Senin, 30 Januari 2012

Trading Buy BMRI, BBRI dan SMCB

INILAH.COM, Jakarta – Laju IHSG dalam sepekan ke depan diprediksi menguat. Dipertahankan suku bunga The Fed di level rendah hingga akhir 2014 masih jadi katalisnya. Tiga saham layak trading.

Investment analyst PT GMT Asset Management Nico Simatupang mengatakan, potensi penguatan IHSG dalam sepekan ke depan salah satunya karena faktor kebijakan Bank Sentral AS The Fed. Selain itu, ekspektasi pasar atas diluncurkannya kembali program Quantitative Easing (QE) tahap ketiga juga turut men-support market.

Secara teknikal pun, IHSG masih berada dalam pola bullish. “Dalam sepekan ke depan, tren pergerakan IHSG masih naik. Support IHSG di level 3.926 dan resistance 4.036,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Pada perdagangan Jumat (27/1) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup menguat tipis 2,98 poin (0,07%) ke level 3.986,41 dengan intraday tertinggi 3.992,899 dan terendah 3.969,456. Begitu juga dengan indeks saham unggulan LQ45 yang juga naik tipis 0,57 poin (0,08%) ke level 702,622. Berikut ini wawancara lengkapnya:

Akhirnya, IHSG mendarat pada teritori positif. Bagaimana Anda melihat arah IHSG dalam sepekan ke depan?
Dalam sepekan ke depan, tren pergerakan IHSG masih naik. Support IHSG di level 3.926 dan resistance 4.036

Faktor apa saja yang mendorong penguatan indeks?
IHSG masih didukung oleh sentiment positif yang datang dari AS setelah Bank Sentral The Fed memutuskan untuk memperpanjang kebijakan suku bunga rendah 0-0,25% hingga akhir 2014 dari rencana semula hingga pertengahan 2013. Di sisi lain, di market ada ekspektasi diluncurkannya kembali Quantitative Easing (QE) tahap ketiga. Itulah faktor yang mensupport pasar.

Penjelasan teknikalnya bagaimana?
Secara teknikal pun, indeks saat ini masih dalam posisi bullish.

Faktor apa saja yang bisa menggagalkan penguatan indeks pekan ini?
Market masih terhambat oleh negosiasi ulang Yunani soal debt swap dengan para kreditor swasta yang belum mencapai kata sepakat dalam dua hari terakhir pekan lalu. Para kreditor swasta inginkan yield 4% sedangkan Yunani dan petinggi Uni Eropa inginkan kupon obligasi yang direstrukturisasi (obligasi lama ditukar dengan obligasi baru dan nilainya dipangkas (hair cut) 50% dan dengan bunga yang baru)itu hanya 3,5% di bawah 4%.

Jika negosiasi itu alot dan berlarut-larut, IHSG berpeluang melemah dalam sepekan ke depan. Jika negosiasi itu alot, pasar cemas Yunani akan gagal bayar pada utang yang jatuh tempo pada awal Maret 2012.Inilah yang ditunggu-tunggu pasar.

Bagaimana dengan sentiment dari dalam negeri?
Dari dalam negeri, pasar juga menanti rilis inflasi Januari 2012 pekanini. Beras harganya naik dan dikhawatirkan berkontribusi signifikan pada inflasi Januari. Jika inflasi melonjak, indeks akan mendapat tekanan negatif seiring kekhawatiran investor atas peluang BI rate ke depannya. Sebaliknya, jika inflasi rendah IHSG akan melanjutkan penguatan. Itulah agenda market dalam sepekan ke depan.

Saham-saham pilihan Anda?
Saham-saham pilihannya, sektor perbankan yang besar seperti PT Bank Mandiri (BMRI) dengan target Rp7.100 dalam sepekan ke depan. Lalu, PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dengan target Rp7.150; dan di sektor semen PT Holcim Indonesia (SMCB) yang punya upside potential ke level Rp2.375 dalam sepekan ke depan. Saham semen lainnya dalam tren turun.

Apa rekomendasi Anda untuk saham-saham tersebut?
Saya rekomendasikan trading buy saham-saham tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar