Selasa, 19 April 2011

Prediksi Analis Tentang Saham Semen

Headline
INILAH.COM, Jakarta- Pertumbuhan permintaan semen untuk pembangunan properti dan infrastruktur meningkat, seiring membaiknya pertumbuhan ekonomi. Bagaimana penilaian para analis?

Analis Sekuritas Ekokapital Cece Ridwanullah menilai saham semen masih prospektif. Salah satunya didukung ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang mendorong permintaan. Menurutnya, meski proyek infrastruktur bersifat jangka panjang, tetapi ada beberapa proyek yang akan mulai dikerjakan tahun ini.

“Hal ini membuat konsumsi semen nasional akan meningkat tahun ini dan beberapa tahun ke depan,” katanya kepada INILAH.COM.

Asosiasi Semen Indonesia (ASI) memperkirakan konsumsi semen nasional tahun ini akan naik hingga 10% menjadi sekitar 44,4 juta ton. Dengan ekspektasi pertumbuhan properti hingga 20%, maka permintaan semen akan meningkat minimal 7%. Terutama karena semen membutuhkan 60% dari biaya pengadaan material bangunan.

Sentimen positif lain berasal dari defensifnya sektor semen. Seperti diketahui, bursa regional saat ini mengalami koreksi, dengan memburuknya data ekonomi AS, dan kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) China.Apalagi lembaga pemeringkat S&P baru menurunkan outlook rating utang jangka panjang AS menjadi negatif dari sebelumnya stabil. “Sifat defensif sektor semen menjadikan saham ini cukup menarik, ” ujar Cece.

Beberapa saham yang disarankan di tengah situasi ini adalah PT Indocement Tunggal Prakarsa (INTP), PT Semen Gresik (SMGR) dan PT Holcim Indonesia (SMCB).“Saya rekomendasikan buy support semua saham tersebut,” katanya.

Sementara Praska Putrantyo, analis Infovesta Utama menilai, saham semen dan infrastruktur menarik untuk dikoleksi, terutama karena suku bunga yang masih bertahan di level 6,75%. “Kondisi ini masih mengindikasikan stabilnya daya beli masyarakatdan salah satu faktor yang membuat industri properti bertumbuh, sehingga kebutuhan semen nasional terus meningkat,” ucapnya dihubungi terpisah.

Adapun saham yang direkomendasikan Praska adalah tiga emiten besar, yakni SMGR, INTP, dan SMCB. "Buy on weakness saham-saham infrastruktur dan semen," imbuhnya.

Adrianus Bias Prasuryo, Analis Samuel Securities, masih mempertahankan peringkat overweight untuk sektor semen, berdasarkan data penjualan semen kuartal pertama 2011 yang lebih tinggi dari estimasi sebesar 7%. “Sektor ini saat ini diperdagangkan pada PER 15,5 kali dengan upside potensial 2011 rata-rata 17%,” katanya.

Konsumsi semen dari wilayah Jawa meningkat 12,3% YoY, mengalahkan daerah lain kecuali Sumatera yang juga menunjukkan angka pertumbuhan kuat sebesar 13,7% YoY. Ini berarti, kontribusi wilayah Jawa terhadap total pasar domestik sedikit meningkat menjadi 54,3% dari 53,8% pada 2010. “Angka ini kuat terutama karena pertumbuhan permintaan cukup besar dari Jakarta dan Jawa Barat,” paparnya.

SMCB mengungguli perusahaan sejenis, dengan penjualan domestik meningkat 24,4% YoY menjadi 1,62 juta ton. Akibatnya, pangsa pasarnya diperluas ke 15,4% dari 13,4% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Di sisi lain, SMGR kehilangan pangsa pasar dengan hanya 40,7% vs 43,6%, sedangkan pangsa pasar INTP tetap stabil di 30,7%.

“Kami akan mengevaluasi lagi pilihan utama sektor semen, yakni SMGR, terutama karena kinerja yang kurang memuaskan kuartal pertama ini,”ucapnya.

Namun, Ia optimis harga saham semen akan meningkat hingga akhir 2011,”Semen Gresik berpotensi meningkat menjadi Rp 11.200, Indocement menjadi Rp 19.500 dan Holcim menjadi Rp 2.500 per saham,”katanya.

Sedangkan Cece memperkirakan, harga saham-saham emiten semen diperkirakan akan meningkat 10%-15%. Menurutnya, meskipun awal 2011 harga saham emiten sempat melemah, ekspektasi peningkatan konsumsi semen nasional akan membuat investor melakukan valuasi ulang.

“Dalam tiga bulan kedepan harga saham Semen Gresik diperkirakan menguat menjadi Rp 10.300, harga saham Indocement meningkat menjadi Rp 17.850 dan harga Holcim naik menjadi Rp 2.400,” ucapnya. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar