Senin, 05 Desember 2011

KTT Eropa dan Data AS Dukung Laju Rupiah

KTT Eropa dan Data AS Dukung Laju Rupiah
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (5/11) diprediksi menguat. Faktor teknikal, KTT Uni Eropa dan data tenaga kerja AS menjadi katalisnya.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Daru Wibisono mengatakan, potensi penguatan rupiah awal pekan ini salah satunya dipicu oleh faktor teknikal. Menurutnya, jika berpegang pada technical analysis berdasarkan indikator stochastic-nya, menandakan bearish (turun) yang artinya penguatan rupiah.

Sebab, lanjutnya, semakin turun angkanya, semakin kuat nilai tukarnya. "Paling tidak, rupiah akan bergerak dalam kisaran 9.000-an. Jika cukup kuat, rupiah berpeluang menguat ke arah 8.950 dan level atasnya 9.100,” katanya kepada INILAH.COM.

Begitu juga dengan indikator teknikal lainnya. Menurut Daru, Moving Average (MA) 7, 14 dan 30 sudah menunjukkan kurva penurunan. Hanya saja, belum konfirmasi berpotongan. "Karena itu, secara teknikal, pergerakan rupiah cenderung menguat seperti pola pergerakan akhir pekan lalu dan sehari sebelumnya," ujarnya.

Hanya saja, lebih jauh ia menjelaskan, pergerakan rupiah masih lebar. Sebab, dua candle terakhir juga diiringi oleh volume perdagangan yang besar.

Sementara itu, secara fundamental, volatilitas pergerakan rupiah masih terpengaruh oleh faktor eskternal termasuk penguatan dan pelemahan mata uang utama. "Rupiah berpeluang menguat, juga karena pasar mengatisipasi hasil dari pertemuan petinggi Uni Eropa pada Jumat (9/12)," paparnya.

Secara historis, kata Daru, jelang beberapa pertemuan penting seperti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT), pasar menyambut positif. "Tapi, setelah itu, jika tidak ada hasil yang sesuai harapan pasar seperti tidak adanya penanganan krisis utang yang komprehensif dan penyelesaian yang bersifat estafet, akan dianggap sebagai sentimen negatif," timpalnya.

Apalagi, lanjutnya, kalau dalam pertemuan itu kembali ada ketidakcocokan di antara beberapa petinggi Uni Eropa seperti yang terjadi sebelumnya antara Presiden Perancis Nicolas Sarkozy dengan Kanselir Jerman Angela Merkel yang sangat alot dalam perdebatan pemberian bantuan.

Faktor lain yang memperkuat rupiah adalah positifnya rilis data tingkat pengangguran dan non-fram payrolls AS akhir pekan lalu. Bukan hanya di Indonesia tapi juga bursa Asia secara umum. "Rilis data tersebut, juga diiringi oleh pernyataan dari pejabat tentang prospek pengguran ke depan dari Departemen Tenaga Kerja," ucapnya.

Data non-farm payrolls AS bertambah 120 ribu untuk bulan November dan tingkat pengangguran turun ke level 8,6%. "Meningkatnya pertumbuhan lapangan kerja AS bulan November dan tingkat pengangguran yang turun, semakin membuktikan jika pemulihan ekonomi AS tengah memperoleh momentum," ujarnya.

Tapi, Daru menggarisbawahi, jelang akhir tahun, volatilitas rupiah memang semakin besar untuk likuidasi perusahaan asing yang tutup buku. Tujuannya likuidasi itu untuk berlibur jelang akhir tahun. "Bahkan, hari kerjanya pun pada bulan Desember lebih pendek dibandingkan bulan-bulan biasa," imbuhnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Jumat (2/12) ditutup melemah 5 poin (0,05%) ke level 9.010/9.020 per dolar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar