Rabu, 14 Desember 2011

Trading Saham Semen, Konstruksi & Properti

INILAH.COM, Jakarta – Laju IHSG hingga penutupan sore diprediksi variatif seiring penantian pasar pada perkembangan krisis Eropa. Saham-saham sektor semen, konstruksi dan properti layak trading.

Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo memperkirakan, pergerakan indeks saham domestik hingga penutupan sore nanti bakal variatif (mixed). “Indeks memiliki support 3.725 dan resistance 3.800,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (14/12).

Menurutnya, variatifnya pergerakan indeks hari ini dipicu oleh penantian pasar pada perkembangan krisis utang di Eropa. “Tapi, posisi indeks saat ini masih kuat meskipun saat ini juga masih melaju mendatar alitas flat seperti ini dalam kisaran support dan resistance tadi yang sempit,” ujarnya.

Jadi, Satrio menegaskan, market saat ini belum memberikan arah sinyal yang jelas. Saham-saham yang mengalami penguatan seperti sektor properti juga hari ini sudah mulai terkena profit taking. “Karena itu, pelaku pasar hati-hati. Apalagi, laju bursa regional pun berada dalam tren turun,” paparnya.

Begitu juga dengan saham PT Astra Internasional (ASII) sebagai index mover. Hari ini, ASII mulai mendapat tekanan jual setelah kemarin sempat menyentuh level psikologis Rp75.000. “Tapi, posisi saat ini sudah running di bawah support kedua Rp73.500,” paparnya.

Karena itu, orang saat ini sangat berhati-hati pada tren kenaikan IHSG. Pasar takut, alih-alih meneruskan kenaikannya, indeks justru turun. “Market menunggu sinyal positif dari bursa regional,” tandasnya.

Dalam situasi ini, Satrio melihat positif saham-saham yang aktif pergerakannya saat ini di sektor semen, konstruksi dan properti. Menurutnya, potensi kenaikan saham semen cukup signifikan seprti PT Semen Gresik (SMGR). Menurutnya, jika tembus resistance Rp10.350-10.500, bisa lari ke 11.500-12.500.

Begitu juga dengan potensi kenaikan PT Indocement Tunggal Prakasa (INTP) dan PT Holcim Indonesia (SMCB). Tapi, Satrio mengingatkan bahwa saham-saham pada ketiga sektor itu hanya cocok untuk trading jangka pendek.

Karena itu, dia menegaskan, untuk investasi jangka panjang, investor harus benar-benar hati-hati. Sebab, pergerakan saham-saham ini sangat jarang dan secara fundamental pun tidak ada yang istimewa. “Karena itu, lebih baik membuat trading plan yang benar seperti arah target harga dan stop loss-nya,” imbuh Satrio.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar