Senin, 30 Januari 2012

Saham Bank Beri Sinyal Bearish IHSG

INILAH.COM, Jakarta – Hingga penutupan IHSG diprediksi melemah. Jika Hang Seng gagal tutup di atas 20.384 dan IHSG di atas 3.969, pertanda dalam trend turun. Tetaplah duduk manis menunggu!

Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan, Indeks Dow Jones Industrial (DJI) ditutup dengan koreksi tipis, 0,58%. Tapi, meski tipis, koreksi ini telah membuat indeks DJI ditutup di bawah suport pertamanya 12.695 walaupun masih cukup jauh di atas suport keduanya 12.550. “DJI ditutup dengan signal bearish,” katanya di Jakarta, Senin (30/1).

Sementara itu, trend dari bursa regional segera berubah menjadi trend turun. Hanya saja, pasar harus tetap menyikapi koreksi ini dengan berhati-hati. “Alasan yang pertama adalah karena koreksi terjadi pada hari Jumat,” ujarnya.

Sering kali ada sentimen-sentimen baru selama weekend membuat kondisi market di hari Senin bisa jauh berbeda dengan hari Jumat. “Meski, hingga kini, sepertinya belum ada sentimen positif baru,” papar dia.

Sentimen dari hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Eropa yang berlangsung di akhir minggu juga terlihat mixed. Di satu sisi, kalau dana stabilisasi Eropa (The European Stability Mechanism/ESM) disetujui untuk menggantikan dana stabilisasi darurat (The European Financial Stability Facility/EFSF), sentimennya adalah positif.

Akan tetapi, kata Satrio, karena Jerman menunda keputusan ini hingga Maret. Sentimennya menjadi negatif. Sedangkan sentimen dari dalam negeri bisa dikatakan tidak ada yang kuat. “Sentimennya sentimen laporan keuangan perbankan,” ujarnya.

Namun, lanjutnya, analis terlihat berhati-hati dalam mensikapi laporan keuangan Full Year 2011 yang akan keluar, ditambah dengan pertanyaan mengenai bagaimana sebenarnya impact dari campur tangan BI terhadap pengaturan margin perbankan pada Oktober lalu.

Di atas semua itu, Satrio menjelaskan, PT Bank Mandiri (BMRI) akhir pekan lalu ditutup dengan signal bearish setelah menembus gap Rp6.950-7.000. “Apakah ini pertanda bahwa banking akan menyeret IHSG turun?” kata Satrio mempertanyakan.

Level support BBRI hari ini di Rp7.000 dan suport PT Bank Central Asia (BBCA) di Rp7.900-8.000.

Sementara itu, saham PT Astra Internasional (ASII) akhir pekan lalu memberikan signal positif. Akan tetapi, potensi penguatannya terbatas ke Rp79.000-80.000. “Karena itu, saya hari ini lebih cenderung melihat suport dari ASII di Rp78.250-78.400,” imbuhnya.

Di lain pihak, GGRM akhir pekan lalu juga ditutup di suport Rp56.550. Kalau masih ditembus juga, potensi penurunannya bisa mencapai Rp52.500-55.000. Saham-saham lain seperti PT United Tractor (UNTR), PT Indo Tambang Raya (ITMG), PT Semen Gresik (SMGR), dan PT Indocement Tunggal Prakasa (INTP) juga masih berada dalam trend turun. “Pasar masih rawan aksi profit taking,” ucapnya.

Memang, lanjut Satrio, jika melihat signal di ASII kemarin, dan IHSG yang juga ditutup di atas resistance, harusnya awal pekan ini mengambil posisi (positioning) hari ini. “Tapi, dengan adanya signal negatif di DJI dan BMRI, saya hari ini mau lihat regional dulu,” ucapnya.

Kalau indeks Hang Seng ternyata gagal ditutup di atas 20.384, terutama kalau di tutup di bawah 20.300 dan IHSG terlihat bakal gagal ditutup di atas 3.969, berarti IHSG memang kembali berada dalam trend turun. “Regional juga mendukung trend turun tersebut dan kalau regional dan IHSG berada dalam trend turun lagi, berarti saya tetap duduk manis menunggu,” imbuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar