Senin, 19 Desember 2011

Euforia 'Investment Grade' Masih Topang Rupiah

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (19/12) diprediksi melanjutkan penguatan. Pasar masih mengalami euforia atas 'investment grade' yang diraih Indonesia.

Analis senior Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, potensi penguatan rupiah awal pekan ini salah satunya dipicu oleh voting Italia soal langkah penghematan anggaran akhir pekan lalu setelah Perdana Menteri Mario Monti mendapat mosi kepercayaan dari Parlemen. Karena itu, voting terdebut sudah diperkirakan disetujui oleh Parlemen.

Kondisi itu, lanjutnya, dapat memperbaiki sentimen atas krisis utang Eropa. Karena itu, dolar AS mengalami tekanan dan otomatis masih jadi topangan bagi rupiah. Menurutnya, rupiah akan kembali menguji level psikologais 9.000-8.995. Jika tembus ke bawah level tersebut, berpotensi untuk melanjutkan penguatannya ke level 8.950 sebelum mencapai 8.700. "Sementara itu, level pelemahannya sudah terbatas di level 9.046 per dolar AS," katanya kepada INILAH.COM.

Apalagi, kata Christian, volatilitas rupiah terhadap dolar AS sudah mulai berkurang. "Karena itu juga, rupiah diekspektasikan tidak akan mengalami fluktuasi yang terlalu lebar seperti yang terjadi dalam beberapa hari terakhir di pekan lalu," ujarnya.

Di sisi lain, kata Christian, penguatan rupiah juga mendapat dukungan dari faktor euforia pasar setelah Indonesia mendapat gelar investment grade dari Fitch Rating Kamis (15/12). "Hanya saja, tidak terlalu berimbas positif yang besar," timpalnya.

Pasalnya, kecemasan krisis utang Eropa masih ada. Apalagi, lembaga pemeringkat Fitch Ratings pada Jumat (16/12) menyatakan, solusi komprehensif atas krisis utang zona Eropa berada di luar jangkauan.

Karena itu, lanjtunya, Fitch menaruh sejumlah negara Eropa dalam pengawasan untuk potensi downgrade. "Memang, Fitch kembali menetapkan peringkat triple-A milik Perancis namun outlooknya negatif dalam jangka panjang," tutur Christian. Begitu juga dengan Standard & Poor's Rating Service (S&P).

Jadi, dalam waktu dekat S&P akan mengumumkan perubahan outlook-nya. "Yang di-down grade adalah outlook-nya,bukan peringkat utangnya. Jadi, investment grade Indonesia tetap jadi topangan bagi rupiah karena telah menempatkan RI setera dengan BRIC (Brazil, Rusia, India dan China)," imbuhnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Jumat (16/12) ditutup menguat 56 poin (0,61%) ke level 9.030/9.040 per dolar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar