Selasa, 10 Januari 2012

IHSG Menguat, Beli Saham Perbankan-Properti

INILAH.COM, Jakarta – Bursa saham domestik diperkirakan masih memiliki potensi menguat pada perdagangan Selasa (10/1). Trading dengan saham perbankan dan properti.

Pengamat pasar modal Lautan Dana Sekurindo Willy Sanjaya memprediksikan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih bisa melanjutkan penguatan. Sebab, investor mengantisipasi rilis laporan keuangan 2011, terutama dari sektor perbankan.

“Sektor perbankan diprediksi masih bisa mencatat pertumbuhan kredit di atas 20% pada 2012,” ujarnya kepada INILAH.COM.

Selain itu, rilis laporan keuangan 2011 yang menggambarkan kinerja perbankan tahun lalu memang amat dinantikan. Sebab, perbankan Indonesia menjadi the best performing sector di Asia. Valuasi PBV perbankan RI lebih mahal dibanding Hong Kong, India dan China.

“Terjadi penurunan saham properti yang dipicu meningkatnya resiko di tiga tempat tersebut,” lanjut Willy.

Perbankan Indonesia yang mencatat peningkatan earning diperkirakan akan melakukan pembagian dividen. Terutama bank yang masih punya ruang diversifikasi earning asset dan peningkatan permodalan melalui pasar obligasi .

Dalam kondisi ini, Willy merekomendasikan saham Bank Danamon (BDMN), Bakrieland Development (ELTY), Lippo Cikarang (LPCK) dan Alam Sutera Realty (ASRI). “Beli saham-saham tersebut di atas,” ujarnya.

Sementara analis Fanny Suherman dari OSO Sekuritas memperkirakan, IHSG masih berpotensi turun karena indikator stockhastic sudah membentuk deadcross. Indikator MACD juga melemah sehingga peluang koreksi indeks masih bisa terjadi.

Namun jika melihat trend mingguan yang masih bullish, Fanny menilai koreksi harian ini justru akan banyak dimanfaatkan oleh investor untuk mengakumulasi saham-saham. Terutama sektor perbankan dan properti.

Investor domestik mengantisipasi RDG yang diperkirakan Bank Indonesia (BI) mensinyalkan akan ada pemangkasan lagi tingkat suku bunga acuan sebanyak 25 bsp. Sebab, tingkat inflasi masih rendah.

Saham perbankan Indonesia, meski yang paling sensitif terhadap perubahan tingkat suku bunga acuan, valuasinya masih relatif premium dan sudah naik banyak. Investor perlu melihat saham-saham sektor properti.

Hal ini disebabkan momentum UU pembebasan tanah yang berdampak pada pembangunan infrastruktur jalan tol. Penjualan properti milik pengembang yang memiliki akses langsung ke jalan tol akan terdongkrak.

Selain itu secara teknikal, Fanny memperkirakan masih ada potensi kenaikan pada saham-saham properti. Sehingga ia merekomendasikan saham dari sektor tersebut, ASRI dan LPCK. “Trading buy dengan kedua saham itu,” tandasnya. [nat]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar