Senin, 21 November 2011

Anjlok 2%, IHSG Paling Parah di Asia

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpangkas 74 poin atau setara dua persen akibat tekanan jual di saham-saham tambang dan bank unggulan. Indeks anjlok paling parah diantara bursa-bursa Asia.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di posisi Rp 9.070 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 9.065 per dolar AS.

Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka melemah 31,041 poin (0,83%) ke level 3.723,459 akibat meningkatnya risiko global yang didorong oleh naiknya beban utang di negara-negara Eropa. Aksi jual melanda saham-saham unggulan.

Saking maraknya tekanan jual, indeks sempat anjlok sangat dalam sebelum akhirnya sedikit melambat. Seluruh saham-saham blue chip terkena tekanan jual cukup tinggi.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG terkoreksi 55,494 poin (1,48%) ke level 3.699,006. Maraknya sentimen negatif membuat indeks tertekan.

Tekanan jual menghantam IHSG dengan kerasnya hingga terkapar ke posisi terendahnya hari ini di 3.688,114. Aksi beli selektif yang terjadi pagi tadi kini mulai langka.

Mengakhiri perdagangan awal pekan, Senin (21/11/2011), IHSG ditutup terpangkas 74,671 poin (1,99%) ke level 3.679,829. Sementara Indeks LQ 45 ditutup anjlok 15,335 poin (2,31%) ke level 648,589.

Saham-saham berbasis tambang dan bank kelas berat bertanggung jawab atas koreksi cukup dalam yang melanda IHSG. Tekanan jual terjadi di saham-saham ini sejak dibukanya perdagangan pagi tadi.

Investor asing kembali mendominasi aksi jual, sehingga transaksi investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 540,944 miliar di seluruh pasar.

Investor masih fokus ke penyelesaian krisis utang Eropa dan perkembangan ekonomi AS. Sehingga nilai transaksi di lantai bursa masih sepi, hanya setengah dari rata-rata harian Rp 6 triliun.

Perdagangan hari ini berjalan sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 101.334 kali pada volume 3,95 miliar lembar saham senilai Rp 3,192 triliun. Sebanyak 29 saham naik, sisanya 217 saham turun, dan 67 saham stagnan.

Setelah imbal hasil surat utang Prancis dan Spanyol yang meningkat, kini giliran Jerman yang diprediksi terkena hal serupa. Situasi ini membuat bursa-bursa di Eropa terpuruk dengan koreksi yang cukup signifikan.

Pergerakan bursa-bursa di Asia belum banyak berubah sejak pagi tadi, masih kompak terjebak di teritori negatif. Kali ini bukan bursa saham Hong Kong lagi yang memimpin jatuhnya bursa regional, tetapi IHSG.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di regional sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai turun tipis 1,43 poin (0,06%) ke level 2.415,13.
  • Indeks Hang Seng anjlok 265,38 poin (1,44%) ke level 18.225,85.
  • Indeks Nikkei 225 turun 26,64 poin (0,32%) ke level 8.348,27.
  • Indeks Straits Times melemah 21,13 poin (0,77%) ke level 2.709,21.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya HM Sampoerna (HMSP) naik Rp 1,300 ke Rp 37.000, Hero Supermarket (HERO) naik Rp 350 ke Rp 10.850, Waran Viva (VIVA-W) naik Rp 265 ke Rp 295, dan Plaza Indonesia (PLIN) naik Rp 150 ke Rp 1.440.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Delta Jakarta (DLTA) turun Rp 2.000 ke Rp 108.000, Dian Swastatka (DSSA) turun Rp 1.850 ke Rp 13.050, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 1.300 ke Rp 60.500, dan Astra Agro (AALI) turun Rp 1.200 ke Rp 21.550.

(ang/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar