Rabu, 07 Desember 2011

Moody's dan S&P Diklaim Buat Kesalahan di China

Moody's dan S&P Diklaim Buat Kesalahan di China
INILAH.COM, Jakarta - Hedge fund manager James Chanos, yang telah lama skeptis pada cerita pertumbuhan China menuangkan kemarahannya terhadap lembaga rating Moody's dan Standard and Poor`s, mengatakan pandangan positif mereka terhadap China hanya untuk mematahkan taruhan bearishnya.

Reuters melaporkan short seller terkenal ini mengatakan bingung dengan kesiapan S & P, sebuah divisi dari McGraw-Hill Companies yang akan mendowngrade utang negara-negara seperti Amerika Serikat dan sebagian besar Eropa sambil terus memberikan pandangan positif mereka ke China dan bank-banknya.

"Para lembaga rating ini benar-benar salah," kata Chanos, pendiri dan presiden hedge fund Kynikos Associates dalam acara 'Reuters 2012 Investment Outlook Summit'.

S & P sebelumnya pada Selasa menegaskan rating jangka panjang terhadap utang China di leevel 'AA-minus', hanya satu hari setelah mengancam akan menurunkan rating 15 negara di zona euro bermasalah, termasuk Jerman, negara ekonomi terbesar Eropa.

Moody`s juga memberikan rating 'Aa3' ke China dengan outlook positif.

Untuk setidaknya tahun ini, Kynikos, yang mengelola dana sebesar $ 6 miliar ini, telah shorting saham Investor Services Moody dan S & P, induk usaha McGraw-Hill.

Chanos, yang mengkhususkan diri dalam membuat uang ketika saham jatuh nilainya, mengatakan gelembung perumahan China dan sistem politik dan ekonomi yang buram membuat jasa pengawasan yang lebih besar dan sinisme dari lembaga pemeringkat.

Dia sedang menyorting perusahaan pertambangan dan perusahaan konstruksi yang mengapalkan bahan baku ke China dan juga mempertaruhkan saham beberapa bank China.

Para short seller membuat uang dengan meminjam saham dengan harapan bahwa harga akan turun, yang memungkinkan mereka untuk membeli saham pada harga yang lebih rendah dan mengantongi marjinnya.

Chanos, yang mendirikan Kynikos pada tahun 1985 dengan modal awal $ 16 juta, pemain terkenal di Wall Street setelah ramalannya terhadap penipuan akuntansi di Enron satu dekade lalu.

Sejak itu, dia melihat China sebagai target, di mana akhirnya akan crash, didorong oleh bubble real estate. "Hal ini sudah terjadi," kata Chanos, mengutip apa yang dia katakan adalah penurunan dalam penjualan apartemen baru di seluruh negeri sekitar 40 persen year on year. "Semua orang mengakui volume transaksi telah menurun drastis dan ini telah kita lihat terjadi di tempat-tempat seperti Las Vegas dan Florida sebelum terjadi crash dan transaksi berhenti."

"Kami adalah pihak terlibat dalam booming real China yang sesungguhnya," tambahnya.

Baru-baru ini, Chanos telah memfokuskan diri pada bank-bank China, yang katanya telah membuat dan terus membuat miliaran pinjaman berisiko tanpa modal yang cukup.

Namun dia memiliki pandangan yang lebih positif, bagaimanapun, pada sektor perbankan AS.

"Bank-bank Amerika tidak meminjamkan dan struktur biaya mereka masih terlalu tinggi tetapi itu bukan lonceng kematian," kata Chanos, meskipun ia masih mencatatkan kehati-hatian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar