Senin, 05 Desember 2011

IHSG Rally, Bluechips Andalan Awal Pekan

INILAH.COM, Jakarta – Bursa saham domestik di awal pekan, Senin (5/12) diprediksikan berpeluang rally. Investor disarankan berbelanja beberapa saham bluechips unggulan.

Prediksi dari JPMorgan Riset menyebutkan, hampir sepanjang November Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak dalam tren konsolidasi pada kisaran 3.637-3.7857 atau turun 2% dibanding pergerakan bulan sebelumnya.

Penurunan harga saham ini, lanjutnya, juga dibarengi koreksi rupiah hingga 2,9% dibandingkan Oktober. Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi besar di pasar valas, guna mencegah kejatuhan rupiah lebih dalam.

Transaksi harian bursa saham turun 27%. Sementara imbal hasil obligasi 10 tahunan pemerintah melonjak ke 6,9 % setelah sebelumnya sempat di level terendah 6,2%. Namun MSCI Indonesia Index masih outperform.

“Meski terjadi tekanan jual di pasar valas dan obligasi, market domestik masih bertahan di tengah aksi jual investor asing pada aset-aset yang dinilai beresiko,” demikian JPMorgan.

Sementara analis Yuganur Widjanarka dari HD Capital memprediksikan, peluang IHSG menembus 3.800 terbuka setelah akhir pekan lalu ditutup di atas 3.775. Namun konfirmasi penerusan rally baru terjadi setelah IHSG memecah level 3.850.

“Sebab, indikator stochastic sudah menunjukkan oversold. IHSG pekan ini diperkirakan bergerak di kisaran 3.703-3.875,” ujarnya kepada INILAH.COM.

Meski begitu, retrachment indicator masih netral di Fibonacci 50%. Artinya, sinyal pembalikan tren jangka pendek dari downtrend ke uptrend belum kuat. Situasi oversold juga belum menghindarkan pasar dari aksi tekanan jual maupun profit taking

“Aksi ambil untung oleh asing bisa digunakan sebagai momen untuk akumulasi. Sebab, suku bunga BI masih tetap di 6%, dapat mendongkrak likuiditas di pasar,” lanjut Yuganur.

Ia memperkirakan, BI akan tetap mempertahankan suku bunga di level ini karena inflasi diperkirakan naik di atas 5% tahun depan. Selain BI rate 6% yang masih bisa menopang kekuatan permintaan domestik dan menjadi target inflasi jangka menengah di 5%.

Situasi ini menyebabkan Yuganur merekomendasikan saham Bumi Resources (BUMI), Adaro Energy (ADRO), Astra International (ASII) dan Alam Sutera Realty (ASRI). “Beli saham-saham ini,” ujarnya.

Untuk BUMI, bila terjadi koreksi untuk menutup price gap bawah Rp2.050-2.000, bisa dijadikan sebagai kesempatan akumulasi di emitten batubara dengan market cap tebesar dan valuasi PER/PBV termurah di sektornya ini untuk antisipasi technical rebound kembali. Target harga Rp2.300. Entry (1) Rp.2.050, Entry (2) Rp.2.000, cut loss point Rp.1.950.

Harga wajar ADRO wajar secara fundamental di atas Rp.2.400. Diperkirakan dalam waktu dekat akan mencoba adjust ke atas. Beberapa sentimen negatif seperti produksi turun dan tidak tercapainya target kinerja keuangan sudah diserap dalam koreksi harga kemarin. Target harga Rp2.050, Entry (1) Rp.1.940, Entry (2) Rp.1.910, cut loss point Rp.1.840.

Koreksi ASII akibat overbought untuk menutup price gap di Rp71.200-70.900 telah selesai. Jika bertahan diatas support minor uptrend channel (Rp70.400), maka ada skenario kembali ke high Rp72.500-73.500. Target harga Rp72.500, Entry (1) Rp.70.900, Entry (2) Rp.70.400, cut loss point Rp.69.900.

Suku bunga yang kondusif untuk pertumbuhan kredit dan penjualan residential menyebabkan ASRI diperkirakan memiliki net asset value 2012 (NAVS) sekitar Rp.840 dan net profit margin (NPM) 40%, tertinggi di sektornya. Target harga Rp465, Entry (1) Rp.440, Entry (2) Rp.430, cut loss point Rp.415.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar