Rabu, 14 Desember 2011

Eropa Masih Jadi Kiblat Sentimen Rupiah

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (14/12) diprediksi melemah. Pasalnya, Eropa yang terancam down grade masih jadi kiblat sentimen.

Analis senior Monex Investindo Futures Daru Wibisono mengatakan, potensi pelemahan rupiah hari ini, salah satunya dipicu oleh pasar yang masih menjadikan Eropa sebagai kiblat sentimen. Pasar masih menghadap lurus mengarah ke Eropa sehingga mau tidak mau rupiah bakal terbawa hembusan negatif krisis utang Eropa.

Menurutnya, Eropa sendiri masih diwarnai pesimisme pasar atas hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) dan isu down grade massal. Kata Daru, rupiah berpotensi melemah dan menembus level psikologis 9.100 per dolar AS. "Tapi, sepanjang perdagangan rupiah cenderung bergerak ranging dalam kisaran 9.000-9.100 per dolar AS," katanya kepada INILAH.COM.

Secara teknikal pun, lanjutnya, rupiah hari ini diperkirakan masih tertekan jika mengacu pada daily technical. Menurutnya, indikator stochastic menunjukkan rupiah berada dalam dalam posisi up trend yang berarti pelemahan bagi rupiah.

"Jika tembus 9.100, rupiah berpotensi melemah ke level 9.140 dan titik ekstrem di level 9.200 yang belum pernah disentuh sejak 28 November 2011," ujarnya.

Lebih jauh, Daru menjelaskan, semalam, ada event Federal Open Market Committee (FOMC) Meeting yang sudah diperkirakan pasar kembali menghembuskan isu Quantitative Easing (QE) tahap ketiga.

Karena itu, pasar hari ini mencermati apakah proposal tersebut diputuskan atau ditunda terlebih dahulu. "Jika ini diluncurkan akan memperlemah dolar AS," ujarnya. Dan, jika itu yang terjadi, bisa jadi pelemahan rupiah hanya terbatas.

Di sisi lain, terbatasnya pelemahan bisa saja terjadi jika ada pertemuan-pertemuan yang tak terjadwalkan antara para pemimpin Uni Eropa seperti Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy atau dengan Perdana Menteri Italia Mario Monty dan Perdana Menteri Yunani Lucas Papademos. "Apalagi, jika pertemuan itu menghasilkan keputusan yang positif bagi market. Jadi, bisa saja rupiah menguat," parpanya.

Lalu, pada Rabu (14/12) ini juga akan dirilis data industrial production zona euro untuk Oktober 2011. "Jika dirilis memburuk, akan memberberat beban euro dan jadi tekanan negatif bagi rupiah," imbuh Daru.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (13/12) ditutup melemah tipis 5 poin (0,05%) ke level 9.060/9.080 per dolar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar