Senin, 21 November 2011

DPR: Ikut Ajakan Obama Masuk TPP, RI Bisa Jadi 'Korban'

Jakarta - Presiden AS BarackOobama mengajak Indonesia melalui Presiden SBY untuk bergabung dalam kelompok dagang baru yang bernama Trans Pacific Partnership (TPP). Ini harus diwaspadai karena bisa-bisa Indonesia hanya jadi korban dagang.

Demikian disampaikan oleh Anggota Komisi XI Kemal Azis Stamboel dalam keterangannya yang dikutip, Senin (21/11/2011).

"Harus ada pengkajian yang komprehensif. Apakah Trans Pacific Partnership akan mendatangkan keuntungan buat negara dan rakyat Indonesia. Karena setiap kemitraan ekonomi, prinsip dasarnya harus menguntungkan secara adil bagi pihak-pihak yang terlibat. Jangan menjadi sarana mengeksploitasi untuk kepentingan beberapa pihak saja. Di tengah ancaman krisis ekonomi global, Indonesia harus pandai-pandai untuk mengelola free trade agreement. Jika tidak, industri, dunia usaha, dan pasar domestik justru akan menjadi korban," tuturnya.

Seperti diketahui, pada KTT APEC 2011, Obama mempromosikan kerjasama baru bernama Trans Pacific Partnership (TPP). Melalui kerangka kerjasama perdagangan bebas Trans Pascific Partnership, yang diharapkan meningkatkan ekspor produk AS dan pada gilirannya menggerakan pasar domestiknya yang sedang lesu akibat krisis finansial.

Obama dalam pidatonya menutup KTT APEC 2011 di Honolulu, Hawaii, menyebut Asia Pasifik sebagai kawasan yang akan menyelamatkan masa depan perekonomian AS.

"Saya setuju bahwa free trade haruslah bersifat fair trade, baik dalam kerangkanya maupun dalam praktik implementasinya. Free trade yang tidak fair, tentu tidak harus diikuti. Kerjasama ekonomi dengan berbagai negara haruslah bersifat saling menguntungkan. Pemerintah juga harus memperhatikan kepentingan industri dan pasar domestik. Sehingga harus dipertimbangkan secara mendalam dan hati-hati," kata Kemal.

Saat ini sudah ada empat negara ASEAN yang masuk ke TPP yaitu Brunei, Singapura, Malaysia, dan Vietnam. Sejumlah negara Asia yang sudah siap bergabung dalam TPP adalah Jepang, Singapura, Malaysia, dan Thailand. Sedangkan dari Pasifik ada Kanada, AS, Meksiko, New Zealand, dan Australia. Tapi SBY menegaskan, Indonesia tidak mau ikut-ikutan dalam kerjasama baru tersebut.

SBY menegaskan, dirinya bukan mencurigai isu perdagangan bebas baru yang digagas AS-Australia itu. Namun jauh lebih penting perdagangan bebas yang adil dan mendatangkan manfaat nyata bagi masyarakat.
(dnl/ang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar