Jumat, 18 November 2011

Pasar Surprise dengan Obligasi Perancis

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah pada kontrak harga emas di London, Jumat (18/11) diprediksi melemah. Pasar masih terkejut dengan lonjakan yield obligasi Perancis.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, rupiah berpotensi melanjutkan pelemahan menguji level 9.090 per dolar AS. Potensi ini dipicu oleh pengalihan risiko pada aset-aset safe haven sehingga terjadi penguatan dolar AS.

Menurutnya, memang krisis utang Spanyol dan Italia belakangan jadi fokus pasar. Tapi sekarang hal itu sudah mulai didiskon oleh pasar. Yang cukup menjadi surprise di pasar adalah lonjakan yield obligasi Perancis. "Karena itu, rupiah cenderung melemah dalam kisaran 9.090 hingga 8.970 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Sebelumnya, lanjut Christian, pasar tidak menduga krisis utang bisa menular ke negara kedua terbesar di Uni Eropa itu. Berdasarkan data yang dilansir Departemen Tresury Perancis, saat ini yield obligasi Perancis dengan tenor 10 tahun naik jadi 3,68% dari akhir Oktober di level 3,42%.

Angka ini, Christian menegaskan, cukup merepresentasikan betapa paniknya pasar obligasi kawasan itu setelah yield obligasi Italia mencapai 7,502% dan Spayol yang menyentuh 7%. Apalagi, rasio utang Perancis meroket menjadi 81,7% terhadap Gross Domestic Product (GDP) per November 2011 dari 78,3% akhir Desember 2010. "Ini jadi surprise bagi pasar karena membuktikan krisis Yunani dan Italia menular ke Perancis," imbuhnya.

Tapi, dia menggarisbawahi, krisis utang Eropa sebenarnya tidak terlalu besar pengaruhnya pada perekonomian Indonesia. "Tapi, cukup membuat pasar finansial di Tanah Air bergerak volatile," timpalnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah pada kontrak harga emas di London, Kamis (17/11) ditutup melemah 17 poin (0,18%) ke level 9.010/9.020 per dolar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar