Senin, 30 Januari 2012

IHSG Lanjut Koreksi, Buru 'Big Cap'

INILAH.COM, Jakarta – IHSG pada awal pekan, Senin (30/1) diprediksikan melanjutkan koreksi. Berikut saham-saham pilihan yang bisa diperdagangkan.

Analis pasar modal Yuganur Wijanarko dari HD Capital memperkirakan, sentimen mixed dari bursa Amerika akan menyebabkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan koreksinya. Sebab, peluang rebound pasar global akan terbuka.

Koreksi pasar ini akan dimanfaatkan investor IHSG untuk mengakumulasi saham-saham blue chips berkapitalisasi besar. “Rebound pasar global diyakini investor karena indeks Dow Jones terkoreksi tipis,” ujarnya.

Dow Jones pada perdagangan akhir lalu ditutup minus tipis, meski pasar kecewa dengan data penjualan rumah yang turun di luar perkiraan. Pelaku pasar masih optimis dengan data indikator ekonomi Amerika lainnya seperti earning korporasi dan klaim pengangguran.

Data kinerja perusahaan-perusahaan besar di Amerika masih menguatkan optimisme pasar mengenai pertumbuhan ekonomi. Selain jobless claim mingguan juga masih di bawah angka 400 ribu dan durable good AS juga naik meski tidak signifikan .

Pekan ini, optimisme pasar global terhadap perkembangan positif perekonomian Amerika akan diuji lagi lewat data-data ekonomi seperti consumer spending, penjualan otomotif, data produktifitas dan kegiatan manufaktur serta angka nonfarm payroll.

Sebab data-data kekuatan konsumsi AS yang menjadi penunjang pertumbuhan ekonomi sebenarnya belum terlalu mengkonfirmasi ekonomi telah pulih. Mengingat angka PDB pada kuartal empat 2011 hanya tumbuh 2,8%.

“Ini takkan memicu pertumbuhan ekonomi global secara signifikan, karena perkembangan Eropa masih suram,” lanjut Yuganur.

Pelaku pasar keuangan, ujarnya, mengharapkan realisasi program quantitative easing jilid tiga segera dilakukan Bank Sentral AS The Fed. Sebab, data perumahan dan tenaga kerja masih lemah. Inilah yang membuat Dow Jones masih bisa bertahan dengan koreksi yang relatif tipis.

Dalam kondisi ini, ia merekomendasikan beberapa saham seperti Astra International (ASII), Bumi Resources (BUMI), Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan Gudang Garam (GGRM). “Trading buy dengan saham-saham tersebut,” ia merekomendasikan.

ASII (TP 81.500)
Koreksi untuk menutup kisaran harga sebelum tarikan penutupan pekan lalu dapat digunakan masuk ke emiten otomotif dengan market cap terbesar di IHSG. Secara teknikal mulai ada perubahan dari posisi short term downtrend ke potensi minor uptrend untuk mengejar teritori diatas Rp80 ribu. Entry 1: 78.900, entry 2: 78.400, cut loss point : 77.250.

GGRM (TP 58.100)
Emiten konsumer rokok in terkoreksi cukup tajam dalam sehari tanpa sebab yang jelas dengan volume besar dan keadaan stokastik jatuh ke jenuh jual. Semua ini setup optimal untuk terjadinya bargain hunting dan oversold relief rally paling tidak ke Rp57.500-58.100. Entry 1: 56.500, entry 2: 55.400, cut loss point: 53.800

BUMI (TP 2.650)
Emiten batubara lainnya yang fokus terhadap ekspor dan sangat diuntungkan penguatan rupiah terhadap dolar AS untuk restrukturisasi utangnya. Secara teknikal menarik, dengan daily stochastic bersiap cross up memberikan sinyal upward momentum untuk beranjak diatas level psikologis Rp2.600. Entry 1: 2.500, entry 2: 2.400, cut loss point: 2.325.

BBRI (TP 7.250)
Pascaproses koreksi minor biasa dalam formasi uptrend, emiten perbankan BUMN dengan campuran mikro UKM ritel dan sangat sensitif terhadap pergerakan rupiah. Sebab, memiliki basis pinjaman dalam obligasi domestik. Kelihatannya, BBRI dapat melanjutkan kembali rebound yang tertunda. Entry 1: 7.000, entry 2: 6.850, cut loss point: 6.750. [nat]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar