Rabu, 21 Desember 2011

Kontraksi Italia Bakal Perlemah Rupiah

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (21/12) diprediksi melemah. Kontraksi Italia, ekspor Jepang dan Indeks Kepercayaan Konsumen Inggris jadi pemicunya.

Analis senior Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, potensi pelemahan rupiah hari ini dipicu oleh baberapa data ekonomi yang dirilis Rabu (21/12) ini. Angkanya sudah diperkirakan negatif sehingga negatif juga bagi sentimen market secara global.

Negatifnya sentimen market, kata Firman, salah satunya dipicu oleh data ekspor Jepang yang angkanya sudah diperkirakan turun jadi -4% dari sebelumnya positif 3,7%. "Karena itu, rupiah cenderung melemah dalam kisaran 9.050 hingga 9.150 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Negatifnya sentimen Jepang, lanjutnya, diperburuk oleh indeks kepercayaan konsumen yang angkanya diperkirakan memburuk jadi -32 dari sebelumnya -31. Sementara itu, dari eurozone, market mendapat tekanan negatif dari kontraksi ekonomi Italia. "Angka pertumbuhan ekonomi italia untuk kuartal III-2011 diperkirakan turun jadi -0,1% dari kuartal sebelumnya 0,3%," paparnya.

Sedangkan sentimen AS dari data-data yang dirilis semalam sudah diprediksikan variatif. Data Bulding Permit sudah diperkirkan turun tapi data Housing Start-nya naik. Building Permit diprediksi turun jadi 635 ribu dari sebelumnya 644 ribu. "Sementara itu, Housing Start sudah diprediksi turun dari sebelumnya 635 ribu menjadi 628 ribu," imbuh Firman.

Karena itu, Firman menegaskan, rupiah masih berpeluang melamah. "Hanya saja, sifatnya masih terbatas seiring terbatasnya volume perdagangan jelang penutupan tahun 2011 dan Bank Indonesia (BI) yang terus hadir di pasar," imbuhnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (20/12) ditutup melemah 10 poin (0,11%) ke level 9.070/9.090 per dolar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar