Selasa, 29 November 2011

Dow Jones Tembus 11.400, Tutup Mata Beli Saham

INILAH.COM, Jakarta –Jika indeks Dow Jones tembus resistance 11.400 jadi sinyal positif bagi IHSG. Jika tembus 3.675, indeks berpeluang ke 3.900 akhir 2011 dan tutup mata untuk beli saham apa saja.

Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan, sekarang, pasar tinggal berpatokan, apakah semalam indeks Dow Jones tembus resistance 11.400 atau tidak. Jika tembus, pertanda AS memberikan sinyal positif dan IHSG pun sudah waktunya naik dan tutup mata untuk beli saham apa saja.

Menurutnya, support IHSG di level 3.600 dan resistance 3.675. Jika indeks bisa tutup di atas resistance itu, tren turun jangka pendek sudah selesai. Artinya, IHSG akhir tahun bisa tutup di atas 3.900. Jika ternyata tutup di level 4.000, itu merupakan bonus. “Saham apapun juga, selama koreksinya sudah signifikan antara 5-15% dalam dua pekan terakhir, wajib dibeli. Sebab, dipastikan rebound,” katanya kepada INILAH.COM.

Pada perdagangan Senin (28/11), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup mendarat pada teritori positif 9,86 poin (0,27%) ke level 3.647,049. Harga intraday tertingginya mencapai 3.676,404 dan terendah 3.618,969. Demikian pula dengan indeks saham unggulan LQ45 yang naik 1,72 (0,27%) ke level 643,145. Berikuta ini wawancara lengkapnya:

IHSG berhasil mendarat pada teritori positif pada perdagangan kemarin. Bagaimana arah berikutnya?
Kemarin pagi, Dow Jones Futures menguat gara-gara rumor Italia akan dibantu oleh International Monetary Fund (IMF). Tapi, IMF sudah membantahnya. Masalahnya, market kemarin tidak mau turun dan bursa Eropa pun masih naik. Sekarang, pasar tinggal berpatokan, apakah semalam indeks Dow Jones tembus resistance 11.400 atau tidak. Jika tembus, pertanda AS memberikan sinyal positif dan IHSG pun sudah waktunya naik.

Bagaimana dengan net sell asing kemarin yang mencapai setengah triliun?
Net sell investor asing hingga kemarin sore sangat besar, mencapai Rp556,3miliar. Kondisi ini membuat investor susah menentukan posisi. Karena itu, hingga kemarin sore, dibilang sinyal negatif tidak bisa, positif juga tidak bisa.

Mengapa penguatan kemarin tidak bisa dikatakan sinyal positif?
Sebab, sinyal negatif masih datang dari saham-saham di sektor pertambangan batu bara dan perbankan seperti PT Bank Mandiri (BMRI), PT Indo Tambang Raya (ITMG) dan PT United Tractor (UNTR). Semuanya, belum memberikan sinyal bullish. Misalnya, saham BMRI yang kemarin ditutup di bawah Rp6.500 (Rp6.400) sebagai pertanda atau sinyal bearish. Artinya, pasar masih bisa mendapatkan harga saham ini di level Rp6.000.

Saham-saham batu bara bagaimana?
Di sisi lain, sektor pertambangan dan perbankan juga masih diselimuti berita negatif. Pertambangan, dipengaruhi oleh terhentinya pengangkutan batubara jalur air dari area tambang ke terminal batu bara. Kondisi itu dipicu oleh runtuhnya jembatan Kutai Kartanegara. Ini masih dinanti pasar seberapa besar pengaruhnya.

Jika ternyata parah, tidak ada pilihan lain, saham-saham sektor baru bara masih bisa turun lebih jauh. Sebab, denda keterlambatan muat, bisa mencapai US$100.000 per hari. Sebaliknya, jika tidak parah, akan ada tenaga untuk rebound.

Saham-saham sektor bank?
Saham-saham perbankan masih mendapat sentiment negatif dari Bank Indonesia yang memaksa perbankan untuk menurunkan margin. Jadi, sejauh ini arah market masih tak pasti dan tergantung pada bagaimana sinyal dari AS. Jika positif, di mana Dow Jones tembus resistance 11.400, tutup mata beli saham apa saja.

Support dan resistance IHSG sendiri?
Support IHSG di level 3.600 dan resistance 3.675. Jika indeks bisa tutup di atas resistance 3.675, tren turun jangka pendek sudah selesai. Artinya, IHSG akhir tahun bisa tutup di atas 3.900. Jika ternyata tutup di level 4.000, itu merupakan bonus.

Tapi, angka itu tergantung pada apakah indeks bisa mengakhiri resistance 3.675 atau tidak. Selama tidak ada penembusan resistance tersebut, ada potensi pelemahan ke level support 3.525. Jika begitu, investor lebih baik cari aman. Wait and see saja. Jika indeks masih dalam tren bearish jangka pendek, kalau mau mengambil posisi pilih saham berfundamental positif, sehingga saat IHSG rebound, saham-saham tersebut juga lebih cepat naik.

Tapi, jika market dalam tren turun, saham-saham yang dipegang bakal benar-benar nyangkut. Sebab, IHSG masih punya potensi turun ke level 3.300-an. Selama indeks masih di atas support 3.525, arah IHSG masih naik untuk jangka menengah. Jadi, tren jangka pendek IHSG adalah turun. Tapi, tren jangka menengah-panjang masih naik selama support 3.525 tidak ditembus.

Kalau begitu, bagaimana strategi trading yang tepat?
Saya rekomendasikan strategi trading hit and run. Tapi, jika resistance 3.675 berhasil ditembus, saham apapun juga, selama koreksinya sudah signifikan antara 5-15% dalam dua pekan terakhir, wajib dibeli. Sebab, dipastikan rebound.

Bahkan, saham-saham lapis ketiga seperti PT Bukit Sentul City (BKSL), PT Energi Mega Persada (ENRG), dan PT Darma Henwa (DEWA). Begitu juga PT Bumi Resources (BUMI), PT Adaro Energy (ADRO), PT Bukit Asam (PTBA), PT Charoen Pokphand Indonesia (CPIN) dan PT Japfa Comfeed Indonesia (JPFA). Jika tren turun IHSG berakhir, saham apa saja beli semua, terutama saham yang sudah terkoreksi tajam 5-15% dalam dua pekan terakhir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar