Rabu, 14 Desember 2011

IHSG menurun, investor masuk reksadana saham

IHSG menurun, investor masuk reksadana saham
JAKARTA. Volatilitas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru membuat pasar reksadana saham makin marak. Satu indikasinya, unit penyertaan (UP) reksadana saham per akhir November 2011 mencapai 23,9 miliar unit, bertambah 12 miliar atau melesat 100,67%, dari posisi per akhir 2010.

Investor masuk ke reksadana saham karena ingin memanfaatkan momentum penurunan IHSG dalam beberapa bulan terakhir. "Dari Juli sampai November 2011, unit penyertaan naik 65%. Investor sudah mulai belajar dan berani. Meski indeks saham turun, investor justru membeli reksadana saham," tutur Edbert Suryajaya, analis Infovesta Utama, perusahaan riset reksadana, Selasa (13/12).

Infovesta Utama mencatat, UP reksadana saham naik paling tinggi dibandingkan UP reksadana yang lain. UP reksadana pasar uang, misalnya, hanya naik 99 juta unit menjadi 8,71 miliar per akhir November 2011. UP reksadana campuran juga hanya naik 1,56 miliar unit menjadi 9,12 miliar unit.

Sedangkan reksadana pendapatan tetap mencatatkan kenaikan UP paling tipis atau hanya naik 44 juta unit menjadi 14,71 miliar unit.

Prospek cerah

Edbert memprediksi prospek reksadana saham masih cerah pada tahun depan. IHSG berpotensi bergerak di rentang 4.300 hingga 4.600 selama 2012. "Angka 4.300 bisa diraih apabila kondisi pasar masih sama seperti sekarang. Tapi apabila kondisi lebih baik dari sekarang dan krisis Eropa mereda, IHSG bisa mencapai 4.600," ujar dia.

Presiden Direktur Panin Asset Management, Winston Sual, juga memprediksi kinerja reksadana saham pada tahun depan masih positif. Dia optimistis imbal hasil atau return reksadana saham sepanjang tahun depan bisa tumbuh 15% hingga 30%.

Investor asing sudah banyak keluar pada tahun ini, sehingga di tahun depan diperkirakan akan masuk lagi. "Jika dana investor asing masuk secara signifikan, IHSG diperkirakan bisa di atas level 4.000," tutur Winston.

Per akhir November 2011, Panin mencatatkan dana kelolaan Rp 8,9 triliun dan diproyeksikan mencapai Rp 10 triliun di akhir tahun ini.

Panin menargetkan dana kelolaan pada tahun depan bisa mencapai Rp 20 triliun, atau tumbuh 100% ketimbang proyeksi akhir tahun ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar