Senin, 19 Desember 2011

IHSG Satu-satunya yang 'Menghijau' di Asia

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil parkir di zona hijau setelah seharian bergerak fluktuatif. Indeks menjadi satu-satunya bursa saham yang menguat di Asia.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah tipis di posisi Rp 9.060 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu di Rp 9.050 per dolar AS.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG menguat tipis 4,690 poin (0,12%) ke level 3.773,044 di tengah koreksi yang terjadi pada bursa-bursa di regional. Indeks mampu menguat di tengah penurunan peringkat bank-bank di Eropa.

Indeks bergerak fluktuatif tak lama setelah dibukanya perdagangan. Setelah sempat naik ke level 3.773,797, IHSG pun jatuh ke posisi terendahnya hari ini di 3.753,276.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG menipis 8,555 poin (0,23%) ke level 3.759,799. Sentimen negatif datang dari krisis utang Eropa.

Indeks sempat bolak-balik antara zona merah dan hijau, beberapa di perdagangan sesi II. Aksi beli jelang penutupan akhirnya berhasil mengangkat indeks dari jeratan jaring negatif.

Menutup perdagangan, Senin (19/12/2011), IHSG naik tipis 1,933 poin (0,05%) ke level 3.770,287. Sementara Indeks LQ 45 menguat tipis 1,728 poin (0,26%) ke level 665,034.

Indeks terus bergerak fluktuatif dengan rentang yang tipis. Investor masih labil antara tanamkan modal dan amankan portofolio. Pasalnya, Indonesia baru saja masuk ke level investment grade, namun di tengah situasi dunia yang tidak kondusif.

Aksi beli pun terjadi di saham-saham konsumer, manufaktur, aneka industri dan industri dasar. Akan tetapi, tekanan jual terjadi di saham-saham komoditas, properti dan perdagangan.

Melihat prospek Indonesia yang cerah akibat naik peringkat ke investment grade, dana asing terus masuk ke dalam negeri. Transaksi investor asing tercatat melakukan pembelian bersih senilai Rp 262,155 miliar di seluruh pasar.

Sentimen negatif datang lagi dari regional, kali ini, meninggalnya diktator Korea Utara Kim Jong-Il membuat bursa saham di Asia berjatuhan karena ketakutan munculnya ketidakstabilan politik di regional

Saham-saham di bursa Korea Selatan tercatat jatuh 5% dan dolar menguat setelah Korea Utara mengumumkan kematian Kim Jong-Il.

Perdagangan hari ini berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 101.314 kali pada volume 4,606 miliar lembar saham senilai Rp 3,317 triliun. Sebanyak 95 saham naik, sisanya 133 saham turun, dan 98 saham stagnan.

Koreksi di bursa-bursa regional bisa sedikit tertahan menjelang sore hari ini, tak ada lagi bursa saham yang jatuh sampai dua persen. Sentimen negatif masih datang dari krisis utang di Eropa yang tak kunjung usai.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di Asia sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai turun 7,13 poin (0,32%) ke level 2.217,71.
  • Indeks Hang Seng anjlok 215,18 poin (1,18%) ke level 18.070,21.
  • Indeks Nikkei 225 jatuh 105,60 poin (1,26%) ke level 8.296,12.
  • Indeks Straits Times ambles 36,64 poin (1,38%) ke level 2.622,58.
  • Indeks Kospi terjun bebas 63,03 poin (3,43%) ke level 1.776,93.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Unilever (UNVR) naik Rp 1.000 ke Rp 18.300, Astra Internasional (ASII) naik Rp 1.000 ke Rp 72.150, Gudang Garam (GGRM) naik Rp 500 ke Rp 62.200, dan Semen Gresik (SMGR) naik Rp 500 ke Rp 10.850.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Indocement (INTP) turun Rp 350 ke Rp 16.150, Mayora (MYOR) turun Rp 300 ke Rp 13.300, SMART (SMAR) turun Rp 250 ke Rp 6.700, dan Mitra Adiperkasa (MAPI) turun Rp 200 ke Rp 5.100.
(ang/hen)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar