Rabu, 14 Desember 2011

The Fed Mengecewakan, Wall Street Melemah

New York - Saham-saham di bursa Wall Street melemah, setelah Bank Sentral AS (Federal Reserve) tidak memberikan petunjuk adanya stimulus baru untuk menghadang dampak krisis Eropa yang terus memburuk.

Bank Sentral AS dalam pertemuannya mempertahankan kebijakan suku bunga rendahnya dan menyatakan gejolak pasar finansial mengancam pertumbuhan ekonomi. The Fed juga mengkarakterkan perekonomian AS berekspansi secara moderat meski adanya perlambatan ekonomi global. Namun The Fed mencatat tingkat pengangguran masih terus meningkat dan aktivitas sektor perumahan mengalami tekanan.

Dalam pertemuannya, The Fed memang membuka kemungkinan untuk kebijakan moneter yang lebih longgar pada tahun depan seperti yang telah dilakukan dalam beberapa pertemuan terakhir. Namun The Fed tidak memberikan indikasi apakah akan ada stimulus ekonomi baru.

"The Fed memberikan kenaikan perekonomian sangat tipis, tapi justru melemahkan saham-saham domestik, kemungkinan karena beberapa mengharapkan mereka akan memberikan petunjuk lain tentang program lain yang menyerupai quantitative easing," ujar Robert Phipps, direktur Per Stirling Capital Management seperti dikutip dari Reuters, Rabu (14/12/2011).

Pada perdagangan Selasa (13/12/2011), indeks Dow Jones industrial average ditutup melemah 66,45 poin (0,55%) ke level 11.954,94. Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah 10,74 poin (0,87%) ke level 1.225,73 dan Nasdaq melemah 32,99 poin (1,26%) ke level 2.579,27.

Saham-saham bergerak sangat fluktuatif dan sempat menguat, meski kemudian berbalik arah setelah pengumuman dari The Fed tersebut. Kekecewaan pasar mengakhiri perdagangan yang sebelumnya fokus pada krisis Eropa, terutama setela Kanselir Jerman Angela Merkel menolak setiap saran untuk menaikkan batas dana bailout Eropa.

Investor terus mencermati perkembangan dari krisis Eropa terkait pendanaan European Stability Mechanism (ESM) yang akan memberikan efek pada pertengahan tahun depan dan menggantikan European Financial Stability Fund. ESM memiliki efektifitas kapasitas kredit hingga 500 miliar euro.

"Perkembangan di Eropa tidak menggarisbawahi isu likuiditas jangka pendek, jadi tahap berikutnya adalah mencoba untuk menggambarkannya. Ketidakpastian adalah alasan kenapa pasar mengalami tekanan akhir-akhir ini. Kami masih tentang Eropa disini," ujar Randy Frederick, direktur Charles Schwab.

Saham-saham yang berhubungan dengan konsumer mencatat kinerja terburuk. Saham Best Buy merosot 15,5% ke level US$ 23,73 setelah melaporkan labanya yang di bawah ekspektasi.

Perdagangan berjalan moderat, dengan transaksi di New York Stock Exchange mencpai 7,28 miliar lembar saham, di bawah rata-rata harian yang sebesar 8,47 miliar lembar saham.

(qom/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar