Senin, 05 Desember 2011

Lima Sektor Saham Pilihan Sesi Dua

INILAH.COM, Jakarta – Hingga penutupan sore, IHSG diprediksi naik. Beberapa saham di sektor pertambangan, perkebunan, konsumsi, perbankan dan infrastruktur mendapat rekomendasi positif.

Pada sesi pertama perdagangan Senin (5/12), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup naik tipis 4,97 poin (0,13%) ke level 3.784,81. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang menanjak 1,30 poin (0,19%) ke angka 670,802.

Laju indeks siang ini cukup sepi, hanya didukung volume transaksi yang tercatat mencapai 986,6 juta lembar saham di pasar reguler dan total mencapai 3,276 miliar. Sementara itu, nilai transaksi mencapai Rp885,5 miliar di pasar regular dari total Rp1,613 triliun dan frekuensi46.858 kali. Sebanyak 81 saham menguat, sedangkan 109 saham melemah dan 91 saham stagnan.

Penguatan indeks, juga diwarnai aksi beli dari investor asing yang mencatatkan transaksi nilai beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp116,2 miliar. Rinciannya, transaksi beli mencapai Rp497,7 miliar sedangkan transaksi jual sebesar Rp381,5 miliar.

Mayoritas sektor saham, mendukung penguatan indeks. Sektor industri dasar memimpin kenaikan 0,86%, disusul aneka industri yang naik 0,76%, manufaktur 0,58%, perdagangan 0,39%, konsumsi 0,26%, perkebunan 0,11%, dan keuangan 0,10%. Tapi, tiga sektor saham masih berada pada zona negatif seperti infrastruktur yang turun 0,50%, pertambangan 0,37% dan properti 0,19%.

Kepala Riset Valbury Asia Securities Alfiansyah memperkirakan, pergerakan indeks saham domestik bakal menguat hingga penutupan sore nanti. “Indeks memiliki support 3.764 dan resistance 3.788 dengan extent resistance 3.797,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (5/12).

Menurutnya, penguatan indeks hari ini, salah satunya dipicu oleh data tingkat pengangguran AS yang turun drastis ke level 8,6% pada November dari bulan sebelumnya 9%. “Angka ini merupakan yang terendah selama 32 bulan terakhirsehingga seharusnya berpengaruh signifikan positif bagi IHSG,” ujarnya.

Tapi, ia tidak menafikan bahwa saat ini pasar banyak pertimbangan. Selain Dow Jones Futures yang positif tipis, pasar masih harap-harap cemas pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Uni Eropa, Jumat, 9 Desember 2011. “Pasar masih harus menunggu apakah ada hasil yang positif atau tidak bagi market,” papar Alfiansyah.

Karena itu, lanjutnya, indeks diwarnai pelemahan di sesi pertama. Tapi, beberapa indiaktor teknikal, menunjukkan bahwa indeks berpeluang menguat hingga penutupan sore. Apalagi, sejauh ini, sentimen market sebenarnya masih positif dengan inflasi Indonesia yang masih terkendali di level 0,34% (month to month). “Sentimen-sentimen yang muncul pekan ini pun diharapkan akan membawa katalis positif bagi pergerakan indeks,” ujarnya.

Di atas semua itu, seiring dengan kenaikan harga komoditas beberapa hari terakhir, ia merekomendasikan positif saham-saham di sektor pertambangan baik metal maupun batu bara. Begitu juga dengan saham-saham di sektor perkebunan.

Alfian juga merekomendasikan saham-saham di sektor konsumsi yang secara historis selalu mengalami peningkatan penjualan jelang akhir tahun. Sektor perbanakan dan infrastruktur juga direkomendasikan.

Spesifik saham pilihannya adalah PT Aneka Tambang (ANTM) dan PT International Nickel Indonesia (INCO). Secara teknikal pun, kedua saham ini sudah oversold (jenuh jual). Lalu, PT Adaro Energy (ADRO) dan PT Bukit Asam (PTBA), PT London Sumatera Plantation (LSIP) dan PT Astra Agro Lestari (AALI).

Lalu, PT Indika Energy (INDY) dan PT Unilever Indonesia (UNVR). Di sektor perbankan PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan PT Bank Mandiri (BMRI). Di sektor infrastruktur direkomendasikan PT Jasa Marga (JSMR). “Saya rekomendasikan trading buy saham tersebut untuk jangka pendek, dan buy untuk jangka panjang,” imbuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar