Selasa, 07 Februari 2012

Inilah Saham Pilihan Dari Tiga Sektor

INILAH.COM, Jakarta – Bursa saham domestik pada Selasa (7/2) diperkirakan masih terancam koreksi. Namun, saham sektor infrastruktur, tambang dan agri masih bisa jadi pilihan.

Pardomuan Sihombing, analis pasar modal dari Recapital Securities mengatakan, IHSG hari ini berpotensi terkoreksi. Namun, hal ini terjadi di tengah positifnya data ekonomi AS terutama data tenaga kerja yang turun di bawah 9% dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 6,5%,

“Maka, koreksi IHSG lebih karena imbas dari aksi profit taking yang dilakukan investor,” ujarnya kepada INILAH.COM.

Menurutnya, profit taking ini juga dipicu oleh penilaian sejumlah broker asing yang menganggap saham-saham Indonesia diperdagangkan dengan valuasi premium. Seperti Credit Suisse yang menilai harga saham Indonesia sudah 40% premium ketimbang pasar saham emerging.

Sebenarnya valuasi premium ini bisa teradjust kembali turun atau menjadi relatif murah lagi karena kinerja pertumbuhan earning emiten masih tinggi pada kuartal pertama 2012, dan PDB Indonesia juga masih bisa mencapai 6.5%.

Namun, Credit Suisse menilai, trend rendahnya inflasi Indonesia sudah hampir selesai, sehingga diperkirakan mulai akan ada tekanan inflasi , seiring rencana pemerintah menaikkan TDL (tarif dasar listrik).

Di tengah warning Credit Suisse, harga saham Indonesia yang premium 40% dan anjuran untuk profit taking, posisi broker asing masih net buy. Ini seiring dengan trend akumulasi aset berisiko yang masih dominan di pasar keuangan global.

Terutama karena likuiditas yang masih tinggi di pasar keuangan global, terkait kebijakan suku bunga rendah untuk memacu pertumbuhan yang diterapkan AS dan China. Likuiditas juga berlimpah di pasar keuangan Eropa untuk mencegah guncangan finansial.

“Saat ini, risk asset seperti saham, komoditas , obligasi masih diminati investor,”imbuhnya.

Domu menilai, koreksi indeks lebih dipersepsi sebagai tahap penyesuaian valuasi sebelum laporan earning emiten dipublikasi. Dan koreksi teknikal ini lebih baik dimanfaatkan untuk akumulasi saham-saham yang berpotensi membukukan pertumbuhan laba tinggi pada kuartal pertama 2012.

Di tengah situasi ini, beberapa saham masih direkomendasikan. Seperti dari sektor infrastruktur yakni JSMR dan PGAS. Kemudian dari sektor tambang seperti ANTM, TINS, INCO,BORN, ADRO dan PTBA.

Demikian juga dari sektor agri seperti AALI , LSIP dan BWPT. “Rekomendasi buy on weakness untuk emiten-emiten ini,”tutupnya. [nat]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar