INILAH.COM, Jakarta – Koreksi IHSG siang ini tampaknya akan berlanjut hingga penutupan. Mengantisipasi anomali bursa regional, Investor bisa pilihan saham-saham defensif sektor konsumsi, perbankan dan semen.
Analis Sekuritas Ekokapital Cece Ridwanullah memperkirakan, pergerakan indeks saham hingga penutupan sore nanti akan melemah terbatas. “Indeks akan bergerak dalam kisaran support 3.690 dan 3.745 sebagai level resistance-nya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (19/4).
Menurutnya, pelemahan indeks hari ini dipicu oleh negatifnya sentimen regional setelah rata-rata bursa Eropa ditutup negatif di atas 2% dan Wall Street yang rata-rata turun di atas 1%. Hal ini dipicu oleh lembaga pemeringkat Standard & Poor's (S&P) yang menurunkan outlook rating utang jangka panjang AS menjadi ‘negatif’ dari sebelumnya ‘stabil’.
Namun, menurutnya, S&P masih mempertahankan rating utang ‘AAA’ milik AS. “Memang, ketegangan fiskal AS tengah meningkat, tapi masih jauh dari ancaman terlilit krisis hutang,” ujarnya.
Di sisi lain, market juga mendapat sentimen negatif dari kebijakan moneter China yang ketat. Bank Sentral negeri Tirai Bambu itu menaikkan Giro Wajib Minimu (GWM) sebesar 50 basis poin ke level 20,5% yang berlaku 21 Aprili. “Karena itu, dana cash ditarik ke perbankan,” imbuh Cece.
Hanya saja, lanjut Cece, pelemahan IHSG akan terbatas bahkan bisa saja bergerak anomali di teritori positif di tengah koreksi bursa regional. Sebab, beberapa saham bluechip di sektor otomotif, perbankan dan konsumsi bertahan di atas support yang dipimpin oleh PT Astra Internasional (ASII). “Apalagi, inflasi April diperkirakan masih jinak sehingga menopang pergerakan saham-saham di sektor perbankan,” tandas Cece.
Hingga akhir April, sentimen positif hanya ditopang oleh faktor pembagian dividen. Hari ini pun, direalisasikan cum dividen tiga emiten seperti PT Bank Jabar Banten (BJBR) di level Rp59,67, PT Indo Tambangraya Megah (ITMG) di angka Rp407 dan PT Nippon Indosari Corpindo (ROTI) Rp 24,64 per saham. “Untuk selanjutnya, pasar menantikan pembagian dividen saham-saham perbankan dan konsumsi,” urainya.
Dalam situasi ini, dia merekomendasikan positif saham-saham defensif di sektor konsumsi, perbankan dan semen.
Saham-saham pilihannya adalah PT Unilever (UNVR), PT Charoen Pokphand Indonesia (CPIN), PT Japfa Confeed Indonesia (JPFA), PT Indofood Sukses Makmur (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP).
PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Bank Central Asia (BBCA) dan PT Bank Mandiri (BMRI). PT Indocement Tunggal Prakarsa (INTP), PT Semen Gresik (SMGR) dan PT Holcim Indonesia (SMCB). PT Astra Internasional (ASII) juga bisa dicermati. “Saya rekomendasikan buy support semua saham tersebut,” imbuhnya. [ast]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar