Jumat, 18 November 2011

Aksi Jual Picu Wall Street Melemah

Headline
INILAH.COM, New York - Bursa saham Wall Street melemah pada perdagangan Kamis (17/11) dipicu dari aksi jual yang dilakukan pelaku pasar karena ada kekhawatiran lebih lanjut tentang masalah utang Eropa.

Investor semakin fokus pada Eropa, dan pasar berhati-hati melihat imbal hasil obligasi Italia dan Spanyol terus naik tapi tidak stabil.

Seperti dikutip dari yahoofinance, beberapa sumber menyatakan, ada pertengkaran antara Demokrat dan Republik pada "supercommitee" untuk menemukan cara memotong utang Amerika Serikat. Presiden Empire Executions Peter Costa menuturkan, dari lantai saham New York tidak ada satu pun pasar yang mebursamicu aksi jual.

Penurunan sekitar tengah hari itu begitu cepat dan volume 1.225 saham. Sekitar 2,83 juta kontrak berjangka S&P E-mini diperdagangkan pada Kamis dengan hampir 250 ribu ada perubahan dalam periode 15 menit ketika pasar jatuh lebih dari 1%.

Indeks Dow Jones turun 134,71 poin atau 1,13% ke level 11.770,88. Indeks S&P500 turun 20,73 poin atau 1,68% ke level 1.216,18. Indeks Nasdaq turun 51,62 poin atau 1,96% ke level 2.587,99.

Volume perdagangan saham yang diperdagangkan sekitar 8,6 miliar saham di bursa saham New York Stock Exchange, NYSE Amex, dan Nasdaq yang di atas rata-rata harian volume di atas 8 miliar saham.

Penurunan paling cepat terjadi di sektor saham material dan energi yang di mana turun lebih dari 3%. Hal itu didukung dari penurunan harga minyak mentah dan harga tembaga.

Indeks energi S&P turun 2,1% dan indeks S&P material turun 2,9%. Selain itu, saham teknologi juga menyeret indeks saham lebih rendah. Indeks saham sektor teknologi S&P turun 2,2%.

Sentimen lain yang mempengaruhi bursa saham yaitu imbal hasil obligasi Spanyol yang mencapai tingkat tertinggi sejak 1997. Sementara itu lelang obligasi Perancis juga menarik imbal hasil tinggi. Imbal hasil obligasi sebesar 7% merupakan tolak ukur baik Italia dan Spanyol. Sebelumnya Yunani dan Portugal terpaksa mencari dana talangan setelah menghasilkan mencapai tingkat imbal hasil yang sama,

Investor pun khawatir masalah utang di zona euro dapat mempengaruhi ekonomi global dalam resesi yang lain. Sementara itu, pelaku pasar di bursa saham New York kecewa melihat penurunan saham, ratusan demonstran menempati Wall Street dan bersumpah untuk menganggu bisnis.

Para demonstran menempati wall street mengkritik gerakan sistem melihat anggota ekonomi sebagai mendukung yang kaya dan berkuasa. Wall street dilihat sebagai simbol dan keserakahan korporasi. [hid]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar