Selasa, 19 April 2011

Menu Siang: Saham 3 Sektor


INILAH.COM, Jakarta – Koreksi IHSG siang ini tampaknya akan berlanjut hingga penutupan. Mengantisipasi anomali bursa regional, Investor bisa pilihan saham-saham defensif sektor konsumsi, perbankan dan semen.

Pada sesi pertama perdagangan Senin (18/4), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 14,30 poin (0,38%) ke level 3.712,770. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang turun 2,30 poin (0,34%) ke angka 665,566.
Laju indeks siang ini kurang ramai, hanya didukung oleh volume transaksi yang tercatat mencapai 1,195 miliar lembar saham, senilai Rp1,505 triliun dan frekuensi 43.560 kali. Sebanyak 50 saham menguat, sedangkan 134 saham melemah dan 97 saham stagnan.
Pelemahan indeks sesi pertama, juga diwarnai aksi jual asing yang mencatatkan transaksi nilai jual bersih (net foreign sell) sebesar Rp77,2 miliar. Rinciannya, transaksi beli mencapai Rp465,1 miliar sedangkan transaksi jual sebesar Rp542,3 miliar.
Mayoritas sektor saham mendukung pelemahan indeks. Sektor aneka industri memimpin pelemahan 0,90%, disusul perkebunan 0,72%, properti 0,67%, pertambangan 0,62%, industri dasar dan keuangan masing-masing 0,50%, manufaktur 0,49%, konsumsi 0,17% dan perdagangan 0,13%. Hanya infrastruktur yang naik 0,25%.

Analis Sekuritas Ekokapital Cece Ridwanullah memperkirakan, pergerakan indeks saham hingga penutupan sore nanti akan melemah terbatas. “Indeks akan bergerak dalam kisaran support 3.690 dan 3.745 sebagai level resistance-nya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (19/4).

Menurutnya, pelemahan indeks hari ini dipicu oleh negatifnya sentimen regional setelah rata-rata bursa Eropa ditutup negatif di atas 2% dan Wall Street yang rata-rata turun di atas 1%. Hal ini dipicu oleh lembaga pemeringkat Standard & Poor's (S&P) yang menurunkan outlook rating utang jangka panjang AS menjadi ‘negatif’ dari sebelumnya ‘stabil’.

Namun, menurutnya, S&P masih mempertahankan rating utang ‘AAA’ milik AS. “Memang, ketegangan fiskal AS tengah meningkat, tapi masih jauh dari ancaman terlilit krisis hutang,” ujarnya.

Di sisi lain, market juga mendapat sentimen negatif dari kebijakan moneter China yang ketat. Bank Sentral negeri Tirai Bambu itu menaikkan Giro Wajib Minimu (GWM) sebesar 50 basis poin ke level 20,5% yang berlaku 21 Aprili. “Karena itu, dana cash ditarik ke perbankan,” imbuh Cece.

Hanya saja, lanjut Cece, pelemahan IHSG akan terbatas bahkan bisa saja bergerak anomali di teritori positif di tengah koreksi bursa regional. Sebab, beberapa saham bluechip di sektor otomotif, perbankan dan konsumsi bertahan di atas support yang dipimpin oleh PT Astra Internasional (ASII). “Apalagi, inflasi April diperkirakan masih jinak sehingga menopang pergerakan saham-saham di sektor perbankan,” tandas Cece.

Hingga akhir April, sentimen positif hanya ditopang oleh faktor pembagian dividen. Hari ini pun, direalisasikan cum dividen tiga emiten seperti PT Bank Jabar Banten (BJBR) di level Rp59,67, PT Indo Tambangraya Megah (ITMG) di angka Rp407 dan PT Nippon Indosari Corpindo (ROTI) Rp 24,64 per saham. “Untuk selanjutnya, pasar menantikan pembagian dividen saham-saham perbankan dan konsumsi,” urainya.

Dalam situasi ini, dia merekomendasikan positif saham-saham defensif di sektor konsumsi, perbankan dan semen.

Saham-saham pilihannya adalah PT Unilever (UNVR), PT Charoen Pokphand Indonesia (CPIN), PT Japfa Confeed Indonesia (JPFA), PT Indofood Sukses Makmur (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP).

PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Bank Central Asia (BBCA) dan PT Bank Mandiri (BMRI). PT Indocement Tunggal Prakarsa (INTP), PT Semen Gresik (SMGR) dan PT Holcim Indonesia (SMCB). PT Astra Internasional (ASII) juga bisa dicermati. “Saya rekomendasikan buy support semua saham tersebut,” imbuhnya. [ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar