Jumat, 25 November 2011

Investor Amankan Portofolio, IHSG Ambles 58 Poin

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan akhir pekan dengan ambles 58 poin. Meski sudah jenuh jual, namun investor tetap melepas saham akibat krisis Eropa yang berkepanjangan.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat di posisi Rp 8.995 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 9.020 per dolar AS.

Mengawali perdagangan akhir pekan, IHSG dibuka menipis 13,232 poin (0,36%) ke level 3.682,800 akibat maraknya sentimen negatif. Sentimen tersebut membuat pelaku pasar kurang pede bertransaksi.

Tekanan jual makin saja, koreksi yang cukup dalam memaksa indeks jatuh ke posisi terendahnya di 3.628,758. Seluruh sektor di lantai bursa pun memerah.

Pada penutupan perdagangan, IHSG anjlok 64,427 poin (1,75%) ke level 3.631,605. Sentimen negatif yang datang dari berbagai penjuru dunia membuat para pelaku pasar ketakutan.

Setelah jatuh cukup dalam, indeks seolah tak berdaya bergerak ke atas. Aksi beli menjadi hal yang langka terjadi di lantai bursa di tengah maraknya aksi jual.

Mengakhiri perdagangan, Jumat (25/11/2011), IHSG ditutup ambles 58,840 poin (1,60%) ke level 3.637,192. Sementara Indeks LQ 45 ditutup jatuh 11,874 poin (1,82%) ke level 641,429.

Hanya satu sektor yang mampu menguat, yaitu indeks sektor konsumer dengan penguatan tipis 0,26%. Sedangkan indeks sektoral lainnya terperangkap di zona merah.

Saham-saham tambang berkapitalisasi besar menjadi bulan-bulanan investor dan menjadi yang dilepas paling banyak, diikuit oleh saham-saham bank.

Secara teknikal, indeks sebenarnya sudah oversold. Namun krisis Eropa masih terlalu kuat menekan indeks. Investor pun memilih kurangi portofolio sebelum jatuh terlalu dalam.

Investor asing terutama yang paling awal mengamankan aset-asetnya, sejak awal pekan ini dana asing terus keluar dari lantai bursa. Hari ini, transaksi investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 299,018 miliar di pasar reguler.

Transaksi beli asing di pasar negosiasi sedikit meningkat karena adanya beberapa transaksi tutup sendiri alias crossing saham-saham SMMA, PLIN dan TKIM dengan nilai masing-masing yang tidak cukup besar.

Perdagangan hari ini berjalan sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 79.470 kali pada volume 4,488 miliar lembar saham senilai Rp 3,296 triliun. Sebanyak 42 saham naik, sisanya 167 saham turun, dan 80 saham stagnan.

Bursa saham Eropa dibuka stagnan setelah kemarin jatuh cukup dalam akibat krisi utang yang berkepanjangan. Indeks bursa London FTSE turun 0,44% ke level 5.104,26, sementara DAX Frankfurt melemah 0,09% ke level 5.433,30 dan di Paris CAC naik tipis 0,02% ke level 2.822,85.

Situasi berbeda terjadi di bursa-bursa Asia yang sore ini akhirnya kompak melemah, padahal tadi pagi masih bergerak mixed. Investor regional masih menanti kepastian akan penyelesaian krisis utang Eropa.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di regional sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai turun 17,33 poin (0,72%) ke level 2.380,22.
  • Indeks Hang Seng anjlok 245,62 poin (1,37%) ke level 17.689,48.
  • Indeks Nikkei 225 turun tipis 5,17 poin (0,06%) ke level 8.160,01.
  • Indeks Straits Times melemah 25,28 poin (0,94%) ke level 2.651,87.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Unilever naik Rp 450 ke Rp 17.850, HM Sampoerna (HMSP) naik Rp 350 ke Rp 37.45, Indosiar (IDKM) naik Rp 180 ke Rp 2.100, dan Hexindo (HEXA) naik Rp 150 ke Rp 8.150.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 2.700 ke Rp 38.700, Astra Internasional (ASII) turun Rp 1.300 ke Rp 68.100, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 1.000 ke Rp 60.000, dan United Tractor (UNTR) turun Rp 850 ke Rp 23.850.

(ang/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar