Selasa, 29 November 2011

IHSG Koreksi Terbatas, Beli Saham Unggulan

INILAH.COM, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa (29/11) diprediksikan mengalami koreksi terbatas. Speculative buy pada beberapa saham unggulan.

Analis dari Dongsuh Securities, Ryan Aryadi memprediksikan, tak ada sentimen positif dari Eropa. Resiko global juga meningkat, yang terlihat dari naiknya imbal hasil obligasi pemerintah Eropa.

Bahkan, lelang obligasi dari pemerintah Jerman sekalipun tak maksimal serap likuiditas. “Hal ini menyebabkan tren berubah dan menjadi koreksi berlanjut,” ujarnya, saat dihubungi INILAH.COM.

Ryan memperkirakan, deleveraging masih berlanjut. Demikian pula penjualan aset-aset beresiko akan berpindah ke safe haven assets. Namun, ia berpendapat valuasi saham Tanah Air tidak terlalu mahal.

“Sebab, pertumbuhan masih ada. Peringkat investment grade juga bisa terealisasi tahun depan,” lanjutnya. Selain rasio price earning (PE) atau pertumbuhan (growth ratio) masih bisa rendah dengan pertumbuhan domestik bruto (PDB) Indonesia yang 55%-nya disumbangkan oleh konsumsi.

Koreksi IHSG, lanjut Ryan, seharusnya bisa lebih dalam lagi agar penyesuaian valuasi bisa berjalan lebih cepat. Namun belakangan ini, koreksi sehat di pasar diintervensi oleh kenaikan indeks yang tidak dikendalikan oleh saham-saham berkapitalisasi besar.

Namun, oleh saham yang free float-nya kecil seperti Gudang Garam (GGRM) dan HM Sampoerna (HMSP). Juga saham Bayan Resources (BYAN) yang menembus kapitalisasi pasar Adaro Energy (ADRO). “Kenaikan ini tidak wajar dan jelas mengganggu penyesuaian valuasi saham,” kata Ryan.

Dalam kondisi ini, ia merekomendasikan investor tetap berada dalam koridor trading dua hari pada saham-saham unggulan seperti Bank Mandiri (BMRI) yang sudah hampir turun 10% dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI). Juga saham properti Alam Sutera Realty (ASRI). “Speculative buy pada saham-saham tersebut,” pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar