Rabu, 07 Desember 2011

Hold Saham Berfundamental Kuat

INILAH.COM, Jakarta – Laju IHSG sangat tergantung pada bursa regional. Karena itu, akumulasi beli saham-saham berfundamental kuat untuk di-hold hingga kuartal I-2012. Inilah saham pilihannya.

Analis dari Asosiasi Ananlis Efek Indonesia (AAEI) Ukie Jaya Mahendra menyarankan investor untuk kembali pada saham-saham yang berfundamental kuat seperti CPIN, INDY, dan BMRI. Ia menyarankan untuk akumulasi beli saham-saham tersebut. Lalu, hold hingga kuartal pertama 2012 dengan ekspektasi window dressing atau January Effect.

Strategi ini, lanjutnya, bisa dilakukan sambil menunggu rilis kinerja keuangan kuartal IV-2011. Apalagi, beberapa saham sudah murah. “Kalaupun mau trading, harus bermain cepat. Tapi, saya lebih menyarankan akumulasi beli untuk di-hold hingga kuartal I-2012,” katanya kepada INILAH.COM.

Pada perdagangan Selasa (6/12), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup melemah 28,12 poin (0,74%) ke level 3.752,674 dengan intraday tertinggi 3.780,756 dan terendah 3.736,409. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang turun 5,19 poin (0,77%) ke angka 664,428. Berikut ini wawancara lengkapnya:

IHSG ditutup melemah 0,74%, bagaimana Anda melihat arah berikutnya?
Sebenarnya, pergerakan market sebelumnya positif. Sinyal ini ditunjukkan oleh rata-rata bursa regional yang menguat. Tapi, karena ada berita negatif, lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor’s Rating Service (S&P) akan men-downgrade 17 negara di Uni Eropa, indeks bergerak negatif. Karena itu, indeks potensial kembali naik Rabu (7/12) ini.

Level support dan resistance-nya?
Support IHSG di level 3.700 dan resistance pertama di level 3.791 dan resistance kedua 3.811. Memang, pada sesi pertama indeks bisa jadi melanjutkan pelemahannya. Tapi, jelang penutupan indeks akan kembali menguat meskipun terbatas. Tapi, jika semua bursa regional menguat, IHSG juga bisa langsung menguat. Secara keseluhan, indeks berpeluang menguat.

Lantas, bagaimana pasar menyikapi pelemahan indeks kemarin?
Koreksi IHSG pada Selasa (6/12) merupakan kesempatan untuk beli. Kalaupun tidak menguat, indeks cenderung mendatar karena penurunan kemarin sudah cukup rendah.

Dari sisi teknikal sendiri bagaimana?
Secara teknikal, memang IHSG masih potensial turun karena koreksi kemarin belum oversold. Tapi, ini bisa terpatahkan jika ada berita fundamental atau bursa regional bergerak positif.

Sentimen positif lainnya?
Faktor Desember di mana pasar berekspektasi pada window dressing, januar effect dan antisipasi kinerja keuangan untuk kuartal IV-2011. Di sisi lain, pasar juga berharap, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Uni Eropa pada Kamis (8/12) dan Jumat (9/12) bisa menghasilkan keputusan yang baik dan pro-pasar. Tapi, bagaimanapun, faktor regional sangat menentukan. Jika regional membaik, IHSG bakal positif. Begitu juga sebaliknya. Apalagi, dari sisi fundamental dalam negeri, lanjutnya, market melihat oke-oke saja.

Bagaimana dengan faktor BI rate?
Pasar tinggal menunggu Rapat Dewan Gubernut (RDG) BI yang akan memutuskan suku bunga acuan (BI rate) naik, stagnan, atau justru dipangkas lagi pada Kamis (8/12). Jika dipangkas lagi, bakal positif. Jika tetap ditahan di level 6% sesuai dengan ekspektasi pasar sehingga pengaruhnya netral ke market.

Kalau begitu, saham apa saja yang jadi pilihan Anda?
Saya menyarankan investor untuk kembali pada saham-saham yang berfundamental kuat seperti PT Charoen Pokphand Indonesia (CPIN), PT Indika Energy (INDY) dan PT Bank Mandiri (BMRI).

Bagaimana strategi investasi pada saham-saham tersebut?
Saya sarankan untuk akumulasi beli saham-saham tersebut. Lalu, hold hingga kuartal pertama 2012 dengan ekspektasi window dressing atau January Effect. Strategi ini bisa dilakukan sambil menunggu rilis kinerja keuangan kuartal IV-2011. Apalagi, beberapa saham sudah murah. Kalaupun mau trading, harus bermain cepat. Tapi, saya lebih menyarankan akumulasi beli untuk di-hold hingga kuartal I-2012.

Anda punya target harga pada saham-saham tersebut?
Hingga kuartal I-2012, CPIN ditargetkan di level Rp2.725; INDY dengan target Rp2.525 dan BMRI dengan target Rp7.000. Pada saat target tersebut tercapai selama kuartal I, investor bisa merealisasikan keuntungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar