willy, dipicu oleh sentimen fundamental setelah lembaga pemeringkat Fitch Rating men-down grade 5 bank di Eropa dan kenaikan yield obligasi Italia yang tembus 7% untuk tenor 10 tahun. Itulah menurut Willy, faktor-faktor yang membuat indeks melemah tajam hari ini selain pernyataan-pernyataan dari Kanselir Jerman yang tidak pro-pasar.

Tapi, kata Willy, beberapa saham berkapitalisasi besar sudah bersiap-siap window dressing. Menurutnya, emiten yang berkepentingan untuk itu, hanya punya waktu dua pekan untuk melakukannya. “Karena itu, aksi beli berpeluang terjadi pada-saham yang berpeluang window dressing sehingga pelemahan indeks bisa berkurang pada sesi dua,” ucap Willy.

Di sisi lain, lanjutnya, berkurangnya pelemahan indeks, juga karena faktor beberapa saham yang sudah jenuh jual (oversold). “Karena itu, diharapkan indeks bakal kembali ditutup di atas 3.700 pada sesi penutupan,” timpal Willy.

Di atas semua itu, saham-saham pilihannya adalah PT Bumi Resources (BUMI) yang mendapat pembelian dari investor asing cukup besar dari Citigroup sehingga menurutnya, bakal terjadi pergerakan fantastis pada saham sejuta umat ini. Lalu, PT Bakrieland Development (ELTY) dan PT Borneo Lumbung Energi (BORN).

Ia juga merekomendasikan, PT Harum Energy (HRUM) yang akan membagikan dividen hingga 80% senilai Rp350 per saham. “Karena itu, HRUM layak untuk akumulasi beli,” timpalnya.

Rekomendasi positif juga untuk saham yang berpeluang window dressing untuk tutup buku kuartal IV-2011 terutama pada saham-saham BUMN. Di antaranya, PT Perusahaan Gas Negara (PGAS). “Selain faktor windress, saham ini sudah jenuh jual setelah melemah menjauhi harga wajarnya sehingga bakal solid menuju Rp3.500,” ujarnya.

Lalu, PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Bank Negara Indoensia (BBNI), PT Timah (TINS) dan PT Aneka Tambang (ANTM). “Saya rekomendasikan akumulasi beli saham-saham tersebut. Apalagi, sudah mendapatkan harga yang murah saat ini,” imbuh Willy.

IHSG Terpangkas Habis Hingga di Bawah 3.700

Jakarta - Koreksi tajam terus menghantam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga terjatuh di bawah level 3.700. Saham-saham unggulan mengalami koreksi yang cukup tajam, seiring lesunya bursa regional.

Mengawali perdagangan, IHSG langsung melemah seirama dengan pelemahan bursa regional, merespons perkembangan terakhir dari krisis Eropa. Pada lelang surat utang Italia terbaru, menghasilkan imbal hasil yang sangat tinggi.

Kemarin lelang surat utang Italia berjangka 5 tahun menghasilkan imbal hasil 6,47%. Itu merupakan rekor yield tertinggi di era euro untuk surat utang Italia berjangka 5 tahun. Rekor sebelumnya dicapai pada November ketika imbal hasil menembus 6,3%.

Mengawali perdagangan, IHSG dibuka melemah 47,008 poin (1,25%) ke level 3.704,596. Indeks LQ 45 juga melemah 10,610 poin (1,61%) ke level 650,119. Pelemahan IHSG terus membesar hingga sesi pertama berakhir.

Pada perdagangan sesi I, Kamis (15/12/2011), IHSG ditutup melemah 69,330 poin (1,85%) ke level 3.682,274. Indeks LQ 45 melemah 14,942 poin (2,26%) ke level 645,787.

Perdagangan berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 55.901 kali pada volume 2,1 miliar lembar saham senilai Rp 2,2 triliun. Sebanyak 38 saham naik, 181 saham turun, dan 55 saham stagnan.

Saham-saham yang turun harganya di top loser antara lain Astra International (ASII) turun Rp 3.150 menjadi Rp 68.850, Bank Mandiri (BMRI) turun Rp 150 menjadi Rp 6.300, BRI (BBRI) turun Rp 150 menjadi Rp 6.450, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 1.200 menjadi Rp 35.650.

Saham-saham yang naik harganya antara lain, London Sumatera Indonesia (LSIP) naik Rp 25 menjadi Rp 2.175, PTPP naik Rp 15 menjadi Rp 470, Adhi Karya (ADHI) naik Rp 10 menjadi Rp 550, Wijaya Karya (WIKA) naik Rp 30 menjadi Rp 630.

Bursa-bursa regional juga melemah. Berikut pergerakan bursa regional Kamis siang:
  • Indeks Nikkei-225 melemah 95,88 poin (1,13%) ke level 8.423,25.
  • Indeks Straits Times melemah 33,01 poin (1,24%) ke level 2.639,38.
  • Indeks KOSPI melemah 33,47 poin (1,80%) ke level 1.824,28.
  • Indeks Komposit Shanghai melemah 24,68 poin (1,11%) ke level 2.203,84.
  • Indeks Hang Seng melemah 339,73 poin (1,85%) ke level 18.014,70.
(qom/dnl)

Khawatir pertumbuhan melamban, dollar Australia dan Selandia Baru melemah

Khawatir pertumbuhan melamban, dollar Australia dan Selandia Baru melemah
TOKYO. Nilai tukar dollar Australia dan Selandi Baru turun terhadap 16 mata uang utama di dunia akibat perlambatan pertumbuhan karena krisis utang Eropa. Dollar Selandia Baru turun ke titik terendah dalam dua pekan terhadap dollar Amerika Serikat dan yen setelah harga komoditas menurun.

Nilai tukar dollar Selandia baru tutun sebesar 0,4% ke level 74,75 sen dollar Amerika Serikat. Sementara, dollar Australia diperdagangan sebesar 98,91 sen dollar Amerika Serikat. Nilai ini merupakan yang terendah sejak 29 November lalu.

"Pesan yang keluar dari Eropa mengatakan akan ada perlambatan pertumbuhan ekonomi yang dramatis dan berdampak pada eksportir besar di Asia," kta Direktur Rochford Capital, Derek Mumford, Kamis (15/12).

Krisis Eropa Hanya Sedikit Tekan Ekonomi AS

Medium
INILAH.COM, Jakarta - Krisis utang Eropa mungkin hanya menurunkan pertumbuhan ekonomi AS satu persentase poin tahun depan.

Hal ini disampaikan ekonom Goldman Sachs seperti dikutip Reuters. Apakah besarnya utang yang meruntuhkan ekonomi zona euro akan menyebar ke Amerika yang telah menjadi pertanyaan besar di pasar, menyebabkan saham untuk merosot secara bertahap di setiap sesi minggu ini dan mengajukan pertanyaan tentang berapa banyak hal yang bisa lebih buruk.

Di jantung pertanyaan untuk AS telah menjadi rekanan risiko atau kesempatan bahwa satu sisi tidak dapat hidup ke sebuah perjanjian dan seberapa besar kerusakan akan terjadi dalam hal terjadinya default utang Eropa yang besar-besaran.

Goldman menempatkan figur rekanan pada $1,8 triliun, di mana itu 3,3 persen dari total utang luar biasa di Amerika Serikat.

Perbankan di zona euro harus mengurangi pinjaman ke Amerika Serikat dengan perkiraan sebesar 25%, yang akan memotong 0,4 persen dari pertumbuhan. Yang pada gilirannya akan menyebabkan penghematan di antara bank domestik yang mungkin akan melihat produk domestik bruto AS kehilangan satu persentase poin secara keseluruhan. Dengan konsensus untuk pertumbuhan PDB AS di sekitar 2,5 persen, yang kira-kira menyumbang proyeksi Goldman bahwa tingkat keseluruhan akan menjadi 1,5 persen.

"Pengurangan pinjaman bank asing ke mitra AS dapat memiliki dampak yang berarti pada pertumbuhan AS," ujar Kepala ekonom Goldman Jan Hatzius dalam catatan risetnya. "Saat angkanya tidak besar, sangat penting untuk dicatat bahwa efek keseluruhan dapat secara signifikan jika perilaku bank asing lebih besar ketimbang bank domestik AS."

Data baru-baru ini dari survei Federal Reserve Senior Loan Officers menungkapkan poin-poin suatu perlambatan dalam pinjaman, terutama di komersial dan industri. Sementara sebagian besar bank-bank domestik menunjukkan pelonggaran standar dari 22,7 persen dari bank asing, menunjukkan mereka sedang melakukan pengetatan.

Produksi Pabrik China Desember Susut Lagi

Produksi Pabrik China Desember Susut Lagi
INILAH.COM, Jakarta - Produksi pabrik China menyusut lagi pada bulan Desember setelah pesanan baru jatuh.

Awal survei manajer pembelian seperti dikutip Reuters menunjukkan, produsen sedang berjuang dengan penyusutan permintaan global dan kondisi pengetatan kredit domestik.

Indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur, indikator awal kegiatan industri China, berada di level 49 di bulan Desember, naik tipis dari bulan November 47,7 tetapi menunjukkan kontraksi bulanan dalam kegiatan tetap.

PMIdi angka 50 menunjukkan perluasan dari kontraksi. Indikasi mendasar menunjukkan pabrik yang terkena langsung, jatuh karena permintaan order baru domestik turun. Sementara pertumbuhan pesanan ekspor baru melambat. Order baru menyusut untuk dua bulan berturut-turut dengan sub-index di level 47,4.

Order ekspor baru tumbuh bulan ini, tapi nyaris, akibat sub-index berpaut tepat di atas tingkat 50. Sub-Indexes untuk output dan pekerja melayang sekitar 50, sementara untuk harga input dan output yang baik di bawah 50. "Momentum pertumbuhan masih lemah dengan risiko downside tambahan dari ekspor dan pasar properti yang belum sepenuhnya tersaring," kata Qu Hongbin, Kepala ekonom China di HSBC. "Dengan inflasi cepat beralih ke difalsi, pemerintah China dapat dan harus membuat lebih agresif pelonggaran di bidang moneter dan fiskal untuk menstabilkan pertumbuhan dan pekerja."

PMI adalah data yang menunjukkan pertumbuhan China naik. Data resmi menunjukkan pertumbuhan di produksi industri China dan ekspor paling lemah dalam setidaknya dua tahun pada bulan November.

Kemungkinan AS Terkena Resesi Hanya 25%

Medium
INILAH.COM, Jakarta - Krisis utang yang melumpuhkan zona euro masih mengancam ekonomi negara maju lainnya.

Hal ini dilaporkan dalam hasil jajak pendapat Reuters. Inggris dan Jepang sedang tertatih-tatih di tepi resesi, tetapi AS terlihat beberapa langkah menjauh dari kemerosotan.

Reuters yang melakukan polling lterhadap ebih dari 250 ekonom yang dilakukan selama seminggu membuat perkiraan 2012 untuk zona euro, Inggris, dan Jepang akibat kebijakan moneter yang telah gagal untuk merangsang pertumbuhan cukup.

Booming ekonomi di Asia juga merasakan efek perlambatan, tetapi sebelumnya pada hari Rabu China berjanji untuk menjamin pertumbuhan keluar dari outlook untuk ekonomi global pada tahun 2012 yang sangat suram.

Para pemimpin Uni Eropa membuat langkah fiskal bersejarah minggu lalu tapi ada ketakutan yang tidak akan cukup untuk mengurangi utang negara krisis yang telah membawa blok bertekuk lutut. Pasar keuangan bereaksi negatif.

"Pergerakan itu memutuskan arah fiskal Uni Eropa yang dapat berkontribusi untuk menenangkan ketakutan pasar, tetapi tidak dengan cepat,' kata Jean-Louis Mourier, ekonom di Aurel BGC.

Sebanyak 17 negara Euro yang sudah dalam resesi akan bertahan sampai bulan April dan pertumbuhan akan flat tahun depan, menurut jajak pendapat Reuters yang terbaru.

Pertumbuhan Inggris 2012 diprediksi hanya 0,6 persen dari 1,0 persen prediksi bulan sebelumnya. Analis memberikan kesempatan bahwa Inggris, mitra dagang utama di Eropa, akan jatuh kembali ke resesi dalam 12 bulan berikutnya.

Ekonom meramalkan ekonomi Jepang akan menyusut pada tahun fiskal berikutnya hingga Maret akibat penguatan yen serta gannguan suplai dari bencana gempa bumi awal tahun ini.

Tapi ekonomi AS, negara ekonomi terbesar dunia, mungkin mengambil kecepatan dalam beberapa bulan terakhir dan akan tumbuh cukup pada tahun 2012, memerlukan stimulus tambahan dari Federal Reserve. Pertumbuhan AS diperkirakan mencapai 2,1 persen tahun depan, tidak berubah jajak pendapat November, dan lebih dari setengah para ekonom yang melakukan jajak pendapat mengatakan mereka tidak memperkirakan Fed untuk melakukan putaran lain terkait pelonggaran kuantitatif tahun depan, yang dikenal sebagai 'QE3'.

"Pemulihan sedang terjadi secara bertahap," kata Scott Brown, Kepala ekonom di Raymond James.

Kejutan penurunan pengangguran bulan lalu di 8,6 persen, sebaik besarnya pengeluaran konsumen yang telah mendukung pertumbuhan untuk kuartal saat ini, dengan perkiraan akan direvisi naik.

Pertumbuhan produk domestik bruto diperkirakan turun tajam ke 1,8% pada kuartal pertama. Perlambatan ini diperkirakan masih lebih baik daripada perkiraan bulan November 1,7 persen. Untuk 2012 secara keseluruhan, pertumbuhan terlihat berada di 2,1 persen, tidak berubah dari survei bulan lalu.

"Tertariknya fiskal AS dan ketidakstabilan euro akan mempengaruhi pertumbuhan pada tahun 2012, tapi pemulihan pertumbuhan akan tetap utuh dan naik pada 2013,' kata Mark Zandi di Moody's Analytics. Kemungkinan ekonomi yang jatuh ke dalam resesi lain dalam 12 bulan tetap tidak berubah dari polling November di 25%.

Beberapa responden mencatat perkiraan mereka bergantung pada tax holiday penggajian yang diperpanjang. Beberapa ekonom mengatakan tidak memperpanjang tax holiday bisa menghambat pemulihan ekonomi.

Pada konferensi pengaturan kebijakan tahunan Beijing disampaikan serangkaian komitmen untuk memberikan stabilitas ekonomi, meletakkan cetak biru untuk negara ekonomi terbesar kedua di dunia ini tahun depan. Mereka berjanji untuk menjaga kebijakan moneter dengan hati-hati, kebijakan fiskal secara pro-aktif, dan menstabilkan harga.

Bursa Asia rontok karena sentimen manufaktur Jepang memburuk

Bursa Asia rontok karena sentimen manufaktur Jepang memburuk
TOKYO. Bursa saham Asia rontok untuk hari yang ketiga. Indeks MSCI Asia Pasifik sudah tergerus 0,6% ke 112,65 pada pukul 9.28 di Tokyo. Sementara, indeks Nikkei 225 tumbang 0,97%, indeks Kospi terpangkas 1,02%, dan indeks S&P/ASX 200 jatuh hingga 1,34%.

Sentimen negatif di pasar regional mencuat setelah sebuah survei menunjukkan sentimen di antara industri manufaktur terbesar di Jepang memburuk.

Apalagi, persoalan pendanaan di Eropa kian rumit. Hal itu tergambar dari hasil lelang obligasi Italia, di mana yield bertenor lima tahun menyentuh level tertinggi dalam 14 tahun. Pasar menilai, Eropa masih akan berjuang keras untuk mengatasi krisis.

Mitsushige Akino dari Ichiyoshi Investment Management Co. menyebut, tidak ada kemajuan yang terlihat dari persoalan krisis utang Eropa. "Tidak ada katalis yang mungkin mengangkat sentimen pasar. Dan, tidak ada jaminan euro akan berhenti melemah, bahkan mungkin akan turun di bawah 100 yen, sehingga menggoyang kondisi saham-saham yang terkait dengan ekspor," ujarnya, di Tokyo.

Harga Emas Merosot Kian Tajam

New York - Harga emas kembali merosot tajam, bahkan penurunannya merupakan yang terbesar sejak era krisis ekonomi tahun 2008. Merosotnya harga emas dipicu oleh masalah teknikal dan investor yang menjual logam-logam berharga menjelang akhir tahun.

Dengan penurunan mencapai 4%, harga emas kini berada di bawah level US$ 1.600, untuk pertama kalinya sejak awal Oktober. Kemerosotan harga emas terjadi berbarengan dengan merosotnya harga komoditas lainnya.

Pada perdagangan Rabu (15/12/2011), harga emas di pasar spot tercatat merosot 3,9% ke level US$ 1.568 per ounce. Harga emas sempat merosot ke US$ 1.563,99, untuk pertama kalinya sejak akhir September. Sementara harga perak merosot 6,5% ke level US$ 28,76 per ounce.

Emas sudah mengalami tekanan merespons hasil pertemuan Bank Sentral AS yang tidak mengeluarkan kebijakan baru untuk stimulus ekonomi. Momentum penurunan harga emas bertambah seiring jatuhnya euro.

Mata uang tunggal euro tercatat melemah 0,4% terhadap dolar AS ke level US$ 1,2979. Euro bahkan pernah menyentuh level US$ 1,30, untuk pertama kalinya sejak Januari.

Selain karena tekanan dari krisis Eropa, harga emas juga turun dipicu oleh kemungkinan likuidasi dari hedge fund besar guna memenuhi permintaan redemption menjelang akhir tahun.

"Sepertinya ada aksi jual yang jumlahnya cukup signifikan. Cara emas turun seperti big fund meledak, memicu aksi jual paksa untuk redemption," jelas James Dailey, manajer portofolio dari TEAM Financial Asset Management seperti dikutip dari Reuters, Kamis (15/12/2011).

Sementara HSBC mengatakan, emas terpukul oleh tekanan investor yang ingin mendapatkan uang tunai lebih pada neracanya menjelang akhir tahun.

"Beberapa hedge fund makro melakukan likuidasi emas dan mengambil untung di tahun yang sulit ini. Karena volume perdagangan secara tipikal turun menjelang akhir tahun, kami memperkirakan gejolak harga terus meningkat," ujar James Steel, chief technical analyst HSBC.

Sebagai catatan, harga emas di Logam Mulia, anak usaha PT Aneka Tambang Tbk kemarin mencapai Rp 544 ribu per gram, dengan harga buy back Rp 477 ribu.

Harga Minyak Juga Merosot
Selain emas, komoditas lain yang ikut merosot harganya adalah minyak mentah. Harga minyak merosot lebih dari 5% setelah OPEC memutuskan produksi yang lebih tinggi tanpa membuat aturan baru.

Pada perdagangan Rabu (14/12/2011), harga minyak light sweet WTI tercatat merosot US$ 5,19 menjadi US$ 94,95 per barel. Minyak Brent pengiriman Januari juga merosot US$ 4,48 ke level US$ 105,02 per barel.

(qom/qom)

Eropa 'Kisruh' Lagi, IHSG Lemah Lesu

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) gagal bertahan di zona hijau dan akhirnya ditutup menipis 11 poin di tengah perdagangan yang sepi. Situasi ekonomi global yang belum kondusif membuat investor kurang bergairah.

Pada perdagangan, Rabu (14/12/2011), IHSG menipis 11,975 poin (0,32%) ke level 3.751,604. Sementara Indeks LQ 45 turun tipis 1,615 poin (0,24%) ke level 660,729.

Sentimen negatif masih saja membuntuti pergerakan IHSG, dengan sentimen utama masih berasal dari krisis Eropa yang semakin memburuk saja. Pada perdagangan Kamis (15/12/2011), IHSG diprediksi masih mengalami tekanan.

Tadi malam bursa Wall Street merosot merespons perkembangan negatif dari situasi di Eropa, terutama terkait dengan kenaikan imbal hasil surat utang Italia yang cukup tajam.

Keputusan Bank Sentral AS untuk tidak melakukan apapun guna mendukung perekonomian AS, meski adanya peringatan krisis akan mengganggu perekonomian menambah keinginan investor untuk keluar dari aset-aset yang berisiko dan memindahkannya ke portofolio yang lebih aman yakni surat utang AS dan Jerman.

Pada perdagangan Rabu (14/12/2011), indeks Dow Jones industrial average ditutup merosot 131,46 poin (1,10%) ke level 11.823,48. Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah 13,91 poin (1,13%) ke level 1.211,82 dan Nasdaq melemah 39,96 poin (1,55%) ke level 2.539,31.

Bursa-bursa regional juga masih mengalami tekanan. Berikut pergerakan bursa regional pada Kamis pagi ini:
  • Indeks Nikkei-225 melemah 68,05 poin (0,80%) ke level 8.451,45
  • Indeks KOSPI melemah 18,94 poin (1,02%) ke level 1.838,81.

Berikut rekomendasi saham untuk hari ini:

Panin Sekuritas:
IHSG kemarin bergerak melemah tipis ditengah sepinya transaksi perdagangan. Kami melihat investor cenderung menahan diri sehubungan dengan kondisi krisis hutang Eropa yang belum mencapai titik solusi. Saham-saham unggulan terlihat masih tertekan. Kami perkirakan indeks hari ini akan bergerak mixed terbatas. Kami juga melihat peluang untuk trading pada saham perbankan dan pertambangan. Kisaran support-resistance 3.717-3.789.

eTrading Securities:
Secara teknikal, pada perdagangan Rabu IHSG kembali terkoreksi dengan indikator stochastic yang bergerak downtrend setelah membentuk death cross sementara MACD kembali berpotensi membentuk death cross. Pada perdagangan Kamis (15/12), diperkirakan IHSG akan bergerak pada range 3702-3793 dengan saham-saham yang dapat diperhatikan a.l. ENRG, BUMI, dan ASGR.

(qom/qom)

Minyak mendekati level terendah dalam lima pekan

Minyak mendekati level terendah dalam lima pekan
SYDNEY. Minyak diperdagangkan mendekati level terendah dalam lima pekan. Harga minyak tergerus setelah OPEC menaikkan kapasitas produksi, sementara krisis utang Eropa memburuk. Kedua faktor ini mengancam terjadinya resesi yang mungkin menghambat permintaan komoditas.

Kontrak minyak WTI untuk pengiriman Januari anjlok 5,2% ke US$ 94,95 per barel di New York, semalam. Ini level terendah sejak 4 November. Adapun, pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange, minyak bergulir tipis ke US$ 95,04 per barel, pada pukul 10.47 di Sydney.

Sedangkan, minyak Brent untuk pengantaran Januari tumbang 4,1% ke US$ 105,02 per barel di ICE Futures Europe, di London, kemarin.

OPEC dalam pertemuan di Vienna telah menyepakati target produksi minyak mentah sebesar 30 juta barel per hari, dari sebelumnya 24,845 juta per hari. Keputusan OPEC menandai perubahan pertama pada target produksi dalam tiga tahun terakhir.

Sementara, pada lelang obligasi Italia, yield obligasi bertenor lima tahun menyentuh level tertinggi dalam 14 tahun. Ernst & Young LLP menyebut, perekonomian zona Euro sepertinya akan kembali memasuki resesi.

Emas jatuh ke bawah level US$ 1.600 per ons troy

Emas jatuh ke bawah level US$ 1.600 per ons troy
SINGAPURA. Emas jatuh di bawah level US$ 1.600 per ons troy. Penguatan dollar AS menahan permintaan terhadap emas sebagai aset investasi alternatif.

Kontrak emas untuk pengiriman Februari terpangkas 4,6% ke posisi US$ 1.586,90 per ons troy di Comex, New York, semalam. Ini level penutupan terendah sejak 13 Juli lalu. Kontrak yang sama diperdagangkan di level US$ 1.581,80 pada pukul 7.03 waktu Singapura.

Dollar AS naik ke level tertinggi 11 bulan terhadap euro, di tengah meningkatnya masalah pendanaan untuk mengatasi krisis di Eropa. Sementara, Federal Reserve akan mempertahankan perekonomian AS dan menahan diri dalam mengambil tindakan baru untuk meningkatkan perekonomian. Ada turbulensi di pasar komoditi karena penguatan dollar.

Manajer TEAM Financial Management LLC James Dailey menilai, penurunan tajam pada harga emas mengindikasikan tingkat penjualan yang signifikan berasal dari kalangan hedge fund.

"Kami melihat risk-off yang besar karena Eropa. Investor mencari likuiditas, dan menjual segala sesuatu yang bisa dijual untuk membatasi risiko," ujar Bart Melek, analis TD Securities, di Toronto.

Ekonomi Makin Suram, Wall Street Terjerembab

Medium
INILAH.COM, New York - Bursa saham Amerika Serikat ditutup melemah pada perdagangan saham Rabu (14/12).

Hal itu dikarenakan risiko semakin besar karena harga komoditas, euro semakin melemah terhadap dolar AS dalam 11 bulan, dan pinjaman Italia membuat biaya euro semakin tinggi.

Indeks Dow Jones turun 131,46 poin atau 1,10% ke level 11.823,48. Indeks S&P 500 turun 13,91 poin atau 1,13% ke level 1.211,82, dan Indeks Nasdaq turun 39,96 poin atau 1,55% ke level 2.539,31.

Sentimen yang mempengaruhi bursa saham antara lain, investor kecewa Bank Sentral Eropa tidak membeli lebih banyak obligasi negara Eropa bermasalah. Langkah yang secara luas dilihat sebagai langkah berikutnya yang diambil setelah para pemimpin Eropa di Uni Eropa pekan lalu sepakat untuk memperkuat persatuan fiskal dalam blok tersebut. Dengan krisis utang zona Euro tidak menunjukkan tanda-tanda mereda maka Eropa diperkirakan akan resesi dan tumbuh suram.

Selain itu, penurunan harga minyak sebesar 5% mempengaruhi pergerakan sektor saham energi. Indeks S&P energi turun hampir 3%. Saham Chevron turun 3% ke level US$100,53 dan saham Caterpillar mendorong penurunan indeks Dow Jones terbesar. Saham Caterpillar tutun 4,4% menjadi US$87.

"Ada kemungkinan realisasi ekonomi global sedang dalam bahaya," ujar Bruce Bittles Chief Investment Strategist di Robert W.Baird&Co, seperti dikutip dari yahoofinance.com.

Pelaku pasar juga melakukan aksi jual saham teknologi. Sejumlah perusahaan di dalam negeri dan luar negeri telah memotong laba, dan itu merupakan dampak dari perlambatan ekonomi. Saham First Solar Inc turun 21,4% ke level US$33,45 setelah memotong penjualan dan perkiraan keuntungan. Adapun perusahaan yang memototomh laba antara lain Intel Corp, DuPont and Co, dan Texas Instruments Inc.

Penurunan bursa saham juga dipengaruhi kekecewaan investor terhadap The Fed yang tidak menyebutkan kemungkinan langkah-langkah stimulus baru setelah pertemuan Selasa kemarin. Italia membayar 6,47% untuk tenor lima tahun setelah Berlin menempatkan 4 miliar euro untuk obligasi dua tahun. Hal itu dapat dilihat investor mendukung penyelamatan kembali.

Volume perdagangan saham sebesar 7,8 miliar saham di bursa saham New York, Amerika Serikat dan Nasdaq. [cms]

Isu Resesi Besar Bakal Benamkan Rupiah

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (15/12) diprediksi melemah. Pasar mendapat tekanan negatif dari isu bakal terjadinya resesi besar pada 2012.

Periset dan analis senior Monex Investindo Futures Daru Wibisono mengatakan, potensi pelemahan rupiah hari ini salah satunya diperlihatkan oleh faktor teknikal. Menurutnya, dari sisi ini masih jelas rupiah berpotensi melanjutkan pelemahannya.

Mengacu pada indikator teknikal, lanjut Daru, stochastic menunjukkan pola up trend sebagai pertanda pelemahan bagi rupiah. Begitu juga dengan indikator Moving Average (MA) hariannya. "Jika level 9.100 ditembus, rupiah berpeluang melemah ke level 9.140 per dolar AS," katanya kepada INILAH.COM.

Di sisi lain, kata Daru, rupiah juga mendapat tekanan negatif dari berbagai outlook ekonomi yang negatif untuk 2012 dari berbagai lembaga keuangan. Salah satunya, pesimisme datang dari International Monetary Fund (IMF) yang menyatakan, resesi besar kemungkinan akan terjadi pada 2012. "Karena itu, sepanjang perdagangan rupiah akan bergerak dalam kisaran 9.040-9.140 per dolar AS dengan kecenderungan melemah," timpalnya.

Pasalnya, lanjut Daru, berbagai outlook ekonomi itu berpengaruh negatif pada sentimen investor yang sebelumnya juga mendapat sentimen negatif dari krisis utang Eropa. Pada saat yang sama, Bank Dunia juga merevisi turun Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia jadi 6,2% dari prediksi sebelumnya 6,3%.

Sebelumnya, Asian Development Bank (ADB) sudah mengemukakan pesimisme-nya terhadap pertumbuhan Asia termasuk Indonesia. Apalagi, yield obligasi Italia dengan tenor 10 tahun kembali naik ke atas level 7%.

Itulah, menurut Daru, yang juga jadi alasan mengapa euro kembali melemah dan jadi tekanan bagi rupiah. "Kondisi itu, memperparah ekspektasi perlambatan global yang dipicu oleh ekonomi China yang berisiko turun lebih dalam setelah PDB-nya merosot ke level 9,1% pada kuartal III-2011 dari 9,6%," imbuh Daru.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (14/12) ditutup melemah 20 poin (0,22%) ke level 9.080/9.090 per dolar AS.

Inilah Menu Saham Pilihan Kamis (15/12)

INILAH.COM, Jakarta - Bursa saham Indonesia pada perdagangan Kamis (15/12) berpotensi mixed terbatas di kisaran 3.717-3.789.

Analis saham Panin Sekuritas, Purwoko Sartono mengatakan investor cenderung menahan diri sehubungan dengan kondisi krisis hutang Eropa yang belum mencapai titik solusi. "Kami perkirakan indeks hari ini akan bergerak mixed terbatas. Kami juga melihat peluang untuk trading pada saham perbankan dan pertambangan," katanya kemarin.
IHSG kemarin ditutup melemah 11,98 poin atau 0,3% menjadi 3.751,60. Volume perdagangan mencapai 5,7 miliar saham senilai Rp3,2 triliun. IHSG mengalami net foreign sell sebesar Rp88,9 miliar.
IHSG bergerak melemah tipis dengan sepinya transaksi perdagangan. "Kami melihat investor cenderung menahan diri sehubungan dengan kondisi krisis hutang Eropa yang belum mencapai titik solusi," katanya.
Sementara analis saham AM Capital, Andre Mahardika, merekomendasikan saham INDF yang memiliki sinyal bullish. Saham ini disarankan beli di 4.575 dan jual di 4.675-4.725 dengan stop loss di 4.525. Secara teknikal saham INDF berpotensi bullish lagi untuk jangka pendek, boleh melakukan aksi buy.
Saham UNVR juga memiliki sinyal bullish. Saham ini disarankan beli di 17.550 dan jual di 17.800-18.150 dengan stop loss di 17.200. Secara teknikal saham UNVR masih akan melanjutkan kenaiakan pada perdagangan selanjutnya.

Indikator Momentum Tunjukkan Koreksi IHSG

INILAH.COM, Jakarta – Berdasarkan indikator momentum, IHSG berpeluang melemah Kamis (15/12). Tapi, beberapa saham sudah menunjukkan oversold sehingga berpotensi technical rebound.

Analis Panin Securities Purwoko Sartonomengatakan, secara umum, laju indeks bakal sideways. Kondisi ini ditunjukkan oleh indikator teknikal yang cenderung konsolidasi. Memang, hingga kemarin sore, Dow Jones Futures berada pada area positif. Tapi, jika melihat indikator momentum, belum memberikan sinyal arah penguatan.

Dilihat dari momentumnya, IHSG masih berpotensi melemah. Karena itu, kalaupun IHSG menguat Kamis (15/12) ini, akan tipis.Sebab, ada beberapa saham yang sudah jenuh jual (oversold) sehingga berpotensi technical rebound hari ini. “Tapi, secara umum, arah IHSG masih sideways,” tandasnya kepada INILAH.COM.

Pada perdagangan Rabu (14 /12 ), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup melemah 11,98 poin (0,32%) ke level 3.751,604 dengan intraday tertinggi 3,765.0910 dan terendah 3,741.717. Begitu juga dengan indeks saham unggulan LQ45 yang turun 1,62 poin (0,24%) ke level 660,729.Berikut ini wawancara lengkapnya:

IHSG melanjutkan pelemahan ke level 3.751, bagaimana Anda melihat arah berikutnya?
Berpeluang sideways. Salah satunya, karena mendapat tekanan negatif dari kenaikan yield obligasi Italia ke level 5,7% untuk tenor 5 tahun kemarin. Lalu, pada Kamis (15/12) ini belum ada sentimenkuat secara fundamental yang bisa membawa indeks menguat.Saat ini sentimen Eropa masih menjadi faktor penggerak indeks. Karena itu, tampak indeks masih bakal sideways.

Level support dan resistance-nya?
Support IHSG di level 3.717 dan resistance 3.789.

Bagaimana penjelasan technical-nya?
Sideways-nya indeks, juga ditunjukkan oleh indikator teknikal. Dari sisi ini, arah IHSG masih cenderung konsolidasi. Memang, hingga kemarin sore, Dow Jones Futures berada pada area positif. Tapi, jika melihat indikator momentum, belum memberikan sinyal arah penguatan. Dilihat dari momentumnya, IHSG masih berpotensi melemah. Karena itu, kalaupun IHSG menguat Kamis (15/12) ini, akan tipis. Tapi, secara umum, arah IHSG masih sideways.

Apakah ada saham-saham yang sudah jenuh jual sehingga berpotensi menguat hari ini?
Saham-saham yang turun dalam dua hari terakhir, beberapa sudah memasuki area oversold (jenuh jual). Di antaranya, saham PT Bank Mandiri (BMRI) yang sudah tembus support Rp6.550 ke level Rp6.450. Begitu juga dengan PT Indo Tambang Raya (ITMG) yang sudah berada di bawah level Rp37.000; dan PT Adaro Energy (ADRO) di bawah Rp1.900 sehingga sudah oversold.

Bagaimana dengan saham index mover PT Astra Internasional?
Sementara itu, saham PT Astra Internasional (ASII) secara candlestick, menunjukkan tren bearish dan menguji level support Rp71.000. Untuk ASII Belum ada tanda-tanda pembalikan arah menguat.

Kalau begitu, apa rekomendasi Anda untuk saham-saham yang sudah oversold?
Saya sarankan buy on weakness pada saham-saham yang sudah oversold seperti BMRI, ITMG dan ADRO. Tapi, untuk langsung beli masih belum aman dan lebih baik menunggu di harga bawah. Saya rekomendasikan trading jangka pendek. Untuk jangka panjang masih harus ekstra hati-hati.

Wall Street tumbang karena Eropa masih bergulat dengan krisis

Wall Street tumbang karena Eropa masih bergulat dengan krisis
NEW YORK. Pasar saham Amerika Serikat (AS) bertumbangan. Indeks Standard & Poor's 500 pun terseret ke level lebih rendah lagi dalam tiga hari berturut-turut. Masalah pendanaan di Eropa yang tak kunjung tuntas, memicu kekhawatiran kawasan ini masih harus bergulat mengatasi krisis.

Indeks S&P 500 merosot 1,1% ke posisi 1.211,82 pada pukul 4 sore waktu New York. Dalam tiga hari terakhir, indeks acuan saham AS ini sudah tergerus 3,5%. Sementara, indeks Dow Jones Industrial Average juga jatuh 1,1% ke 11.823,48, dan Nasdaq Composite Index tumbang 1,6% ke level 2.539,31.

Koreksi di bursa Wall Street mengekor kejatuhan di pasar global. Sentimen negatif investor dipicu yield obligasi Italia bertenor lima tahun yang naik ke level terbesar dalam 14 tahun, dan credit default swap negara Eropa mendekati rekor. Kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan tidak ada solusi yang mudah untuk mengatasi krisis di zona Euro.

Sementara itu, menurut anggota parlemen AS, Ketua Federal Reserve Ben S. Bernanke telah menyatakan tidak berencana memberi bantuan kepada bank-bank Eropa di tengah krisis. Disebutkan pula, krisis Eropa yang memburuk dapat membahayakan ekonomi AS.

Kemarin, The Fed juga memutuskan untuk mempertahankan pertumbuhan AS, bahkan di saat ekonomi global melambat. Hal ini memicu kekecewaan investor yang mengharapkan adanya putaran ketiga pembelian obligasi, guna menggenjot pertumbuhan.

John Carey, manajer ekuitas dari Pioneer Investments menyebut, apa yang terjadi sangat membuat pasar frustasi. "Yang ada hanya sensitivitas berlebih terhadap kabar-kabar yang keluar dari Eropa. Ini dipandang sebagai sinyal untuk melakukan aksi jual," ujarnya, di Boston.

"Dan investor mulai melihat kekhawatiran krisis di Eropa akan berdampak pada pendapatan perusahaan di AS," imbuh Mike Ryan, chief investment strategist dari UBS Wealth Management Americas.

Komoditi dan pasar internasional melemah gara-gara utang Eropa

Komoditi dan pasar internasional melemah gara-gara utang Eropa
LONDON. Mata uang Euro kembali melemah untuk di bawah USD 1,3 per euro untuk pertama kalinya sejak Januari tahun ini.

Sementara itu harga-harga komoditi dan indeks pasar modal pun ikut melemah gara-gara masalah belitan utang di negara-negara Eropa yang masih saja belum terselesaikan dan Federal Reserve tetap dengan upaya stimulusnya.

Pada pukul 16.30 di London, indeks The Stoxx Europe 600 turun 2,05% menjadi 232,44 dan indeks future S&P 500 turun 1,05% menjadi 1212,90 setelah menanjak naik 0,5% pada awal perdagangan.

Yield obligasi-obligasi Eropa juga terus naik. Obligasi Italia dengan tenor 10 tahun kembali naik 1,67% menjadi 6,767%. Sejak Selasa (6/12) waktu yield obligasi Italia menyentuh 5,84, obligasi ini memang terus mengalami tren kenaikan yang lumayan kencang.


Sementara itu upaya Jerman dan Prancis memimpin rencana amendemen beberapa peraturan Uni Eropa untuk bisa lebih dekat mencapai rencana penyatuan kebijakan fiskal rupanya mulai menghadapi masalah dengan European Commission dan kemungkinan besar 26 negara lainnya.

Di Amerika The Fed akan terus mempertahankan pertumbuhan ekonomi AS walau pertumbuhan ekonomi dunia melemah. Padahal gejala lemahnya pertumbuhan ekonomi dunia sangat jelas. Ifo Institute yang berbasis di Munich memprediksi pertumbuhan ekonomi Jerman, negara dengan perekonomian terbesar di Eropa, akan turun menjadi 0,4% di 2012 dari 2,3% tahun ini.

"Masih ada potensi penurunan terus," tutur Lee King Fuei manajer investasi dari Schroders Plc Singapura kepada Bloomberg. Menurut Lee magnitude krisis kali ini lebih besar dari krisis 2008 karena kali ini melibatkan risiko kebangkrutan negara. "Para pembuat kebijakan mungkin sudah menjalankan semua opsi kebijakan fiskal dan moneternya dan sekarang mulai kehabisan peluru," ungkap Lee.

Eropa 'Kisruh' Lagi, Wall Street Merosot

New York - Saham-saham di bursa Wall Street merosot merespons perkembangan negatif dari situasi di Eropa, terutama terkait dengan kenaikan imbal hasil surat utang Italia yang cukup tajam.

Keputusan Bank Sentral AS untuk tidak melakukan apapun guna mendukung perekonomian AS, meski adanya peringatan krisis akan mengganggu perekonomian menambah keinginan investor untuk keluar dari aset-aset yang berisiko dan memindahkannya ke portofolio yang lebih aman yakni surat utang AS dan Jerman.

"Isu utama saat ini sudah lengkap, kegagalan absolut dari Uni Eropa datang pada setiap jenis solusi. Mereka kembali ke tempat mereka memulai," ujar Jeffrey Sica, presiden dan chief investment officer SICA Wealth Management seperti dikutip dari Reuters, Kamis (15/12/2011).

Pada perdagangan Rabu (14/12/2011), indeks Dow Jones industrial average ditutup merosot 131,46 poin (1,10%) ke level 11.823,48. Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah 13,91 poin (1,13%) ke level 1.211,82 dan Nasdaq melemah 39,96 poin (1,55%) ke level 2.539,31.

Kemarin lelang surat utang Italia berjangka 5 tahun menghasilkan imbal hasil 6,47%. Itu merupakan rekor yield tertinggi di era euro untuk surat utang Italia berjangka 5 tahun. Rekor sebelumnya dicapai pada November ketika imbal hasil menembus 6,3%.

Sebaliknya, investor mencari tempat-tempat investasi yang lebih aman seperti surat utang Jerman. Kemarin Jerman berhasil meraup 4,2 miliar euro untuk lelang surat berharga berjangka 2 tahun, dengan yield sebesar 0,29% atau terendah sejak era euro. Angka itu juga turun dari yield lelang sebelumnya yang sebesar 0,39%.

Sementara mata uang tunggal euro tercatat melemah 0,4% terhadap dolar AS ke level US4 1,2979. Euro bahkan pernah menyentuh level US$ 1,30, untuk pertama kalinya sejak Januari.

"Masalah belum terselesaikan, jadi kenapa Anda ingin membeli euro. Masalahnya adalah semua orang tahu ini belum akan berakhir, termasuk politisi dan pembuat kebijakan," ujar Ronald Simpson, direktur valas Action Economics.

(qom/qom)