Jumat, 16 Desember 2011

Fund Manager Tak Bakal Biarkan IHSG Turun

INILAH.COM, Jakarta – Jika bursa regional positif, laju IHSG Jumat (16/12) diprediksi menguat. Para fund manager dan investor besar tidak akan membiarkan IHSG terus turun jelang akhir tahun.

Pada perdagangan Kamis (15/12), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup melemah 50,06 poin (1,33%) ke level 3.701,54 dengan intraday tertinggi 3.751,153 dan terendah 3.666,249. Begitu juga dengan indeks saham unggulan LQ45 yang turun 10,65 (1,61%) ke level 650,075.

Managing Research Indosurya Asset Management Reza Priyambada mengatakan, memang indeks domestik masih memiliki peluang pelemahan akhir pekan ini. Pasalnya, pergerakan IHSG selalu dipengaruhi oleh sentimen yang beredar dari Eropa.

Ternyata, menurutnya, sentiment dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Uni Eropa akhir pekan lalu, belum cukup kuat membawa IHSG pada teritori positif dalam sepekan terakhir. “Di sisi lain, ancaman lembaga pemeringkat untuk menurunkan rating baik perbankan maupun negara di wilayah Eropa justru menjadi sentiment negatif bagi investor,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (15/12).

Apalagi, lanjut Reza, Inggris dan beberapa negara kecil di Uni Eropa justru menolak hasil KTT dan membawanya ke negara masing-masing untuk diputuskan di Parlemen. “Itulah yang akhirnya membuat investor ragu karena adanya keraguan di Uni Eropa sendiri untuk menjalankan hasil KTT,” ujarnya.

Karena itu, investor lebih cenderung mengamankan posisi. Kondisi itu berimbas negatif ke AS, Asia teremasuk Indonesia. Jadi, pelemahan IHSG belakangan ini, mengikuti pelemahan dari bursa global. “Karena itu, jika ingin tahu, IHSG hari ini positif atau negatif tinggal melihat, penutupan bursa Eropa dan AS seperti apa semalam. Lalu, bagaimana pergerakan bursa Asia siangnya,” papar Reza.

Dia menegaskan, jika mayoritas bursa regional menguat, IHSG pun dipastikan bakal naik. Karena itu, jika regional menguat, potensi penurunan IHSG akhir pekan akan tertahan. “IHSG memiliki support di level 3.634-3.684 dan resistance 3.769-3.803,” kata Reza.

Apalagi, lanjutnya, investor di Eropa dan AS tidak akan terus-menerus jual saham. Apalagi, saat ini merupakan momentum jelang akhir tahun yang biasanya terjadi window dressing. “IHSG berpeluang balik arah menguat dan baru setelah akhir tahun, indeks kembali melemah sehingga portofolio dimulai dari harga bawah,” tandasnya.

Pada akhir tahun, Reza menjelaskan, para fund manager menginginkan agar nilai portofolionya mengalami peningkatan dibandingkan akhir 2010. Karena itu, jika fund manager atau investor besar melakukan aksi jual sehingga hingga akhir tahun indeks ditutup di bawah 3.700 ke level 3.650-an, akan merugikan diri mereka sendiri.

Sebab, akhir 2010, IHSG ditutup di level 3.703,51 yang artinya, portofolio selama 2011 tidak mengalami peningkatan jika ditutup di bawah 3.700 akhir tahun ini. “Karena itu, dengan koreksi indeks belakangakan ini, para fund manager dan investor besar punya kemampun untuk mendongkrak indeks ke atas,” tegas Reza.

Ia memperkirakan, para fund manager justru mengakumulasi saham secara bertahap saat IHSG melemah saat ini sehingga akhir 2011 yang tinggal 2 pekan lagi, membawa indeks ke atas 3.700. “Tapi, window dressing sejauh ini belum tampak,” katanya.

Pasalnya, jika terjadi window dressing, setelah sideways sudah tampak kembali menanjak. Sedangkan saat ini, setelah sideways dalam kisaran 3.628,53 pada 14-15 Oktober hingga level 3.815,88 dalam dua bulan terakhir, indeks justru turun. “Jadi, kepastian window dressing akhir 2011 belum terlacak sejauh ini,” tuturnya. “Tapi, saya percaya para fund mager tidak akan membiarkan nilai portofolio mereka lebih rendah dari akhir 2010.”

Di atas semua itu, Reza merekomendasikan positif saham-saham yang sudah oversold (jenuh jual) dan saham yang berada di Bollinger Band tengah tapi sudah menunjukkan pembalikan arah (reversal) menguat. Saham-saham pilihannya adalah PT London Sumatera Plantation (LSIP) dan PT Mitra Adi Perkasa (MAPI) yang sudah oversold.

Lalu, PT Media Nusantara Citra (MNCN) dan PT Bank Mandiri (BMRI) yang berada pada Bollinger Band tengah tapi sudah menunjukkan reversal naik. “Saya rekomendasikan trading buy saham-saham tersebut,” imbuh Reza.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar