Senin, 17 Oktober 2011

PDB China Bakal Kurangi Selera Pasar

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (17/10) diprediksi konsolidasi. Hasrat pasar atas aset berisiko berkurang akibat ekspektasi perlambatan China.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, mengatakan, selain terpengaruh positif oleh hasil pertemuan G20 yang mendorong Uni Eropa menambah dana kapasitas European Financial Stabilitty Facility, rupiah juga akan terpengaruh oleh data-data lain seperti laporan Gross Domestic Product (GDP) dari China yang diperkirakan berpotensi melambat.

Untuk kuartal III-2011, lanjutnya, pertumbuhan China diperkirakan turun yang akan dirilis pada Selasa (18/10) besok. Angkanya diperkirkakan melandai jadi 9,2% dari sebelumnya 9,5%. Memang angkanya masih solid tapi melambat sehingga bisa memicu ketidakpastian bagi pasar. "Jadi, rupiah masih bisa menguat Senin ini dan menguji area 8.790 untuk level terkuatnya, tapi bisa berpeluang kembali melemah ke area 8.875 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Apalagi, lanjut Christian, selain GDP, China juga akan merilis data Industrial Output dan Retail sales. "Meski konsensusnya belum dirilis, tapi angkanya juga diperkirakan lebih rendah dari angka industrial output sebelumnya 13,5% dan retail sales 17%," paparnya.

Karena itu, Christian menegaskan, sentimen bagi rupiah masih netral. Menurutnya, kemungkinan bisa mengalami penguatan untuk temporer melanjutkan risk appetite akhir pekan lalu akibat ekspektasi atas pertemuan G20. "Tapi, kemudian masih ada risiko pelemahan lagi seiring dengan kecemasan perlambatan yang terindikasi oleh situasi ekonomi regional China," imbuh Christian.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Jumat (14/10) ditutup menguat 22 poin (0,24%0 ke level 8.843/8.853 per dolar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar