Senin, 17 Oktober 2011

Reshuffle Berpengaruh Negatif bagi IHSG?

INILAH.COM, Jakarta – Laju IHSG pekan ini diprediksi menguat. Pasar merespon positif rilis kinerja emiten untuk kuartal III-2011. Tapi, reshuffle kabinet yang sedang bergulir bakal jadi ancaman. Lantas?

Pada perdagangan Jumat (14/10), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup melemah 10,704 poin (0,30%) ke level 3.664,680, dengan intraday terendah di 3.658,93 dan tertinggi di 3.688,14. Demikian pula indeks saham unggulan LQ45 yang turun 2,362 poin (0,37%) ke level 649,690.

Kepala Riset Valbury Asia Securities Alfiansyah mengatakan, dalam sepekan ke depan, potensi penguatan indekssalah satunya dipicu oleh sentimen positif dari rilis kinerja keuangan emiten kuartal III-2011 yang deadline-nya akhir Oktober 2011. Karena itu, menurutnya, jelang pekan terakhir bulan ini, banyak emiten yang merilis kinerjanya.

Kondisi itu, akan menjadi sentimen positif dan dorongan bagi pergerakan indeks. Sebab, pelaku pasar akan melakukan selective buying pada saham-saham yang basis fundamentalnya diperkirakan akan tumbuh pada kuartal III-2011. “Dalam sepekan ke depan, IHSG memiliki support di level 3.574 dan resistance 3.775,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Hanya saja, lanjut Alfiansyah, indeks tidak bisa lepas dari masalah reshuffle kabinet yang sedang digulirkan oleh Presiden Susilo Bambang (SBY) belakangan ini. Rumornya, 12 menteri mengalami pergantian dan 3 menteri dirotasi. Sementara itu presiden juga menambah beberap pos wakil menteri. “Karena itu, pasar harus mencermati reshuffle kabinet,” tandas Alfiansyah.

Tapi, Alfian memberikan catatan, selama reshuffle tidak mengganggu tim ekonomi Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II, tidak akan berpengaruh besar ke market. Sebab, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih sesuai dengan ekspektasi pasar.

Hingga akhir tahun, lanjutnya, Bank Indonesia berkekspektasi, Produk Domestik Bruto (PDB) RI mencapai 6,5%. “Tapi, jika terjadi perubahan pada tim kementerian ekonomi, sedikit banyak akan berpengaruh negatif di market,” papar Alfiansyah.

Jika ini yang terjadi, lanjutnya, pasar akan melihat apakah pengganti menteri tim ekonomi memiliki catatan kinerja yang baik selama karirnya. “Jadi, apakah sosok itu diterima pasar atau tidak, juga akan berpengaruh pada pergerakan IHSG,” tuturnya.

Dia menambahkan, jika presiden belum mengumumkan reshuffle pekan ini, akan memicu ketidakpastian di market. “Sebab, kabar penggantian kementerian tim ekonomi akan jadi spekulasi negatif di market. Tergantung siapa penggantinya atau siapa yang muncul dalam rumor di pasar,” ucap Alfiansyah.

Selain faktor reshuffle, lanjutnya, faktor eksternal juga masih jadi penentu pergerakanI indeks baik dari AS maupun dari Eropa. Menurutnya, pasar masih ingin memastikan, bailout untuk Yunani dari negara-negara anggota Uni Eropa sehingga Yunani bisa terhindar dari default (gagal bayar).

Di sisi lain, pasar juga terpengaruh negatif oleh lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings yang pekan lalu menurunkan peringkat empat bank Belgia. Begitu juga dengan lembaga pemeringkat Standard & Poor's Rating Service yang memangkas peringkat Spanyol satu noth dari "AA" menjadi "AA-" dengan outlook negatif.

Tapi, Alfiansyah menegaskan, jika pelaku pasar lebih konsentrasi pada fundamental dan publikasi laporan keuangan emiten Kuartal III-2011, akan menjadi penyeimbang semua sentiment negatif baik dari eksternal maupun dari internal. “Terutama, bagi pelaku pasar yang berharap dividen,” ungkap dia.

Karena itu, menurut Alfiansyah, seharusnya pengaruh positif ini yang lebih dominan di market. Sebab, membaiknya laporan keuangan emiten, otomatis akan memberikan imbal hasil yang lebih baik dalam bentuk dividen bagi pelaku pasar. “Apalagi, bursa AS juga sedang merilis kinerja keuangannya untuk periode yang sama sehingga bisa jadi faktor eksternal positif,” jelas Alfiansyah.

Adapun sektor saham yang bakal jadi penggerak utama indeks pekan ini adalah perbankan. Sebab, saham-saham di sektor ini secara historis selalu merilis kinerja paling awal dibandingkan emiten sektor lain. Penguatan sektor ini akan diikuti sektor-sektor lainnya seperti pertambangan, perkebunan dan manufaktur di grup Asrtra.

Saham-saham pilihannya adalah PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dengan target Rp7.100 dalam sepekan ke depan; PT Bank Mandiri (BMRI) Rp7.000; PT Bank Negara Indoensia (BBNI) Rp3.875; dan PT Bank Jabar Banten (BJBR) Rp1.000;

Lalu, PT Adaro Energy (ADRO) Rp2.000; PT Bukit Asam (PTBA) Rp17.800; PT Harum Energy (HRUM) Rp8.300; PT London Sumatera Plantation (LSIP) Rp2.150; PT Sampoerna Agro (SGRO) Rp3.000; PT Astra Internasional (ASII) Rp68.900; dan PT United Tractor (UNTR) dengan target Rp23.000.

“Saya rekomendasikan trading buy saham-saham tersebut. Jika naik 5% dari harga akhir pekan lalu, bisa langsung jual,” imbuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar