Kamis, 19 Januari 2012

Inilah Saham Pilihan Saat IHSG 'Sideways'

INILAH.COM, Jakarta – Perdagangan saham pada Kamis (19/1) diperkirakan masih melanjutkan pola sideways. Peluang trading terbuka di sejumlah saham-saham pilihan berikut ini.

Analis Waterfront Securities Oktavianus Marbun memprediksikan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpeluang lanjutkan pola sideways dengan range sempit, 3.950-4.000, meski sudah berhasil memecah level resistan kuat di 3.950.

Sebelum menyentuh level 4.000, IHSG konsolidasi di level 3.950. Oktavianus menilai hal ini akan berlangsung cukup lama, seperti ketika IHSG mencoba tembus level 3.950. “Sebab, situasi eksternal juga masih fluktuatif,” ujarnya kepada INILAH.COM.

Pasar global, lanjutnya, akan melihat perkembangan sektor keuangan dan perbankan Amerika Serikat (AS) yang pekan ini mempublikasikan kinerja keuangannya. Sebab, sejumlah bank besar AS membeli obligasi Yunani dan Portugal.

Sementara perkembangan Eropa belum banyak positifnya. Lelang obligasi Spanyol yang cukup sukses adalah obligasi yang tenornya pendek dan sifatnya fire sale.Sehingga investor masih mau beli meski yield-nya rendah, sekitar 2 %.

Namun Eropa akan mengalami kesulitan dalam lelang obligasi jangka panjang diatas tiga tahun, karena investor meminta imbal hasil diatas 7%. Sementara syarat Bank Sentral Eropa (ECB) dan Uni Eropa (UE), jika obligasi masih diatas 7%, harus ada program bailout.

Oktavianus menyatakan, sentimen domestik lebih banyak positifnya. Terutama setelah Moody's menaikkan rating RI menjadi layak investasi. Hal ini didukung kawasan Asia yang masih bisa tumbuh karena China masih mencatatkan PDB yang tinggi di 8,9%.

“IHSG akan menguji level 4.000 dengan upgrade peringkat Moody's. Tapi pola konsolidasi akan berulang karena sentimen eksternal yang dominan mempengaruhi,” tutur Oktavianus.

Dengan range yang relatif sempit ini, peluang trading terbuka di sejumlah saham. Seperti saham properti AKR Corpindo (AKRA), Alam Sutera Realty (ASRI) dan Bukit Sentul City (BSDE). Selain saham pertambangan London Sumatra (LSIP) dan PT Timah (TINS).

Kemudian juga saham perbankan Bank Mandiri (BMRI), Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan Bank Negara Indonesia (BBNI). “Beli saham-saham tersebut,” tandasnya. [nat]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar