Senin, 05 Desember 2011

Window Dressing Jelang Akhir Tahun, IHSG Siap Sentuh 4.000

Jakarta - Menyisakan kurang dari sebulan, jelang tutup tahun 2011 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan menguat ke level 4.000, dari posisi saat ini 3.782,95. Penguatan terjadi akibat fenomena window dressing, yakni aksi dorong harga saham sampai titik tertentu guna mempercantik posisi menjelang akhir tahun.

Menurut Sn. Vice President Head of Research PT Bahana Securities, Harry Su, window dressing telah terjadi di awal Desember. Investor mulai melakukan aksi beli selektif pada emiten berkapitalisasi pasar besar. Mereka memiliki keyakinan emiten tersebut akan berkinerja baik di triwulan IV-2011.

"Window dressing sudah mulai terasa, dari transaksi terlihat sepi," kata Harry di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), SCBD, Jakarta, Senin (5/12/2011).

Ia menerangkan, akibat window dressing, indeks diprediksi akan menguat dan tutup di posisi 4.000 pada akhir Desember nanti. Selain ekspektasi investor akan kinerja emiten, pada manajer investasi akan memperbaiki susunan portofolio investasi. Mereka membeli saham dengan potensi penguatan dan melepas saham-saham yang berkinerja buruk.

"Fund manajer ingin performancenya bagus. Dan sekarang ini, fund manajer lokal masih wait and see. Mereka punya banyak casj, dan kalau ada pelemahan mereka bisa masuk (membeli)," tuturnya.

Penguatan wajar terjadi, akibat positifnya data-data ekonomi makro Indonesia, dengan tingkat bunga terjaga. Banyak emiten di sektor-sektor tertentu yang menjadi target beli para investor.

Cardig Ingin Jadi Operator 3 Bandara

Emiten yang baru mencatatkan sahamnya di BEI, PT Cardig Areo Services Tbk (CASS) ingin jadi operator bandara. Perseroan tengah mengikuti seleksi operator di tiga bandar.

Menurut Direktur Utama CASS Diono Nurjadin, tahun depan hasil seleksi sebagai operator bandara telah diketahui. "Saat ini kami tengah ikut tender untuk beberapa operator bandara dan awal tahun depan kami targetkan dapat tiga bandara untuk jadi operator," ucapnya.

Diono menambahkan, perseroan masih menunggu keputusan pemerintah sebagai regulator. Perseroan membidik bandara baru di kawasan Indonesia Timur dan Barat.

"Ada yang di Indonesia Timur dan ada yang di Barat. Tapi itu kami tidak mesti sendiri bangun baru, bisa juga jadi operasional di bandara yang sudah eksisting saat ini dan kerjasama dengan operator yang ada,"tegasnya.

Untuk mewujudkan cita-cita sebagai operator bandara, CASS membutuhkan dana Rp 100 miliar untuk pembangunan infrastruktur. Ke depan, bisnis operator bandara akan berkontribusi 30% pendapatan hingga lima tahun ke depan.

(wep/ang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar