Rabu, 14 Desember 2011

Rupiah anjlok ke level terlemah dalam dua pekan

Rupiah anjlok ke level terlemah dalam dua pekan
JAKARTA. Rupiah anjlok ke level terlemah dalam dua pekan terakhir. Mata uang Garuda ini tergerus sebesar 0,7% ke posisi Rp 9.135 per dollar AS pada pukul 09.01 di Jakarta. Bahkan, rupiah pagi tadi sempat menyentuh Rp 9.145 per dollar AS, yang merupakan level terlemah sejak 30 November lalu.

Otot rupiah tertekan karena kekhawatiran investor asing akan mengurangi pembelian aset domestik. Ini lantaran, investor keluar dari pasar negara berkembang di tengah kekhawatiran krisis utang Eropa memburuk.

Asing tercatat menjual saham domestik sejumlah US$ 108 juta dalam dua hari pertama di pekan ini. Pasar saham tertekan karena Federal Reserve meredam spekulasi yang menyebutkan pihaknya akan meningkatkan stimulus guna mendukung pemulihan ekonomi AS. Sementara, dari Eropa, Kanselir Jerman Angela Merkel menolak menaikkan batas atas dana bailout permanen Eropa, pada saat ia berbicara dengan anggota parlemen koalisi, kemarin.

Kepala treasury ANZ Panin Bank Wiling Bolung menyebut, pasar masih mengamati apa yang terjadi di Eropa, dan menjual apapun yang memungkinkan dalam jangka pendek supaya secara keseluruhan posisi tetap positif. "Bank sentral akan mengambil langkah jika diperlukan, dan ini tergantung pada volatilitas mata uang," ujarnya, di Jakarta.

Michael Buchanan, kepala ekonom Goldman Sachs Group Inc. untuk kawasan Asia Pasifik di Hong Kong, mengatakan Indonesia dan India adalah dua negara yang paling berisiko terhadap resiko krisis global, jika pendanaan di Eropa memburuk.

Pada pekan ini, Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi Sarwono menyebut, bank sentral menginginkan mata uang di perdagangkan di kisaran 8.900 hingga 9.000, di tahun depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar