Jumat, 30 September 2011

Data-data Jerman dan AS Siap Topang Rupiah

Medium
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Jumat (30/9) diprediksi menguat. Sentimen positif datang dari voting EFSF dan data pengangguran AS dan Jerman.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, potensi penguatan rupiah hari ini ditopang oleh parlemen Jerman. Sejak kemarin, parlemen diperkirakan bakal meratifikasi tambahan kapasitas bailout dari dana The Eeuropean Financial Stability Facility (EFSF) senilai 440 miliar euro.

Di sisi lain, ada juga rumor bahwa Jerman akan mengeluarkan kebijakan yang akan menjadi mekanisme permanen dalam mengatasi krisis utang kawasan Eropa. "Karena itu, secara keseluruhan rupiah bakal melanjutkan penguatannya hari ini. Rupiah akan coba menguat ke kevel 8.840 dan jika tembus penguatan berikutnya 8.815 per dolar AS. Kalau melemah, akan terbatas di level 8.900," katanya kepada INILAH.COM.

Pada saat yang sama, lanjut Christian, pasar mendapat sentimen positif setelah Jerman merilis angka pengangguran yang berkurang jauh dari ekspektasi. Angka ini menepis keraguan bahwa ekonomi Jerman yang ditunjang oleh ekspor masih bisa terus mengalami ekspansi. "Unemployment Change Jerman dirilis jadi berkurang 26 ribu dari sebelumnya hanya berkurang 9 ribu," ujarnya.

Dari AS, lanjutnya, semalam juga dirilis data klaim tunjangan pengangguran yang angkanya sudah diperkirakan positif. Ini sedikit meredakan kecemasan pasar soal ekonomi AS yang bakal jatuh pada resesi. "Klaim tunjangan pengangguran AS turun jadi 420 ribu dari sebelumnya 423 ribu," imbuhnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (29/9) ditutup menguat 34 poin (0,38%) ke level 8.851/8.861 per dolar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar